Angin berhembus menusuk kulit dengan hujan yang turun semakin deras membuat semua orang lebih memilih menghabiskan waktu dirumahnya sendiri. Namun hal itu tentu saja berbeda bagi seorang gadis yang kini duduk di kursi halte sepi seorang diri menatap sendu sepatu lusuh yang saat ini dirinya kenakan. Sepatu yang bahkan sudah ia pakai selama tiga tahun ini.
Ia sangat ingat jika sepatu ini adalah kado terakhir yang neneknya berikan padanya sebelum beliau meninggal dunia.
"Nenek aku merindukanmu." Lirihnya dengan suara bergetar
Kedua tangan mungil itu memeluk tubuhnya sendiri tanpa sadar air mata turun dari pelupuk matanya mengingat kembali kenangan bahagia yang telah ia lalui dengan sang nenek.
Kim Yoojung gadis cantik itu hanya bisa tersenyum getir mengingat semua kenangan bahagia itu. Hidupnya seperti tidak ada artinya setelah ia kehilangan nenek tepat setelah hari kelulusannya. Sedari kecil Yoojung hanya memiliki nenek dan sekarang neneknya telah pergi meninggalkannya.
"Nenek aku dipecat ditempat aku bekerja," Serunya pelan "Aku dituduh mencuri uang padahal aku sama sekali tidak mengambilnya. Mereka menuduhku tanpa bukti dan langsung memecatku tanpa mau mendengar apa yang aku katakan." Ujar Yoojung entah kepada siapa
"Apa karna kita ini miskin jadi mereka bisa seenaknya saja menuduh kita?"
Yoojung menatap lekat sepatunya ia masih mengingat dengan jelas kejadian dimana dirinya dipecat di restoran tempat ia bekerja karna salah satu rekan kerjanya menuduhnya mencuri. Padahal Yoojung tidak mengambil apapun hanya saja karna ia adalah karyawan baru ia langsung dipecat tanpa mau didengarkan.
Yoojung menghela nafas pelan nasibnya semakin memburuk setelah kematian sang nenek dimana Yoojung harus mati matian mencari uang untuk kelansungan hidup. Jika dulu ia bisa berjualan kue hasil pembuatan sang nenek tapi sekarang tidak lagi.
Ia menatap sekitar yang terlihat begitu sepi dengan hujan masih mengguyur bumi dengan begitu derasnya. Lagi dan lagi Yoojung hanya bisa menghela nafasnya merapatkan mantel yang ia pakai menutupi tubuh mungilnya yang sedikit kedinginan.
•••
Di sebuah bangunan tinggi terdapat seorang pria yang sedang bergumul panas dengan seorang wanita di ruangan kerjanya. Pria yang masih bersetelan jas lengkap hanya menurunkan sebagian celananya sebatas paha terlihat menggoyangkan pinggulnya menghentakkan kejantanannya masuk kedalam lubang milik si wanita yang penampilannya sudah berantakan tak karuan.
Jung Jaehyun pria tampan yang menjadi incaran no satu wanita di Korea itu sedang menunggangi salah satu wanitanya demi memuaskan hasrat seksual yang sudah lama tidak terpenuhi.
"Ahhh babe eunghh.."
Jaehyun melepaskan penisnya setelah berhasil meraih orgasmenya. Ia menatap sekilas wanita seksi yang kini sudah terkapar lemas diatas sofanya dengan mulut yang sedikit terbuka dengan tubuh atas yang sudah telanjang dan vagina lebar itu yang terpampang jelas.
Dada seksi dan penuh itu melambai lambai pada Jaehyun yang kini mengelap kejantanannya dengan tisu sebelum kembali memasukkan kedalam celananya.
"Sekarang pergilah." Ujarnya pelan dan kembali duduk diatas kursi kebesarannya
Pekerjaannya sangat banyak dan ia tidak bisa menunda lagi untuk itu, terlebih Jaehyun bukan pria yang suka membuang waktu hanya untuk urusan tidak penting. Terkecuali tadi jika ia memang sedang membutuhkan pelepasan untuk hasrat seksualnya yang tidak terduga.
Wanita cantik itu menatap kesal Jaehyun dan kembali memakai pakaiannya. Ia heran kenapa setelah sesi percintaan panas mereka Jaehyun selalu mengabaikannya. Ini bukan yang pertama mereka melakukan ini tapi selalu saja perlakuan seperti ini selalu ia dapatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hottest Boss & Innocent Girl
Fanfiction"Buka bajumu." "Tapi bos? Saya tidak kepanasan." "Kalau aku bilang buka berarti buka." ••• Jung Jaehyun pria tampan pemilik perusahaan terbesar di Korea Selatan, pria yang selama ini menyandang status sebagai cassanova wanita karna tingkahnya yang s...