Kedua anak adam ibu dan anak itu sudah telanjang bulat. Sang dominan yang merupakan anaknya sendiri itu memanjakan titik sensitif milik ibunya, ta ngan kirinya sedari tadi meremas remas dada milik Jaemin, mulutnya yang bekerja pada puting Jaemin. Jaemin bisa merasakan penis anaknya itu berada di sela sela selangkangannya, sesekali menggesek di penisnya. Jeno pun melepas mulutnya dan kini menatap ibunya itu, Jaemin yang sudah tak sadar jika itu anaknya pun menarik kepala Jeno dan mengajaknya untuk berciuman.Jeno menerima itu dengan baik, tangan kanannya sedikit mengocok penisnya pelan dan memposisikan didepan liang sang ibu. Jeno melepas tautan itu dan mulai melebarkan paha Jaemin, penis Jeno dengan perlahan masuk ke lubang dimana dulu ia lahir. Jaemin mencengkram kedua lengan Jeno, ia sudah lama tak bercinta dan sedikit sakit karena ini.
" Akhh son! " teriak Jaemin saat Jeno langsung menghentakkan penisnya lalu menggeram.
" Lubang janda emang nikmat. "
Jeno pun langsung manaruh kedua kaki Jaemin di kedua pundaknya, kedua tangannya memegang paha berisi sang ibu dan ia mulai memompa rudalnya dengan tempo yang teratur. Ternyata, Jaemin akan lebih cantik dan sexy jika seperti ini. Lemah dibawahnya.
" Ahh son, this so nggh fuckin goodhh. "
Jeno menyeringai mendengar pujian ibunya itu, ia menurunkan kaki sang ibu dan mulai mengalungkan kaki ibunya pada pinggangnya. Jeno memelankan ritmenya dan melihat Jaemin.
" Hebat aku apa Ayah? "
Sebelum Jaemin menjawab, Jeno sudah memulai aksinya lagi dan kini mulutnya bekerja untuk memanjakan puting ibunya yang mencuat itu. Puting merah kecoklatan itu sangat sangat menggoda. Yang dulunya ia menghisap ini karena mengeluarkan asi, kini ia menghisapnya karena sedang memuaskan ibunya.
Jeno menggeram saat penisnya terasa sangat menjepit disana. " Ahh, lubang mama enak banget. "
Jaemin yang awalnya tidak bisa tidur itu semakin tidak bisa tidur karena ulahnya, kini malah ia terlonjak lonjak akibat anaknya itu. Tangan Jaemin mengocok penisnya sendiri serasa benihnya akan datang kembali, mereka berdua pun mendesahkan nama satu sama lain. Jaemin dapat merasakan jika penis Jeno semakin membesar disana, tangannya mencoba untuk mendorong anaknya agar melepas penyatuan mereka.
Jeno yang sadar pun langsung melepaskan tautan itu dan mengocok penisnya dirasa akan keluar, ia keluar bersama dengan Jaemin. Cairan putih kental itu berada diatas perut Jaemin sangat banyak. Keduanya mengatur nafasnya, Jeno langsung bangkit dari sana dan mengambil tisu untuk membersihkan itu.
" Banjir banget. " ujar Jeno saat mengelap peju yang ada diatas ibunya itu. Kini Jaemin rasanya ingin tenggelam saja, bisa bisanya dia bercinta dengan anaknya?
Serasa Jeno sudah selesai, Jaemin langsung bangkit dan mengusir Jeno. Pipinya masih merona, dia malu sekarang. Tetapi tidak dapat dipungkiri jika anaknya itu ternyata lebih mengesankan dari Mark, ia jadi berfikir bahwa anaknya sudah melakukan sex bebas diluar sana. Saat Jeno sudah keluar kamar akhirnya ia membersihkan dirinya lalu tidur.
Setelah malam yang panas, akhirnya pagi telah tiba. Sinar matahari yang berusaha untuk menyelinap tirai kamar Jaemin itu mulai terlihat, kamar yang gelap berisikan satu orang itu mulai terang. Sepertinya nyenyak sekali tidur sang tuan rumah, apakah ia tak ingat jika ia punya anak yang harus ia urus? baiklah, mari kita tinggalkan sang tuan rumah dan beralih ke tuan muda rumah.
Jeno pagi ini sudah siap dengan pakain casualnya untuk pergi ke kampus, tak lupa ia membawa case airpodsnya. Ia pun menggendong tas berwarna hitam itu lalu keluar kamar, biasanya jika pagi ini sudah ada harum masakan namun pagi ini tidak ada harum masakan ibunya itu. Jeno pun turun kebawah dan terlihat sangat kosong disana, ia pun berjalan kearah dapur juga kosong. Oh astaga, Jeno baru mengingat sekarang, pastinya ibunya itu masih tidur sebab semalam.
Jeno tersenyum tipis mengingat semalam ia sudah berhasil membuat ibunya lemas itu, berhasil mewujudkan fantasi liarnya sedari kecil, dan berhasil memecahkan ekspetasinya. Ternyata itu semua lebih dari ekspetasinya, sepertinya memang betul apa kata orang, jika janda itu lebih menggoda, ibunya contohnya.
" Je, jangan tegang karena hanya memikirkan ibumu. " Jeno berujar kepada penisnya itu.
" Kenapa kita harus memiliki ibu sepertinya, Je? "
" Apakah semalam kita baru saja memggempur ibuku? "
" Oh astaga, Je. Bisa bisa aku tak fokus kuliah dan malah fokus ke wajah ibu kita semalam. "
Setelah berbicara dengan salah satu bagian tubuhnya itu, Jeno langsung melenggang pergi kearah kampus menggunakan motor kesayangannya.
Tak lupa ia mampir untuk ke supermarket membeli kopi cup hangat untuk memulai paginya itu.Kini jam sudah menunjukkan jam 10 pagi. Seorang pria manis berumur 41 itu kini membuka matanya, menyamakan pandangannya itu yang masih buram. Matanya kini melihat jam dinding yang terpasang diatas pintu kamar mandi itu, matanya melotot seketika. Jaemin pun langsung bangkit walaupun selangkangannya sedikit sakit sekarang, ia keluar kamar dan langsung menuju kamar Jeno.
" Jeno? " Kosong. Kamar itu kosong dan berantakan.
Jaemin menghela nafasnya, pasti anaknya itu tadi tidak sarapan. Jaemin pun melangkah masuk kedalam kamar anaknya dan mulai mematikan ac yang Jeno nyalakan dan mulai membereskan kamar anaknya itu. Setelah selesai ia keluar dengan beberapa gelas yang selalu Jeno lupa membawanya, terkadang ia kesal saat gelas di dapur mulai habis, lalu Jeno dengan santainya akan datang dengan banyaknya gelas.
Jaemin pun mulai turun dan melakukan aktivitasnya yang sudah telat itu, pertama tama ia akan mencuci piring. Saat ditengah tengah kegiatannya itu, ada suara bel rumah yang terdengar. Jaemin pun mengbilas tangannya dan langsung menuju kearah pintu itu lalu membukanya. Ada Mark disana dengan Haechan. Jaemin pun tersenyum.
" Iya? " tanya Jaemin.
" Sorry Jaem, Jeno ada? " tanya Mark.
Jaemin menggeleng. " Gaada, anaknya udah berangkat kuliah. "
Jaemin bisa melihat jika Haechan tak ingin menatapnya, perut Haechan pun sudah terlihat buncitnya. Jaemin tersenyum getir melihat itu. Jaemin tak lagi menyebut Mark dengan sebuatan ' Mas ' lagi, ia sudah canggung untuk itu.
" Ah okedeh, ntar aku bilang sendiri aja sama anaknya. "
" Kenapa? " tanya Jaemin penasaran.
Mark menggaruk tengkuknya yang tak gatal itu, ia sedikit malu mengatakan ini walaupun Jeno adalah anaknya sendiri.
" Haechan ngidam ingin bertemu dengan Jeno, dan kami berniat untuk mengajak Jeno untuk makan bersama, mungkin. "" Oh iya, boleh ajasih. Nanti aku bilangin ke Jeno ya, biar Jeno langsung kerumahmu atau kamu bilang sendiri aja sama Jeno. "
Mark sedikit rindu kepada mantan istrinya itu, kenapa Jaemin malah bertambah cantik sekarang? dan kulitnya juga semakin bersih, tak terlihat jika ia kini berumur 41 tahun.
" Thanks ya, Jaem. Ntar aku bilang sendiri aja sama Jeno. "
Jaemin mengangguk dan tersenyum. Ia bisa melihat jika Mark dan Haechan sudah pergi darisana, Jaemin pun tersenyum tipis melihat itu. Walaupun hatinya sedikit sakit, tetapi ia mempunyai Jeno sebagai alasan dia bertahan. Bahkan saat anak itu dipaksa oleh neneknya, ibu Mark. Untuk ikut ke Mark, anak itu menolak dengan mentah dan memilih untuk ikut bersamanya.
Anaknya itu sudah berubah sekali, padahal saat kecil ia suka sekali dipanggil dengan sebuatan ' nono ' kini jika ia memanggil seperti itu, Jeno akan marah. Katanya itu nama yang menggelikan.
Lucu sekali pacar kita semua.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mother - Nomin | END. [REVISI]
FantasyA nomin mature fanfiction. Tentang keluarga Lee dengan sang ayah bernama Mark Lee dan ibu bernama Lee Jaemin serta anak lelaki mereka bernama Lee Jeno. Sejak kecil, Jeno kerap ditinggal oleh ayahnya membuatnya sangat dekat dengan ibunya, baginya ib...