Tidak bisa tidur, adalah hal yang dialami oleh Jaemin sekarang. Menatap ranjang anaknya yang anaknya sudah terlelap disana dan ada bunyi dentingan jam dinding begitu nyaring, Jaemin membelakangi Jeno posisinya dan Jaemin yakin jika Jeno sudah tidur sekarang karena pria itu pasti lelah. Jaemin melirik kearah Jeno yang membelakanginya juga, ia pun membalikkan badannya dan menatap punggung Jeno. Jeno tidak mau mendengar penjelasannya dahulu, tetapi pria itu tetap tidur bersamanya walaupun ini seperti tidak biasanya.Saat ingin menangis kembali, Jaemin menahan itu dan bangkit. Jaemin berjalan untuk keluar kamar, ia ingin minum, suaranya sangat serak. Menuruni tangga itu satu persatu hingga sampai di dapur, dengan masih tatapan yang kosong, Jaemin menuangkan air putih dingin untuk menyegarkan tenggorokannya. Jaemin melangkah ke area belakang rumah dan duduk di pinggiran kolam dengan segelas air yang sudah ia bawa tadi.
" Hiks. " sudah sering sekali merasakan ini, namun kenapa rasanya masih sakit sekali?
Menghapus lelehan air matanya menggunakan tangan kanannya dan menatap air kolam yang mengalir dengan tenang disana, Jaemin menggeleng pelan menandakan untuk jangan melakukan ini. Bukankah Jaemin sudah berusaha untuk menjelaskan? namun Jeno tak ingin mendengarkannya, Jaemin sudah lelah. Biarkan saja seperti ini sampai Jeno sendiri yang mengajaknya mengobrol, ia juga sudah lelah jika harus memulai duluan.
---
Jaemin tak tidur, pria manis itu melakukan sesuatu sampai pagi tiba. Walaupun ia dan Jeno sedang tidak didalam hubungan yang baik, Jaemin tetap melayani pria itu dari menyiapkan pakaian kerjanya sampai kopi di pagi hari tanpa mengeluarkan suara satupun. Kini, Jaemin sedang mengajak Jisung untuk bermain puzzle yang dibeli beberapa hari yang lalu.
Lirikan tipis Jaemin berikan saat Jeno mulai turun dan menuju dapur untuk meminum kopi yang sudah ia buatkan. Mereka berdua benar benar tak mengeluarkan satu kata pun, Jaemin maupun Jeno sepertinya tak ada niatan untuk memulai duluan. Selesai meminum kopinya, Jeno berjalan dan menatap Jaemin yang duduk diatas karpet dengan membelakanginya. Pria manis itu bermain puzzle dengan anaknya, Jisung duduk diatas sofa dan Jaemin yang duduk di karpet.
Rasa kesal masih sangat ada di dalam hati Jeno, ia tidak mau memulai duluan untuk berbaikan. Jeno pun berjalan saja terus sampai ia keluar rumah tanpa berpamitan dengan Jaemin, kepala Jaemin ia telusupkan diatas sofa itu.
" Ugh! " ucap Jisung dengan menunjukkan puzzle yang ia pasang, seakan tau apa yang ibunya rasakan, pria kecil itu mencoba menghibur.
Jaemin tersenyum. " Mama gapapa sayang. " Jaemin mengelus kepala Jisung dengan penuh sayang.
Jisung mengambil salah satu puzzle itu lalu menempelkan puzzle itu ke pipi Jaemin. Jaemin yang gemas pun langsung mencium pipi anaknya dengan penuh kasih sayang, harum sekali karena anak itu sudah mandi tadi pagi sebab anaknya mengompol.
" Mau main ke taman ga? " tawar Jaemin yang sudah tau pasti tidak akan dijawab oleh Jisung, tetapi ia tetap menanyakan itu. Tak menjawab pertanyaan sang ibu, Jisung malah langsung menempeli puzzle itu ke pipi Jaemin.
Merasa gemas, Jaemin langsung bangkit dan mengangkat Jisung tinggi tinggi dan mencium pipi putih gembil milik anaknya. Jaemin pun berjalan menuju kamar untuk mengambil tas miliknya untuk membawa botol susu Jisung karena ia ingin mengajak anaknya ke taman, taman tak akan ramai di hari biasa jadi ia ingin disana sembari menenangkan pikirannya.
Seperti dugaan, taman pagi ini tak ramai hanya ada beberapa orang yang sedang bersantai maupun jogging. Jaemin berjalan ke air mancur yang ada disana yang berisi beberapa ikan yang berenang renang. Jisung memasang wajah kaget saat ada makhluk yang berenang di air itu, lalu bereaksi takut saat Jaemin dengan sengaja memasukkan tangan kecil itu untuk memegang ikan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mother - Nomin | END. [REVISI]
FantasyA nomin mature fanfiction. Tentang keluarga Lee dengan sang ayah bernama Mark Lee dan ibu bernama Lee Jaemin serta anak lelaki mereka bernama Lee Jeno. Sejak kecil, Jeno kerap ditinggal oleh ayahnya membuatnya sangat dekat dengan ibunya, baginya ib...