" Hati hati, jangan ngebut ya. " ujar Jaemin memperingati anaknya yang sudah siap itu.Pagi hari ini, tepatnya jam 8 pagi. Jeno sudah siap dengan pakaiannya dan Jaemin yang masih menggunakan piyama satinnya. Jaemin sedang menunggu Jeno agar anak itu cepat berangkat.
" Iya sayangku. "
Jeno tersenyum, ia mengambil helm full facenya di meja dan menghampiri ibunya lagi. Wajahnya sedikit menunduk dan mengecup bibir serta kening Jaemin.
" Aku berangkat ya. "
Jaemin mengangguk. " Hati hati, jangan pulang malem malem. "
Jeno mengacungkan jempolnya dan ia berjalan kearah motornya. Menghidupkan motor itu dan sedikit menggebernya menandakan bahwa motor itu sudah siap. Jeno pun membuka membuka half kaca itu dan melambaikan tangannya ke pria manisnya.
Dengan alaynya ia menggerakan tangannya seperti mau kiss bye. " I love you, babe. " Jaemin terkekeh. " See you, pretty. "
Jaemin tersenyum dan mengangguk, setelahnya Jeno berangkat ke kampus dan menghilang dari pandangannya. Jaemin pun menggelengkan kepalanya lalu masuk ke rumahnya lagi. Sepertinya ia hari ini akan membersihkan rumah ini, sudah sangat kotor.
Jaemin pun langsung mulai mencuci pakaian miliknya dan putranya, ia memasukkan dua keranjang itu kedalam mesin cuci. Sembari menunggu, ia membersihkan taman belakang dan memotong daun daun yang sudah layu di pohon miliknya. Setelahnya ia akan menjemur dan melakukan aktivitas lainnya.
-
Jeno melihat dosen yang sedang menjelaskan didepan sana, kacamata bertengger di hidungnya. Ia mengetuk ketuk bolpennya ke keningnya, ia sangat pusing sekarang. Sungguh tak mengerti apa yang dibahas sekarang, entah apa yang dipikirkannya sampai ia tak bisa memahami penjelasan tersebut.
" Lo ngerti ga? " ujar teman sebangkunya bernama Sungchan.
" Kaga. " jawab Jeno dengan jujur. Memang iya, bukan?
Sungchan pun menghela nafasnya, ia mencoba memahami apa yang dijelaskan dosen didepannya ini. Sebenarnya tempat duduk mereka lumayan berada di belakang, jadi cukup susah memahami. Tapi tak apa, mereka bisa tiduran.
Tapi tidak untuk Jeno, walaupun Jeno begitu. Jeno tak pernah sesekali tertidur saat kelas dimulai, anak itu cukup pandai sebetulnya. Hanya saja sedikit bodoh.
Akhirnya, kelas hari itu sudah selesai. Jeno menutup bukunya dan merenggangkan badannya, ia melihat jam pada handphonenya. Jam menunjukkan pukul 12 siang, ia pun langsung membereskan dan memasukkan semuanya kedalam tas miliknya.
Renjun hari ini tidak masuk, entah apa yang membuat pria itu tidak masuk, Jeno juga tidak tau. Mereka terakhir berkomunikasi 2 hari yang lalu dan nomor milik Renjun tak aktif. Renjun dan Jeno hampir setiap hari chattan, tetapi sudah 2 hari ini mereka tidak berkomunikasi.
Jeno kini berjalan menuju ke ruangan dimana rapat diadakan, Jeno duduk di sebelah wanita bernama Karina. Wanita berambut biru itu sudah hadir disana dengan beberapa orang lainnya.
" Udah selesai kelas? " tanya Karina. Mereka beda jurusan.
" Udah. "
Karina mengangguk, ia pun kembali dengan aktivitasnya. Jeno sendiri membuka handphonenya dan ia tersenyum, ia sedang chattan dengan Jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mother - Nomin | END. [REVISI]
FantasyA nomin mature fanfiction. Tentang keluarga Lee dengan sang ayah bernama Mark Lee dan ibu bernama Lee Jaemin serta anak lelaki mereka bernama Lee Jeno. Sejak kecil, Jeno kerap ditinggal oleh ayahnya membuatnya sangat dekat dengan ibunya, baginya ib...