14.

18.2K 1.2K 127
                                        

Karena hari ini Jeno tak memiliki kelas untuk ia hadiri, ia ingin tiduran sepanjang hari tanpa gangguan. Jeno yang sudah bangun itu baru tersadar jika ia sudah berada dirumahnya, ia pun merenggangkan badannya agar tidak kaku dan terjadi keram. Ia pun duduk dipinggiran kasur itu, membuka handphonenya dan ada chat dari sang ayah.

Setelah membalas pesan dari ayahnya itu, Jeno langsung bergegas masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan bersiap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah membalas pesan dari ayahnya itu, Jeno langsung bergegas masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan bersiap. Ia hanya menggunakan hoodie berwarna hitam dan celana pendek saja, bodo amat ayahnya akan membawanya kemana.

Saat ia kebawah, ia sudah mencium harum masakan dari ibunya. Dari arah tangga, ia bisa lihat ada Jaemin yang memasak disana. Jeno pun menghampiri Jaemin dan duduk di kursi meja makan itu. Jaemin menoleh dan tersenyum.

" Udah rapi banget, ada kelas pagi? " tanya Jaemin seraya tangannya bergerak aktif diatas kompor.

" Engga, mau pergi sama papa. "

" Oh, sama mama juga berarti? "

" Tante Haechan. " Jeno membenarkan kalimat ibunya. Ia sedikit tak suka jika harus memanggil ibu tirinya dengan sebutan itu, menggelikan.

Jaemin tersenyum, ia menimpali dengan kata kata. " Kamu gapapa kok manggil dia mama, mama ga keberatan. "

" Makasih, tapi mama aku cuman satu. "

Jaemin tak lagi membalas ucapan Jeno, ia fokus dalam memasak. Ia menyajikan sepiring berisi makanan itu ke hadapan anaknya, Jeno menerima itu dengan baik. Jaemin pun ikut makan bersama, tetapi nanti. Ia takut jika Jeno tak nyaman jika makan bersamanya, ia pun segera pergi darisana dan ingin kebelakang.

Jeno mencekal tangan Jaemin saat pria manis itu ingin pergi dari hadapannya. " Mau kemana? ga makan? "

" Nanti aja, kamu duluan. "

Jeno menggeleng dan menyuruh Jaemin untuk duduk di hadapannya. " Makan, Jeno pengen lihat mama. Habis ini Jeno pergi, Jeno mau lihat mama yang lama. "

Keduanya hening. Jaemin yang berdehem untuk menetralkan hatinya itu dan Jeno yang merutuki perkataannya barusan. Efek rindu kepada pria manis itu membuatnya salah tingkah. Jeno pun kembali duduk dan melanjutkan makan itu berdua tanpa obrolan. Sesekali memang Jeno melihat ibunya itu, ia tak berbohong untuk ingin melihat ibunya yang lama, ia rindu.

Tak lama setelah itu, merekan pun telah selesai dengan kegiatan mereka. Jaemin sedang membereskan piring piring yang kotor dan memasukkan ke wastafel, ia akan mencucinya nanti. Jaemin ingin pergi keruang tengah, tetapi Jeno menahan tangannya yang Jeno berada disamping meja itu. Ia menarik ibunya lalu Jeno mendudukkan Jaemin ke meja makan itu.

Keduanya diam, Jeno merapatkan jarak mereka, tangannya bertumpu pada pinggiran meja.

" Kenapa? " tanya Jaemin dengan tenang walaupun ia juga kaget.

" Pengen aja. " bohong Jeno.

Setelah mengucapkan itu, Jeno langsung memajukan wajahnya untuk mengecup bibir pria manis itu. Kecupan demi kecupan Jaemin dapati setelah mereka saling diam, Jaemin yang tak mengerti dengan keadaan ini pun hanya diam. Kakinya bergelantungan, tangan kanannya ia bawa untuk memegang pipi pria berusia 19 tahun itu.

Mother - Nomin | END. [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang