37.

8K 581 32
                                    


Tanpa babibu lagi, Jeno langsung bangkit dan menarik tangan perempuan itu untuk keluar dari kedai dan ia bawa sedikit jauh dari kedai. Jaemin yang melihat itu hanya mengerutkan keningnya, tak tau siapa perempuan itu. Jeno menghempaskan cekalannya dengan kasar pada tangan perempuan itu.

Naeun.

" Wah, pak Jeno sudah punya anak ya? terus tadi siapa pak? kok mirip Tuan muda Jaemin ya? " curiga Naeun dengan seringaian.

Jeno menatap tajam kearah Naeun. " Pergi, ngapain kamu disini? " tajamnya.

" Loh? ini tempat umum pak, terserah aku dong mau kemana. Lagian, tadi ga sengaja lihat pak Jeno eh ternyata beneran pak Jeno. "

" Jauh jauh jangan dekat saya. "

Naeun menyeringai kecil, seakan ia sedang melakukan sebuah rencana. " Anak kecil tadi anak bapak ya? mana istrinya? kok gaada pak? Soalnya, Tuan muda Jaemin sudah tidak bersuami. "

" Oh . . atau jangan jangan — "

Jeno menggeram. " Cukup Naeun, silahkan pergi dan jangan menampakkan diri didepan saya dan mama saya. "

" Itu anak pak Jeno dengan Tuan muda Jaemin ya? "

" Naeun. " peringat Jeno. Naeun pun terkekeh remeh, dan menutup mulutnya dengan anggun. " Oh astaga, ternyata bapak menyukai ibu bapak sendiri. "

" Kamu jika tidak tau, tidak usah memiliki pemikiran sendiri. "

Naeun berekspresi sedih. " Ah . . begitu ya. Baiklah, aku bisa tanya ke pak direktur Doyoung. " ucap Naeun yang langsung tersenyum genit ke Jeno dan ingin pergi dari sana sebelum Jeno mencekal tangan Naeun.

" Jangan beraninya kau, Naeun. "

Naeun menoleh lagi. " Kenapa panik pak? katanya bukan? "

Ingin rasanya Jeno memukul wanita yang ada didepannya ini sekarang juga. Jeno pun menghela nafasnya. " Oke oke, itu anakku dan mama saya. " Jeno mendekat ke Naeun dan menatap wanita itu.

" Jangan bilang ke pak direktur. "

Naeun sumringah seketika. " Ah, itu gampang pak. Tapi dengan satu syarat. "

---

Jeno telah kembali dimana kekasih serta anaknya berada, emosinya kini berada diatas tanduk namun ia harus bisa mendinginkannya karena tidak ingin merusak liburan kali ini. Jeno pun duduk kembali dan Jaemin serta Jisung ternyata sudah selesai.

" Loh udah? " tanya Jeno. Jaemin hanya mengangguk seraya membersihkan tangan serta mulut Jisung menggunakan tisu basah.

" Tadi siapa? " tanya Jaemin.

Jeno menggeleng. " Orang gila. "

Jaemin menatap sinis lalu berdecak. " Jangan dibiasain ceplas ceplos, depan anak juga. " marah Jaemin.

Jeno menyengir merasa dimarahi oleh Jaemin ia pun bangkit dan menggendong Jisung kembali. " Iya sayangku, aku bakal inget si gendut terus nih. "

Jaemin menggeleng pelan dan membawa barang mereka kembali dan melanjutkan berkeliling di festival itu, karena cuaca semakin panas. Jaemin memakaikan sebuah sunblock stick ke wajah serta tangan Jeno dan dirinya, jika Jisung ia hanya memakaikan sebuah topi saja. Jaemin pun memakai topi berwarna hitam dan mereka berkeliling kembali bersama, tidak lupa untuk menepati omongannya tadi, Jaemin membeli alat gelembung untuk Jisung.

Anak itu terlihat sangat bahagia sekarang ini, kedua orang tuanya pun senang jika anaknya bahagia berada diluar sini. Tak lupa, mereka mengambil foto bersama untuk dijadikan kenangan bersama walau dulu terakhir liburan saat si kecil masih di perut, kini si kecil sudah besar.

Mother - Nomin | END. [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang