03.

23.6K 1.6K 219
                                    


" Mama cantik banget. " puji Jeno yang sedari tadi menatap mamanya yang memakan kue itu.

Jaemin tersedak dibuatnya, sialan, anaknya itu bisa saja membuat dia merona. Jeno pun mengasih Jaemin minum. Jaemin langsung menerima itu dan meminumnya dengan perlahan, meredakan rasa sakit pada tenggorokannya.

" Papa bodoh banget, selingkuh sama orang gendut gitu. "

Jaemin terkekeh. " Mungkin papa udah bosen sama mama, Jeno. Kamu gaboleh ngejek gitu ih. " Jaemin peringati anaknya.

" Jeno ga bosen tuh sama mama. "

" Ya kan beda konteks, sayang. "

Jeno tersenyum mendengar panggilan itu keluar dari mulut Jaemin. Ia menatap mamanya itu dengan intens, melihat setiap jengkal wajah, badan, dan rambutnya. Mamanya ini sudah masuk kepala 4, tapi wajahnya seperti berumur 15 tahun. Benar benar cantik. Terkadang Jeno sampai lupa jika didepannya ini adalah ibunya, yang melahirkannya.

Semalam, ia ber-onani dengan fantasy Jaemin mengulum penisnya. Dia pernah memergoki ibunya bermain dengan Ayahnya, sial sekali saat itu Jaemin dan Mark bermain dengan posisi UOT uke on top. Ia bisa lihat dengan jelas wajah horny milik ibunya itu. Ia yang awalnya ingin mengasih tau Ayahnya bahwa ia besok sekolah itu malah memergoki mereka sedang bermain.

Ia kerap melihat ibunya dari jauh, saat ibunya memasak itu adalah part paling ia suka. Apalagi jika ibunya itu sedang menggunakan celana pendek ataupun piyama yang tipis, lekukan tubuhnya sangat menggairahkan. Betapa bodohnya ia menyukai bahkan mencintai ibunya sendiri.

Malam sudah tiba, kini Jeno sedang berada didepan komputernya mengerjakan proposal. Tak lama ia mendengar teriakan Jaemin dari bawah, Jeno pun menatap pintu kamarnya lalu bangkit.

" Jeno! "

Tanpa menjawab, Jeno segera keluar kamar dan mengunjungi ibunya itu. Dan, Jeno terpaku seketika.

Ibunya menggunakan hotpants dan sedang menungging untuk membenarkan keran wastafel yang rusak, bongkahan pantat milik Jaemin itu sedikit terlihat. Jeno menggeram pelan dan menghampiri Jaemin. Merasa sudah merasakan kehadiran Jeno, kini Jaemin berdiri dan membiarkan anaknya membenarkan itu. Jeno yang melihat isyarat itu langsung berjalan dan mulai membenarkan keran yang kerap sekali rusak dan menyusahkan ibunya, menyebalkan.

" Akh! " air menciprat tubuhnya cukup banyak. Kaos hitam itu sudah basah, Jeno menatap sebal kaosnya dan membuka kaos itu lalu ia buang.

" Heh! nanti masuk angin. " kaget Jaemin melihat anaknya yang hal naked dan terlihat perut 8 kotak milik putranya. " Bentar ma. " ujar Jeno yang membenarkan disana.

Jeno masih fokus untuk membenarkan keran itu, sampai ia cek lagi bahwa tidak ada lagi kebocoran ia pun mencoba itu. Dan ia menoleh kearah ibunya dan tersenyum, keran sudah benar lagi. Jaemin pun mendekat. Dengan santainya ia memegang perut Jeno yang basah itu, jeno sedikit kaget dengan pergerakan ibunya itu. Ia menetralkan mimik wajahnya agar terlihat santai.

" Punya mama kok gaada kaya gini. " keluh Jaemin yang masih meraba perut Jeno tangannya merambat ke perut hingga dada Jeno.

Jeno pun mengikis jarak mereka, Jeno menempelkan tubuh Jaemin pada wastafel itu. Tangannya ia tumpukan pada wastafel itu, mengunci pergerakan ibunya. Ia memajukan wajahnya. Melihat manik mata yang gelam dan begitu cantik disana, Jeno semakin memajukan wajahnya.

" J-jeno. . " Jaemin memundurkan wajahnya saat Jeno semakin memajukan.

" Ya, ma? " Jaemin menelan ludahnya saat mendengar suara berat milik anaknya itu.

Jaemin bisa merasakan tangan Jeno mulai memegang pinggangnya. Jeno memajukan wajahnya dan mulai mengecup bibir tipis itu, Jaemin kaget. Awalnya hanya kecupan, kini kecupan itu sudah berubah menjadi lumatan yang sangat dalam. Keduanya terlena oleh ciuman yang memabukkan itu, sudah melupakan status mereka.

" Ahh "

Desah Jaemin saat Jeno memperdalam ciuman mereka dan menggigit bibir bawahnya. Ciuman itu didominasi oleh Jeno, anaknya itu terlihat sangat bernafsu. Tangan Jeno mulai masuk kedalam baju milik Jaemin, ia elus punggung serta pinggang ibunya itu. Jaemin sudah mengalungkan tangannya ke leher Jeno. Ciuman Jeno kini beralih ke leher Jaemin, ia kecup dan gigit leher putih itu. Jaemin pun memberikan akses untuk Jeno. Memberikan beberapa kissmark yang terlihat cukup jelas karena leher Jaemin yang mulus.

" Mmh Jenoh, udahh "

Jaemin menarik kecil rambut Jeno, lubangnya kini sudah sangat terangsang. Jeno masih menjilat, mengecup, dan menggigit lehernya. Itu adalah titik sensitifnya, ia menikmati kegiatan yang sudah lama ia lakukan.

" Jenohh ngh ini mamahh. " Jaemin mencoba untuk memberhentikan anaknya itu.

Berhasil. Kini Jeno menatap Jaemin tetapi tangannya masih berada pinggang mamanya itu. Jaemin pun menaruh tangannya di bahu Jeno, menetralkan hatinya yang sedikit gusar.

" Maaf. " ucap Jeno seraya melepaskan tangannya dari pinggang Jaemin. Ia pun memberi jarak antar mereka, ia bisa melihat Jaemin masih mengatur nafasnya dan menunduk, sedikit gemas.

Ia pun menghindar dari Jaemin dan mengambil kaosnya lagi, ia menatap juniornya, sudah mengembang. Jeno pun meninggalkan mamanya tanpa sepatah kata pun.

" J-Jeno. " cicit Jaemin, ia menoleh dan Jaemin berjalan kearahnya pelan.

" Mama . . mama bisa bantu Jeno. "

Suara Jaemin sangat pelan tetapi Jeno masih bisa menangkapnya dengan jelas. Ia pun mengikuti arah pandangan mata mamanya, ke penisnya. Sejujurnya ia sangat malu sekarang. Bagaimana bisa ia ereksi dengan ibunya sendiri? tetapi suruh siapa yang menggoda duluan?

" Gausah ma, gapapa kok. " dusta.

Jaemin mendongak menatap Jeno, matanya seperti anak anjing kelaparan.

" Tapi mama mau ngulum punya Jeno. "

Ia bisa lihat bahwa ibunya itu mulai berlutut dan sudah didepan penisnya, ia masih menolak tetapi Jaemin sudah melucutkan celananya. Penisnya yang setengah tegak itu sudah dipegang oleh ibunya.

" Ahh ma. " pekik Jeno saat penisnya mulai diurut perlahan.

Tangan lentik Jaemin dengan lihai membelai kejantanan milik anaknya itu dengan sensual, ia mulai memasukkan penis besar itu kedalan mulutnya. Terasa sangat penuh, ia pun mengemut kepala penis milik Jeno dengan cara menghisap. Melakukan kegiatan yang pernah ia lakukan dulu bersama suaminya dan ini adalah salah satu adegan yang ia rindukan selama ini, memanjakan penis orang lain.

" Ahh fuckh, mah stop. "

Jeno dapat melihat jika mamanya itu mengemut miliknya dengan sangat lihai, ia semakin mengeras saat wajah Jaemin begitu horny. Tangannya yang awalnya mengusap kepala Jaemin itu kini berubah menjadi rematan, ia mulai memaju mundurkan pinggulnya perlahan.

Jeno mendongak seraya memaju mundurkan pinggulnya, penisnya serasa dipijat terkadang ngilu karena terkena gigi Jaemin.

" Like that, mom. "

Jaemin semakin gencar untuk memanjakan milik Jeno itu, ternyata milik Jeno lebih besar daripada milik Mark. Tangan Jaemin pun memegang paha Jeno, ia membelai. Air matanya mulai menetes karena penis Jeno sampai di tenggorokannya. Mulutnya mulai kebas, gerakan Jeno juga semakin brutal.

" Ngh ahh closerhh mom. "

Mendengar perkataan anaknya itu ia semakin memanjakan penis Jeno, tak lama ia merasakan penis Jeno semakin membesar menandakan bahwa anak itu akan keluar. Ia pun dapat merasakan ada air asin mengalir dimulutnya. Jeno menghentakkan pelan saat benihnya sudah keluar, ia menunduk melihat Jaemin. Ia pun mengeluarkan penisnya yang masih sedikit tegang. Ia bisa melihat benihnya ada yang merembes keluar dari mulut mamanya, ia pun menyuruh Jaemin bangkit dan melumat bibir mamanya itu. Benih Jeno mereka buat mainan disana. Jaemin menyudahi ciuman itu dan menelan sperma Jeno. Jeno menaikkan lagi celananya.

" Mama mau Jeno bantu juga? "

Mother - Nomin | END. [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang