Hari hari pun mereka lalui bersama, hubungan antara ibu dan anak itu masih belum jelas. Walaupun mereka sering kali skinship, seperti cuddle, berpelukan, berciuman, sampai bercinta. Semua dilakukan tanpa memandang status mereka yang sebenarnya. Kedekatan itu membuat sang submissive bingung, di satu sisi ia sudah menaruh hati kepada anaknya sendiri di satu sisi ia masih berada di status sebagai ibunya.Jeno sudah memberanikan diri untuk came out kepada ibunya bahwa ia menyukai ibunya dan menginginkan status yang lebih. Namun jawaban yang sama selalu ia dapatkan. " Kita jalani aja dulu. " kata sang Ibu.
Kini mereka sedang tiduran diatas kasur milik Jaemin, sudah beberapa hari ini mereka tidur berdua. Jaemin memeluk Jeno dengan kepalanya yang ia taruh disamping rahang sang dominant.
" Kamu ga kuliah? " tanya Jaemin yang melihat Jeno masih memejamkan matanya.
" Bolos. "
" Ga! sana masuk. Mama kuliahin mahal mahal malah bolos. "
Walaupun begitu, Jaemin masih saja menyebut dirinya sendiri sebagai 'Mama' Jeno sudah melarang itu agar hubungan mereka ada tahap baru. Namun sepertinya Jaemin masih enggan.
" Orang kuliah aku yang bayar Ayah. "
Jaemin melepaskan pelukan itu, ia sedikit menjauh dari anaknya itu. " Aku suruh ayah kamu buat cabut aja. "
" Jangan dong, mama mau anaknya ga dapet gelar apa apa? "
" Ya sana kuliah. "
Jeno berdecak, ia pun bangkit dari kasur itu dan pergi untuk kearah kamarnya. Jaemin terkikik melihat itu, sedikit kasihan namun nanti Jeno menjadi kebiasaan. Jaemin pun ikut keluar dari kamarnya untuk kebawah. Jaemin duduk di salah satu sofa disana, ia pun menyalakan televisi itu agar ada tontonan yang dapat ia lihat.
Tak lama setelah itu, Jeno turun dengan kaos oblong, jeans, dan jaket kulit berwarna hitam. Jeno mendekati Jaemin dan menunduk untuk mengecup kening Jaemin. Ia mengambil tangan sang ibu untuk ia cium.
" Aku berangkat dulu, hati hati dirumah. Kalau ada apa apa bisa telfon aku, oke? "
Jaemin tersenyum " Semangat, sayang. "
Panggilan itu sudah berbeda arti sekarang, Jeno pun tersenyum dan mengecup bibir Jaemin pelan. " Love you, darl. Nanti aku bawain makanan. "
Jaemin mengangguk. " Yang banyak. "
" Love you-nya ga dibales? "
" Love you, Jeno. "
" I nya mana? "
" Kamu juga ga pakai? " heran Jaemin.
" I love you, honey. " ulang Jeno membenarkan perkataannya.
" I love you to. "
Jaemin mengucapkan itu dengan malu malu, Jeno pun tersenyum memaklumi itu. Ini sudah berada di tahap yang bagus, bukan? Jeno pun akhirnya berangkat dan meninggalkan Jaemin yang melanjutkan acara menontonnya.
-
Jeno kini tengah berdiri berjajar rapi dengan teman temannya yang berada disana juga. Kating pemimpin yang berada didepan mereka itu sedang memberikan arahan untuk semua panitia bekerja, mulai dari melepas stand, memasukkan stand, dan membersihkan sampah sampah yang ada.
Jeno bagian untuk melepas stand yang dirakit itu, ia bersama salah satu temannya bernama Shotaro untuk melepas itu. Pria jepang itu sedari tadi mengajak Jeno mengobrol agar mereka berdua tak terlalu kering. Jeno membalas itu hanya dengan deheman ataupun sesukanya, ia kurang dekat dengan Shotaro menjadikannya kurang nyaman. Jeno berada di kampus pun sampai sore menjelang malam tiba, dia cukup lama disana karena harus rapat dahulu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mother - Nomin | END. [REVISI]
FantasyA nomin mature fanfiction. Tentang keluarga Lee dengan sang ayah bernama Mark Lee dan ibu bernama Lee Jaemin serta anak lelaki mereka bernama Lee Jeno. Sejak kecil, Jeno kerap ditinggal oleh ayahnya membuatnya sangat dekat dengan ibunya, baginya ib...