19.

14.1K 913 156
                                    

Ini adalah hari keempat mereka berlibur, sudah banyak yang mereka lalui bersama. Kini Jaemin dan Jeno sedang berada di sebuah tempat makan, tetapi tak hanya mereka berdua saja. Kini ada Taeyong dan Jaehyun serta anak kedua mereka sekarang.

" Aku gatau sih Haechan yang mana, cuman kayanya nih ya, Mark bakal nyesel cerain kamu. Kamu kurang apa coba? mana sampe hamil duluan gitu. " cibir Taeyong saat mendengar cerita Jaemin.

Jaemin terkekeh. " Salahnya sih kak, kalau dia mau nyesel juga aku ga peduli. "

" Iya, kamu juga udah punya pacar. Pacar kamu agak mirip juga sama kamu. "

Jaemin tersenyum kaku, sedangkan Jeno sudah pergi dengan anak Taeyong. Anak Taeyong ternyata suka dengan Jeno, jadinya mereka pergi bermain sekarang.

" Tapi kamu sempet punya anak kan sama, Mark? "

" Punya kok, kak. "

Taeyong antusias. " Mana? apa ikut sama Mark? udah gede ya berarti dia? seumuran sama anak pertama kakak. "

" 19 tahun, anak kakak berapa? "

" Oh, anak aku umurnya 22 tahun. "

" Udah kerja berarti ya, kak? " tanya Jaemin seraya menatap Taeyong.

" Engga kok, lanjut s2 dia. "

Jaemin hanya mengangguk sebagai jawaban, makanan yang mereka pesan juga sudah habis tak tersisa. Kini di meja makan itu hanya ada Taeyong dan Jaemin saja, para dominant sedang bersama mengajak si kecil.

Tak lama setelahnya ada anak kecil yang memanggil Taeyong. " Mommy! "

Taeyong menoleh dan melihat anaknya membawa sebuah kalung itu, Taeyong tersenyum dan merentangkan tangannya. Anak Taeyong bernama Jena itu tersenyum memamerkan kalung itu.

Setelahnya, mereka hanya mengobrol santai sampai malam tiba. Banyak sekali yang mereka obrolkan dan tak ada rasa bosan disana sampai Jaemin merasa tak enak badan yang meminta pulang.

-

" Masih sakit? pulang besok aja ya? " tanya Jeno sambil memijat tengkuk Jaemin.

" Pusing banget. "

" Aku beliin obat dulu, ya? "

Jaemin menggeleng sembari memejamkan matanya. " Temenin. "

" Boboan aja sini, aku peluk. "

Jaemin mengangguk dan langsung tiduran disana dengan lengan Jeno sebagai bantalnya. Ia menenggelamkan wajahnya di dada Jeno, dan Jeno yang masih setia mengelus punggung Jaemin dan ada sedikit pijatan disana. Jeno mulai melihat Jaemin sudah tertidur dengan tenang, ia mengecup kening kekasihnya yang sedikit hangat itu.

Ia pun membenarkan poni yang menutupi jidat sang kekasih, perlahan ia melepas lengannya dan membiarkan Jaemin tertidur dengan nyaman. Ia sedikit merasa bersalah, mungkin saja Jaemin sakit karena ulahnya. Diam diam pun Jeno pun membereskan pakaian mereka dan akan pulang besok.

-

Hari ini mereka beneran pulang, pagi pagi sekali Jaemin sudah muntah muntah dan Jeno semakin yakin untuk pulang hari ini saja. Wajah Jaemin begitu pucat, sedari tadi ia mual dan muntah namun yang dikeluarkan hanya ludah saja.

" Mau digendong? " tanya Jeno seraya melihat semestanya itu yang duduk disofa.

" Masih bisa jalan kok. "

Jeno hanya mengangguk dan mulai membawa bawaan mereka untuk keluar, dengan Jaemin yang ia rangkul pinggangnya agar Jaemin tak sempoyongan. Jeno pun langsung keluar darisana dan memanaskan mobilnya sebentar, dengan Jaemin yang sudah duduk duluan.

Mother - Nomin | END. [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang