Sedari tadi, Jeno tak ingin melepaskan pelukannya terhadap Jaemin sampai Jaemin merasa sangat lelah. Jaemin menepuk perlahan punggung Jeno agar pria itu tenang setelah Jeno menangis seperti anak kecil." Jangan pergi. " ujar Jeno. Jaemin tersenyum. " Aku disini. "
Akhirnya, Jeno melepaskan pelukan itu dan menatap Jaemin. Jeno kembali memegang wajah Jaemin. " Aku beneran ga mimpi kan, yang? "
Jaemin terkekeh lalu mencubit pipi Jeno pelan. " Awh. "
" Sakit? berarti ga mimpi. "
Jeno mengangguk lirih, saat ia ingin berujar kembali tangisan anaknya keluar. Jeno dengan segera mendorong ranjang kecil itu kedekat mereka. Jaemin terpaku melihat wajah anaknya dan mulai mengambil anaknya. Jaemin mengecupi pipi gembil itu, tangisan anak itu mulai mereda.
" Maaf. " ucap Jaemin pelan. Ia menatap sendu kearah anaknya yang juga menatapnya. Jeno mengusap pelan rambut Jaemin.
" Bukan salahmu. "
" Aku bikin dia ga sempurna. "
" Dia sempurna, kaya kamu. "
Jaemin menggeleng pelan, saat ia ingin berbicara lagi dengan langsung Jeno menaruh telunjuknya dibibir Jaemin, menandakan untuk diam tak berucap lagi. Jaemin pun hanya mengangguk lirih.
" Aku panggilin dokter dulu. "
Jeno pun keluar dari kamar itu dan menyisakkan Jaemin dan anaknya yang berada didekapnya. Jaemin pun meniman anaknya itu agar sang bayi kenal dia sebagai mamanya. Jadi, dia memiliki cucu atau anak?
Setelahnya, dokter masuk dengan Jeno. Jeno mengambil anaknya dan Jaemin disuruh berbaring dahulu untuk diperiksa. Dokter Kim tersenyum.
" Tuan Jaemin sudah melewati masa komanya dengan baik, anda bisa pulang 2 hari kedepan agar staminamu yang terkuras bisa maksimal kembali. "
" Terimakasih dok. " ucap Jaemin.
Setelahnya dokter itu mengangguk dan keluar dari sana, Jaemin bangkit lagi dan ingin mengambil anaknya dari gendongan Jeno. Jeno menolak itu dengan menghindarkan anaknya dari Jaemin.
" Kamu istirahat dulu, aku beliin makan ya? mau apa? "
Jaemin merengut. " Apa aja deh, sini dedek sama aku aja. "
Jeno hanya bisa menghela nafasnya, ia pun dengan segera mengasih anaknya ke dekapan Jaemin. Jaemin sumringah seketika, ia langsung membelai wajah anaknya. " Siapa namanya? " tanya Jaemin.
" Aku menunggumu untuk memberikannya nama. "
Jaemin takjub. " Kau tak perlu melakukan itu, kasihan dia. "
Jeno menoleh ke Jaemin setelah ia selesai meracik susu untuk anaknya, ia pun menghampiri Jaemin kembali dan memberikan susu itu.
" Jadi? siapa namanya? " tanya Jeno.
Jaemin terdiam sebentar, ia masih setia menatap anaknya yang memejamkan matanya sembari menyedot botol itu. Jaemin pun menoleh ke Jeno dan tersenyum. " Lee Jisung? "
Nafas Jeno tersekat, apakah mimpinya akan menjadi nyata dengan anaknya yang bernama Jisung?
" Bisa yang lain? " elak Jeno. Jaemin mengerutkan dahinya. " Kenapa? "
" Nama itu sama seperti yang aku mimpikan. Dan aku tak ingin jika mimpi buruk itu menjadi nyata. "
Jaemin terkekeh. " Sepertinya mimpimu sangat buruk, tak apa, aku disini. Aku udah disini bakal rawat ji bareng kamu, aku jamin mimpi kamu gaakan terjadi. " ucap Jaemin seakan tau mimpi Jeno.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mother - Nomin | END. [REVISI]
FantasiA nomin mature fanfiction. Tentang keluarga Lee dengan sang ayah bernama Mark Lee dan ibu bernama Lee Jaemin serta anak lelaki mereka bernama Lee Jeno. Sejak kecil, Jeno kerap ditinggal oleh ayahnya membuatnya sangat dekat dengan ibunya, baginya ib...