part 10

6.4K 494 0
                                    

Besok harinya, Jeno beserta dengan sekretarisnya yaitu Jisung. Akan segera pergi mengunjungi kota para calon istrinya yang sudah di tetapkan sang ayah dan juga sang ibu. Jeno akan menikah sekitar beberapa bulan lagi. Ketika usianya menginjak 20 tahun. Di karenakan usianya masih terlalu muda untuk menjadi pemimpin Sicilia, Jadi sang ayah hanya akan memberikan beberapa tugas ringan untuk anaknya. Walaupun tugas ringan yang ia maksud terlihat sangat berat sebenarnya.

"Aku ingin ikut!"
Teriakan Mark menggema keseluruh ruangan yang ada di mansion megah itu. Si manis itu tengah merasa kesal dengan sang adik yang tidak mengijinkannya ikut dengannya untuk pergi menemui calon istrinya.

"Maaf kak Mark, tapi anda tidak bisa ikut"
Jisung mencoba menenangkan Mark.

"Tapi mengapa!? Aku kakaknya. Tidak masalah bukan jika aku ingin bertemu dengan CALON ADIK IPAR ku!"
Ucap Mark dengan penuh penekanan. Jeno yang melihat tingkah kakaknya hanya bisa menghela nafas dalam diam.

"Pokoknya aku mau ikut!"
Ucapnya tanpa ingin di bantah.

Jisung menoleh kearah Jeno yang terlihat menahan emosinya. Namun sedetik kemudian Jeno mengangguk memberikan ijin kepada kakaknya untuk ikut. Mark merasa sangat bahagia dan langsung berlari menyusul sang adik yang sudah berjalan di depannya.

Pertama mereka akan berkunjung ke kota Yejina yang ada di italia. Yaitu kota Palermo. Yejina adalah anak kandung dari pemimpin kelompok mafia Vlcak yang sekarang di pimpin oleh Dino. Mereka memutuskan untuk membuat cabang mafia mereka di italia.

Sang ibu lah yang memilih Yejina untuk menjadi salah satu calon istri sang anak. Karena ia ingin membalas kebaikan yang pernah mafia Vlcak berikan kepada suaminya dulu. Meskipun semua masalah yang terjadi juga karena mereka.

Sesampainya mereka di mansion mafia Vlcak. Mereka langsung di sambut dengan penuh kemeriahan dan suka cita.

Mark menatap beberapa pelayan yang bekerja di sana. Mereka terlihat anggun hanya untuk menjadi seorang pelayan.

"Tuan Jeno sudah datang"
Ucap salah satu bodyguard yang berjaga di depan pintu mansion mafia Vlack.

Jeno dan juga Mark memasuki mansion itu dengan penuh kewibawahan. Mereka berdua adalah pewaris dari cosa nostra. Tentu saja mereka akan terlihat berwibawah dan sangat mempesona. Mark menatap lurus kearah depan. Terlihat ibu Yejina dan juga Yejina yang sudah menunggu mereka dengan senyuman.

"Hormat saya, tuan.."
Ucap ibu Yejina dengan sedikit menunduk. Begitu juga dengan Yejina. Jeno mengangguk pelan.

Mark menatap sinis kearah Yejina yang terus saja menunjukkan senyumannya kepada sang adik.

Beberapa menit mereka berbincang dengan sedikit jamuan yang lezat. Jeno memutuskan untuk segera pergi. Karena ia harus mengunjungi satu lagi calon istri untuknya.

Sebelum pergi dari mansion itu, Mark merasa ada sesuatu hal yang aneh yang ia lihat dari tatapan mata ibu Yejina. 

'Apa aku terlalu manis?'
Batinnya narsis.

Perjalanan menuju kota Bologna sungguh sangat lama. Meskipun kotanya tidak sebesar kota-kota yang lain. Namun kota ini terlihat sangat makmur karena di pimpin oleh walikota yang terlihat sangat adil.

Gadis yang akan mereka temui bernama Winter. Anak manis pemalu yang menjadi pilihan tuan Lee. Alasan mengapa sang ayah memilih Winter, karena walikota Bologna yaitu ayah dari Winter dulu pernah membantu sang ayah saat menjalankan misi rahasia disana. Ibu Winter juga sangat dekat dengan nyonya Lee. Itu sebabnya sang ayah memutuskan untuk memilih Winter yang akan menjadi calon istri untuk sang anak bungsu.

"Winter..dia gadis yang cantik. Bahkan sangat baik"
Ucap Mark memecah suasana hening di dalam mobil mewah yang mereka tumpangi.

"Nono, jika kau meminta ku untuk memilih. Aku akan memilih Winter yang akan menjadi pendamping mu"
Ucap Mark dengan percaya diri. Jeno mengangguk pelan.

Sesampainya di kota Bologna. Keduanya langsung di sambut dengan baik di rumah itu

Jeno dan Mark yang sudah berdiri di depan para anggota keluarga, di buat diam dan bingung dengan keadaan Winter yang hanya terus menunduk dan enggan melihat kearah mereka.

"Ehm..maaf sebelumnya..tapi ada apa dengan nona Winter?"
Tanya Mark kepada ibu Winter.

"Maaf nak, putri saya memang sangat pemalu"
Ucap sang ibu merasa tidak enak. Mark hanya tersenyum sambil mengangguk. Sedangkan Jeno masih terus memperhatikan Winter.

"Winter.."
Panggil Jeno dengan suara beratnya.
Membuat Winter yang mendengar suara Jeno merasa gemetar karena takut.

"Aku ingin melihat wajah mu"
Ucap Jeno sekali lagi. Winter yang mendengar perkataan Jeno sontak tertegun. Dan dengan perlahan ia mulai menggangkat wajahnya.

Mark terkesima saat melihat wajah cantik Winter. Sedangkan Jeno hanya menatap datar kearahnya.

"Astaga kau sangat cantik"
Ucap Mark keceplosan. Winter yang mendengar perkataan Mark langsung tersipu malu. Sedangkan Jeno tidak mempedulikan perkataan sang kakak.

"Kami akan segera pergi"
Ucap Jeno.

"Kenapa cepat sekali, tuan?"
Tanya sang ibu.

"Iya, kenapa cepat sekali? Aku masih mau disini"
Sambung Mark.

"Kami harus segera pulang"
Ucap Jeno dengan suara beratnya mengabaikan perkataan sang kakak. Lalu kembali menoleh kearah Winter yang kembali menunduk.

"Aku kesini hanya untuk mengikuti peraturan keluarga"
Lanjutnya. Ibu Winter tersenyum lembut lalu mengangguk pelan.

Dan setelahnya kedua pewaris mafia Sicilia itu segera pergi meninggalkan kota Bologna untuk kembali ke kota Roma.

"Aku sangat terpesona dengan kecantikan Winter.."
Ucap Mark yang masih saja terbayang dengan wajah cantik Winter. Jeno yang mendengar perkataan sang kakak langsung menoleh kearahnya.

"Tenang saja tuan, aku tidak akan merebutnya. Lagi pula aku ini normal dan juga sudah di jodohkan jika kau lupa"
Ucapnya. Jeno tidak merespon apapun.

"Aku sangat ingin kau menikah dengannya"
Lanjut Mark. Jeno hanya diam mendengarkan perkataan sang kakak.

"Sebentar lagi ujian untuk calon istri akan segera di laksanakan. Menurut mu siapa yang akan menang?"
Tanya Mark kepada sang adik.

"Tidak tau"
Jawab Jeno singkat. Mark merengutkan wajahnya.

"Kau sangat dingin. Apa kau tidak menyukai satupun dari mereka?"
Mark kembali bertanya.

"Tidak"
Jawab Jeno terlampau jujur.

"Oh, astaga adik ku sayang. Kau sangat mengerikan"
Mark menatap sang adik sambil bergedik ngeri. Sang adik seperti tidak punya perasaan.

"Aku akan memegang Winter sebagai juara untuk ujian nanti. Aku yakin dia pasti bisa menyelesaikan ujian itu dengan nilai tertinggi"
Ucap Mark yang kembali membanggakan Winter. Jeno tidak menjawab.

Namun sedetik kemudian ia berucap, yang membuat Mark mematung di tempat.

"Kau juga akan menikah"
Ucapnya yang kini menatap sang kakak. Mark masih terdiam. Ia akhirnya ingat jika ia juga akan segera di pinang oleh salah satu ketua mafia dari cabang mafia Sicilia.

"Seharusnya kau tidak membahas hal itu"
Ucap Mark dengan lirih.

"Mengapa?"
Jeno semakin menatap lekat sang kakak.

"Kau tau, aku tidak ingin menikah dalam waktu dekat"
Ucapnya, yang kini menunduk dalam.

"Walau kau tidak ingin. Kau tetap harus menikah"
Ucap sang adik yang kini kembali menoleh kearah jendela mobil.

Mark menghela nafas lalu bergumam,
"Aku tau itu"














VannoWilliams

Mafia Wife (NoMark)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang