Setelah tragedi mengagetkan yang yang baru saja ia alami. Mark memutuskan untuk mengurung dirinya di dalam kamar. Ia masih kaget dan tidak percaya dengan semua hal yang sudah ia dan adiknya lakukan.
Mark memang sangat menyayangi sang adik. Tapi bukan hal ini yang ia inginkan. Bukan hubungan seperti ini.
Mark mengulurkan tangannya untuk menyentuh lehernya yang terasa sedikit sakit. Ia meraba goresan yang seperti luka itu dengan perlahan. Hingga akhirnya ia mengingat sesuatu.
Mark terlihat panik, dan langsung berlari kearah cermin.
Mark menatap kaget penampilannya yang terpampang jelas di cermin besar itu.
Mark hampir saja terjatuh, saat melihat bekas gigitan sang adik yang tercetak rapi di lehernya. Begitu banyak dan sangat memalukan untuk di lihat.
"Mengapa jadi seperti ini?"
Ucapnya dengan lirih. Air mata kembali jatuh membasahi kedua pipi Mark. Ia terduduk di lantai masih dengan terus menangis. Menyesali perbuatannya.Jeno menatap sang ibu yang kini juga menatap kearahnya dengan serius.
"Kau harus menikahi Mark"
Ucapnya dengan serius.Jeno mengangguk pelan,
"Akan ku lakukan"Sang ibu menghela nafas pelan.
"Jika saja Mark tidak meminum obat itu, kalian mungkin sudah menikah dan memiliki pasangan masing-masing"
Ucapnya dengan raut wajah sedih. Tuan Lee menatap sang istri dengan lembut. Lalu setelahnya ia menoleh kearah sang anak."Kami akan menikahkan mu dengan Mark. Tapi sebagai pengganti rasa hormat keluarga kita kepada keluarga Yejina dan juga keluarga Winter. Kau juga harus menikahi keduanya. Itu berarti kau akan memiliki tiga istri sekaligus"
Ucap sang ayah. Jeno tidak berpikir lama dan langsung mengangguk patuh.VannoWilliams