Setelah beberapa ujian telah berakhir, dan para calon istri juga sudah meninggalkan mansion mafia Sicilia. Seluruh anggota keluarga memutuskan untuk beristirahat di kamar mereka masing-masing.
Kecuali Mark yang memilih menginap di kamar sang adik. Karena sebentar lagi sang adik akan menikah, jadi ia tidak akan bisa tidur dengan adiknya lagi. Dan juga karena ia ingin menggoda adik tampannya itu.
"Ujian tadi sangat seru!"
Ucap Mark yang kini membaringkan tubuhnya di sebelah Jeno."Nono, apa kau masih belum tertarik dengan salah satu diantara mereka?"
Tanya Mark yang masih penasaran."Tidak"
Jawab sang adik."Mengapa? Kau akan menikah sebentar lagi. Seharusnya kau menyukai salah satu dari mereka"
Ucap Mark. Jeno tidak menjawab namun ia menoleh kearah sang kakak."Mengapa menatap ku seperti itu? Aku mengatakan hal yang benar. Jika kau tidak menyukai salah satu dari mereka. Lalu bagaimana kau akan memilih mereka pada akhirnya?"
"Sesuai keinginan daddy dan mommy"
Ucap Jeno."Tidak bisa seperti itu. Lagi pula pilihan daddy dan mommy itu berbeda"
"Kalau begitu, dipilih dari nilai tertinggi"
Ucap Jeno dengan wajah datarnya. Mark menatap sang adik dengan lelah."Apa kau sedang menikahi barang!?"
"Tidak"
Mark menghela nafas.
"Sudahlah, sangat lelah bicara dengan mu.."Mark kembali membaringkan tubuhnya. Begitu juga dengan Jeno yang kini menarik kakaknya untuk masuk ke dalam pelukannya.
"Jeno, aku tidak ingin menikah"
Ucap Mark dengan lirih."Kalau begitu tidak perlu menikah"
Jawab Jeno.Mark menaikan alisnya.
"Itu tidak mungkin. Aku akan melanggar aturan keluarga"
Ucapnya dengan dengusan kesal. Jeno hanya mengangguk pelan. Melihat anggukan dari sang adik. Mark tiba-tiba saja tersenyum."Jeno, kau selalu tampan"
Ucapnya yang kini memeluk adiknya. Jeno tidak menjawab, namun ia memberikan senyuman tipis untuk Mark.Dan setelahnya mereka berdua langsung tertidur. Karena besok ujian terakhir untuk kedua calon istri Jeno itu akan segera di laksanakan.
Ujian yang di gelar untuk calon istri Jeno telah di laksanakan dengan lancar. Dan hari ini akan menjadi hari dimana ujian terakhir akan di laksanakan.
Mark merasa tidak sabar dan sangat ingin tau, siapakah yang akan menjadi istri sang adik.
Semua anggota keluarga sudah hadir di sana. Para sepupu dan juga paman serta bibi Jeno. Mereka ingin melihat siapa yang akan menjadi pendamping pewaris mereka.
Kecuali tuan dan nyonya Lee, yang harus pergi ke kanada untuk menemui nenek mereka. Karena ada hal penting yang harus mereka bicarakan.
Sedangkan pilihan terakhir, seperti biasanya akan di berikan kepada Jeno. Apapun pilihan sang anak, tuan dan nyonya Lee akan menerima keputusannya.
Kedua calon istri Jeno dari dua kota besar itu masuk ke dalam aula mansion.
Para anggota keluarga terlihat terpesona dengan kecantikan yang di miliki kedua gadis itu. Termasuk Mark yang terus saja terpesona dengan kecantikan Winter. Sedangkan Jeno masih saja terus memasang wajah tidak minatnya.
"Pilihan tuan dan nyonya Lee memang tidak bisa di ragukan"
Bisik salah satu sepupu tuan Lee."Kau benar, mereka berdua terlihat sangat anggun"
Jawab yang satunya."Baiklah para calon yang menjadi calon istri untuk tuan Jeno. Saya selaku sekretaris tuan Lee akan memulai ujian untuk kalian berdua"
Ucap sang sekretaris.Ujian kali ini adalah ujian menembak. Ujian yang paling penting di keluarga ini. Itu sebabnya ujian ini menjadi ujian terakhir. Seperti yang pernah tuan Lee lakukan dulu sebelum ia menikah dengan nyonya Lee. Dan hal itu merupakan hal yang sangat mudah untuk tuan Lee, berhubung ia merupakan mantan ketua mafia Alaskan yang saat ini sudah di pimpin oleh Na Jackson, suami dari adik sepupunya.
Yejina, menjadi yang pertama yang akan memulai ujiannya.
Jeno, dan Mark beserta anggota keluarga yang lain hanya mengamati semua pergerakkannya.
Seluruh anggota keluarga terlihat sangat kagum dengan keterampilan menembak dari Yejina. Ia mendapat pujian dari seluruh anggota keluarga kecuali Jeno yang lagi-lagi hanya menampilkan ekspresi datarnya.
Saat giliran Winter untuk maju. Mark langsung berteriak heboh, menyemangati gadis itu. Dan hal itu membuat Winter bertambah malu. Sedangkan anggota keluarga yang lainnya hanya tersenyum melihat kelucuan anak kesayangan mereka itu.
Seluruh anggota keluarga terlihat serius memperhatikan kegiatan yang Winter lakukan. Ia terlihat tenang dan penuh dengan senyuman. Padahal ia merupakan anak dari seorang walikota, berbeda dengan Yejina yang memang terlahir dari keluarga mafia. Cara menembak Winter yang selalu tepat sasaran itu, membuat siapapun akan terpesona, termasuk Mark yang melihatnya. Kecuali Jeno yang sama sekali tidak menunjukkan ekspresi apapun.
Lama acara itu di lakukan. Hingga di penghujung acara, Mark tiba-tiba saja merasakan sesuatu yang aneh di tubuhnya. Tubuhnya terasa panas dan itu langsung membuatnya panik.
Seluruh anggota keluarga tidak menyadari hal itu. Namun Jeno langsung menyadari hal itu, karena sedari tadi ia selalu mengawasi sang kakak.
Jeno langsung menatap panik kearah Mark yang tiba-tiba saja terjatuh, dengan keringat yang membasahi tubuhnya.
"Mark!"
Teriak para anggota keluarga. Jeno langsung berlari kearah Mark dan memeluk tubuhnya. Mark menatap sayu sang adik.Jeno menoleh kearah Jisung tanpa mengatakan apapun. Jisung yang paham dengan tatapan panik Jeno langsung memberi intruksi pada yang lainnya. Sedangkan Jeno sudah membawa Mark menjauh dari ruangan itu.
VannoWilliams