Besok paginya, Mark bangun lebih awal dari Jaemin. Ia mengucek matanya pelan, lalu menoleh kearah jam.
"Sudah jam segini, tapi kenapa dia belum bangun?"
Ucapnya sambil menatap wajah tampan Jaemin.Biasanya jika bangun jam segini, Mark sudah sangat terlambat. Namun pria yang ada di sampingnya ini masih saja tidur.
"Jam berapa lagi dia akan bangun!?"
Ucapnya. Setelahnya ia memutuskan untuk turun dari tempat tidur untuk membersihkan dirinya. Lalu setelahnya ia pergi ke dapur untuk membuat sarapan. Dulu di mansionnya, semua orang melarangnya memasak bahkan sang ibu.Kata ibunya Mark memang pintar memasak sama sepertinya. Namun ketika memasak ia akan membuat dapur itu berantakan. Ia tidak rapi dan ahli dalam hal membersihkan dapur.
Setelah membuat sarapan ala kadarnya. Seperti yang pernah ia pelajari dari sang ibu. Ia langsung menyiapkan semua hidangannya di atas meja yang ada di ruang makan.
Selang beberapa menit, Jaemin keluar dari kamar. Ia berjalan kearah Mark yang sudah menunggunya sedari tadi untuk sarapan bersama.
"Kau tidak mandi!?"
Tanya Mark saat melihat Jaemin yang belum mengganti pakaiannya."Nanti aja. Gue cuman cuci muka tadi"
Ucapnya yang langsung duduk di salah satu kursi yang ada disana."Lo yang masak?"
Tanya Jaemin. Mark mengangguk semangat. Jaemin menatap curiga kearah makanan yang di buat oleh Mark. Penampilannya memang terlihat enak tapi ia tidak tau dengan rasanya."Coba saja!"
Ucap Mark yang sepertinya tau maksud dari tatapan Jaemin itu. Jaemin sedikit kaget lalu mulai mengambil sumpitnya untuk mulai mencoba makanan buatan Mark.Satu suapan berhasil masuk ke dalam mulutnya. Mark menunggu reaksinya sambil mengedip-ngedipkan kedua matanya dengan lucu.
Jaemin sempat kaget dengan rasa makanan yang dibuat oleh Mark.
"Ini enak!"
Ucapnya yang kembali mengambil satu suapan. Mark yang mendengar hal itu langsung tersenyum senang dan merasa bangga.Ia mengambil sumpitnya dan mulai mencoba masakannya juga.
Setelah menghabiskan sarapan pagi mereka. Jaemin hendak menyimpan piring kotor ke dapur dan mencucinya. Namun saat ia sampai disana, ia hanya bisa terdiam menatap keadaan dapurnya.
"Apa yang terjadi!?"
Teriaknya dengan tidak percaya. Betapa kotornya dapurnya saat ini. Mark yang menyusulnya dari belakang. Hanya bisa menatap bersalah kearah Jaemin yang sepertinya sudah kehilangan kesadarannya."Kenapa bisa seperti ini?"
Tanyanya pada Mark yang tengah berdiam diri di depannya. Ia menunduk dalam, seperti anak kecil yang tengah di omelin kakaknya."Aku hanya memasak"
Ucapnya membela diri. Jaemin menghela nafas lelah."Bersihkan!"
Ucapnya."Tapi-"
"Gue mau mandi!"
Ucap Jaemin yang langsung pergi meninggalkan Mark. Mark hanya bergedik acuh dan mulai membersihkan kekacauan yang sudah ia perbuat.Selang beberapa menit setelah ia selesai mandi. Jaemin kembali menghampiri Mark untuk melihat keadaan anak itu. Ia harap dapurnya sudah benar-benar bersih sekarang.
Namun ternyata semua tidak sesuai dengan harapannya. Dapur itu masih sangat kotor bahkan bertambah kotor. Terlihat Mark yang tengah kebingungan dengan keran air Jaemin yang tiba-tiba saja bocor.
"Astaga!"
Jaemin segera berlari kearahnya dan berusaha menutup air yang terus keluar.
Mereka terlihat kerepotan, bahkan Mark tidak bisa membantu apa-apa.
Hingga kehadiran ketiga manusia itu mengalihkan perhatian mereka.
"Apa yang sedang kalian lakukan!?"
Tanya Haechan yang menatap panik air yang tergenang di bawah kakinya."Kerannya bocor!"
Teriak Jaemin. Renjun menghela nafas, ia langsung menelpon tukang untuk membantu Jaemin.Sedangkan Chenle hanya menatap bingung kearah Mark yang hanya berdiri di belakang Jaemin, namun seluruh tubuhnya sudah basah semua.
Setelah membereskan kekacauan itu, kelimanya duduk di ruang tamu. Mark juga sudah mengganti pakaiannya dengan kemeja putih kebesaran milik Jaemin.
"Kami sudah tau cara mengembalikan Mark ke negara asalnya"
Ucap Renjun. Mark yang mendengar hal itu langsung berbinar senang. Sedangkan Jaemin hanya merespon dengan biasa."Kita harus membawanya ke bandara malam ini"
Ucap Haechan."Jika tidak dia tidak akan bisa kembali"
Lanjut Chenle. Mark membolakan kedua matanya kaget dan menggeleng panik. Sedangkan Jaemin, tiba-tiba saja terlintas ide jahat di dalam pikirannya agar Mark tetap berada di sisinya.Namun sepertinya ide itu hanya terlintas, karena ia juga tidak paham dengan perasaannya.
"Jaemin!"
Panggilan dari Haechan berhasil mengalihkan atensi pria tampan itu.
"Kau baik-baik saja!?"
Tanya Haechan. Jaemin mengangguk.Ting tong!
Bell apartement Jaemin di bunyikan, tanda ada tamu yang datang berkunjung. Renjun langsung menoleh kearah Mark.
"Sembunyikan dia!"
Ucapnya pada Jaemin. Jaemin mengangguk dan hendak menarik Mark.Renjun bertugas membuka pintu. Sedangkan Haechan dan Chenle bertindak seperti biasa saja. Dan tidak terlihat mencurigakan.
Renjun segera berlari kearah pintu rumah. Dan setelah ia membuka pintunya, senyuman yang tadi ia patri dengan sempurna tiba-tiba saja luntur saat melihat orang yang ada di depannya.
"Siapa kau?"
VannoWilliams