part 37

2.4K 183 0
                                    

Pemberian seluruh kekuasaan atas cosa nostra kepada Jeno sudah di lakukan dua minggu yang lalu. Kini pria tampan berwatak dingin itu, sudah resmi menggantikan sang ayah, memimpin cosa nostra. Dengan gelar tuan Williams yang kini tersemat pada dirinya dengan penuh kehormatan. Begitupun dengan Mark yang kini mendapat gelar seorang nyonya di cosa nostra, menggantikan posisi ibunya sebelumnya. Kedua orang tua mereka sudah tidak tinggal di italia lagi. Membiarkan mansion utama dan juga seluruh kelompok mafia itu menjadi tanggung jawab kedua anaknya, dan mereka ingin beristirahat berdua seperti apa yang selama ini nyonya Lee inginkan bersama Tuan Lee.

Kehamilan Mark saat ini sudah menginjak enam bulan. Si ibu hamil yang manis itu masih terus saja meminta sesuatu yang aneh untuk ia konsumsi. Tubuh ramping yang kini sudah berisi itu, terlihat tengah berjalan-jalan mengitari taman mansion. Dengan Xiaojun yang mengikutinya di belakang. Entah apa yang ia lakukan disana. Ia hanya ingin jalan-jalan saja katanya.

"Eumh..Xiaojun, bukankah musim ini sangat cocok untuk berburu?"
Ucap Mark menoleh kearah temannya itu.

"Iya, nyonya.."

"Aku ingin daging rusa hasil dari buruan di hutan"
Ucapnya dengan bersemangat.

"Baik nyonya, saya akan menyuruh seseorang untuk melakukannya"

"Tidak perlu!"
Mark menghentikan Xiaojun yang hendak pergi.

"Biar aku saja!"
Ucapnya dengan senyuman. Xiaojun yang mendengar hal itu langsung mendelik kaget.

"T-Tapi nyonya, anda tidak boleh melakukan hal itu"

"Mengapa? Kau ingin melarang ku?"
Mark menatap Xiaojun dengan tatapan sedih. Tatapan yang akhir-akhir ini di benci oleh seluruh penghuni mansion utama, karena tidak bisa menolaknya.

"Nyonya, tuan Jeno akan sangat marah jika tau.."

"Dia tidak akan tau, dia kan sedang ada di lu-"

"Sayang"

Perkataan Mark terhenti, ketika mendengar suara berat sang suami dari balik tubuhnya.

Mark membalik tubuhnya, dan langsung menemui sang suami yang berdiri di depannya dengan Jisung di belakangnya.

"Apa yang kau lakukan di sini?"
Tanya Jeno dengan raut wajah datarnya.

"Berjalan-jalan"
Jawab Mark dengan senyuman.

Jeno mengangguk,
"Ini sudah siang, istirahatlah. Itu tidak baik untuk mu"
Ucapnya.

"Tidak perlu"
Mark menatap sang suami dengan tatapan lembutnya.

"Tuan, aku ingin daging rusa"
Ucapnya dengan wajah memohon. Jeno terlihat mengangguk pelan.

"Perintahkan seseorang untuk memburunya!"
Ucap Jeno kepada Jisung.

"Baik, tuan"

"Tidak perlu!"
Mark kembali menghentikan Jisung yang hendak pergi. Jeno menatap bingung kearah sang istri.

"Biar aku saja yang memburunya!"
Ucapnya dengan senyuman manisnya. Jeno dan juga Jisung langsung di buat kaget dengan perkataan Mark. Xiaojun bahkan sudah mematung di tempat untuk kedua kalinya.

"Kau ingin memburu rusa itu?"
Tanya Jeno.

"Huum"
Angguk Mark imut.

"Kau tidak boleh melakukan hal itu!"
Ucap Jeno dengan suara beratnya.

"Kenapa? Nono, aku ingin memakan daging itu.."
Mark menatap sendu sang suami.

"Aku akan menyuruh orang lain untuk memburunya"

"Tidak mau!"
Mark menggeleng kesal. Kedua tangannya sudah ia lipat di depan dadanya.

"Sayang!"
Jeno menajamkan kedua matanya saat melihat wajah cemberut sang istri.

"Pokoknya aku ingin memburunya!"
Pekik Mark dengan cukup keras.

Jeno mencoba menahan emosinya.
"Aku akan membunuh diri ku sendiri jika mengijinkan mu memburu rusa itu"
Ucapnya dengan penuh penekanan di setiap kalimatnya.

"Nono, kau sangat berlebihan, aku hanya memburunya saja. Lagi pula aku bukan anak kecil. Aku sudah sering memburu rusa dari dulu"

"Dulu, jauh sebelum kau mengandung"

"Terserah, pokoknya aku mau memburu rusa itu sendiri!"
Mark membalik tubuhnya lalu beranjak pergi. Namun sekali lagi, ia kalah cepat. Sang suami sudah berada di belakangnya dan langsung memeluknya dengan sangat erat.

"Lepasin aku!"
Mark mencoba berontak, namun nihil. Tenaga suaminya sangatlah kuat.

"Nono anak kita ingin daging rusa!"

"Aku akan memburunya untuk mu"
Jeno melepas pelukannya pada Mark.

"Kau ingin memburunya?"
Mark membolakan kedua matanya. Jisung dan Xiaojun sampai tidak percaya jika sang tuan akan benar-benar memburu rusa itu tanpa membawa apapun.

Jeno tidak menjawab, namun ia sudah berjalan menjauh dari mereka. Hingga akhirnya pria tampan itu menepuk tangannya pelan. Dan terlihatlah para bodyguard yang membawa tubuh rusa yang masih utuh di depan mata Mark.

Jeno menoleh kearah Jisung yang hanya diam saja. Kekuasaan sang tuan tidak perlu di pertanyakan lagi.
Mendapat tatapan dari sang boss, Jisung segera meminta para pelayan, mengambil tubuh rusa yang ada di depannya saat ini.

"Tuan, aku tau kau sangat kaya, tapi seharusnya kau tidak perlu menggunakan bodyguard mu untuk melakukannya"
Mark menatap tidak percaya kearah wajah datar sang suami.

"Jangan mengatakan apapun lagi! Aku sudah menuruti keinginan mu"
Ucap Jeno. Dan Mark hanya kembali mendengus kesal.







































VannoWilliams

Mafia Wife (NoMark)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang