Kepulangan tuan dan juga nyonya dari keluarga Lee itu di sambut dengan kabar mengejutkan dari anak bungsunya.
Sang ibu rasanya ingin pingsan saat mendengar penjelasan dari Jeno. Berbeda dengan tuan Lee yang hanya diam mendengarkan perkataan sang anak dengan tenang.
"Bagaimana kau bisa melakukan hal itu!?"
Tanya sang ibu dengan ekspresi marahnya. Mark yang hanya bisa berdiam diri dan tidak bisa mengatakan apapun, hanya menangis tersedu. Saat mendengar sang adik untuk pertama kalinya di bentak seperti itu oleh ibu mereka.Jeno memasang wajah tenangnya, tidak ada gurat penyesalan dari wajahnya. Karena memang pada dasarnya ini bukan suatu hal yang salah.
"Mengapa kau tidak menunggu kami pulang?"
Tanya Sang ibu."Ada yang menaruh obat perangsang pada minuman Mark kemarin, dan dia tidak bisa menahannya lagi"
Jawab Jeno menjelaskan."Seharusnya ini tidak terjadi Jeno.."
Sang ibu menatap kecewa kearah anak bungsunya itu."Bukankah kau pewaris resmi cosa nostra yang terkenal dengan pertahanan diri mu yang sangat kuat. Lalu mengapa kau tidak bisa menahan diri mu untuk tidak menyentuh kakak mu sendiri!"
Teriak sang ibu dengan nyaring. Jeno menatap kedua mata sembab sang ibu dengan sendu. Ia sangat tidak tega jika harus melihat sang ibu menangis seperti ini."I'm sorry, mom.."
Ucapnya dengan lirih."Tapi aku tidak bisa, sebesar apapun pertahanan ku akan tetap runtuh jika situasi itu yang harus ku hadapi"
Ucap Jeno dengan sedikit menundukkan pandangannya. Sang ibu mematung di tempat. Apa yang di katakan putranya adalah sebuah kebenaran. Bagaimana bisa ia menyuruh sang anak menahan dirinya jika kakaknya sendiri lah yang memintanya? Terlebih lagi Jeno yang mengetahui jika Mark bukanlah kakak kandungnya. Itu adalah hal yang mustahil. Suaminya bahkan tidak bisa melakukan hal itu.Sang ibu masih terdiam dengan tatapan kosongnya, hingga rengkuhan lembut dari sang suami menyadarkannya.
"Bukankah kita sudah membahas hal ini?"
Ucapnya dengan suara beratnya.Sang istri menatap sang suami dengan gelengan pelan.
"Tapi ini hal yang salah..mereka tidak mungkin bisa bersama"
Sang ibu kembali menangis, membuat sang ayah tidak tahan di buatnya."Sayang..ini bukan hal yang salah, jika Mark memang sudah tidur dengan Jeno. Karena mereka bukan saudara kandung. Ini semua kesalahan ku, seharusnya aku mengatakan semuanya pada mereka agar hal ini tidak terjadi"
Ucap sang suami mencoba menenangkan sang istri. Membuat si manis itu merengutkan keningnya."Tapi.."
"Kau mempercayai kedua anak kita, bukan?"
Sang suami mengelus pipi sang istri. Sang istri mengangguk pelan, membuat sang suami tersenyum tipis. Lalu setelahnya ia langsung memeluk sang istri dengan erat.Jeno dan Mark yang melihat kejadian itu hanya bisa terdiam dengan tatapan teduh mereka. Bagaimana kagetnya sang ibu saat mendengar kabar mengenai hubungan mereka. Namun bersyukurnya ia masih mau menerima hal itu.
VannoWilliams