"APA!?"
Nyonya Lee terlihat sangat terkejut dan juga bingung dengan perkataan Jeffrey barusan.
"Apa kau ingat anak mu saat bayi dulu, dia pernah mengalami demam tinggi hingga membuat nyawanya dalam bahaya?"
Nyonya Lee yang mendengar fakta itu, langsung menyingkirkan tangan suaminya dari hadapannya. Lalu menatap lurus kearah Jeffrey.
"B-Bagaimana bisa kau mengetahui semua itu?"
Ucapnya yang terlihat sangat penasaran."Tentu saja aku mengetahuinya. Karena selama ini, akulah yang mengawasi mu"
Ucapnya. Jeffrey meminta Taeyong menunjukan diri Mark yang dulu masih sangat kecil di dalam ipad yang ia bawa."Saat itu anak mu sudah meninggal sejak hari pertama dia mengalami demam. Dan kau memutuskan untuk mengadopsi seorang anak dari panti asuhan secara diam-diam, dan hanya tuan Lee yang mengetahuinya. Dan berita besarnya adalah bayi itu adalah adik ku. Mark Laudza. Aku yang memberikan nama itu untuknya, dan aku juga yang menitipkannya ke panti asuhan. Alasan ku melakukannya adalah karena kedua orang tua kami sedang terluka parah saat menjalankan misi pada saat itu. Lalu setelah itu, aku dan Mark menjadi incaran musuh. Aku memutuskan untuk menitipkan Mark di panti asuhan dan berjanji akan membawanya kembali setelah semuanya baik-baik saja. Namun ternyata adik ku malah di adopsi oleh keluarga kalian. Ayah ku melarang ku membawa Mark kembali ketika kami tau jika Mark tengah hamil. Ia mengijinkan ku menjemput pulang adik ku lagi setelah Mark melahirkan. Dan di sinilah aku sekarang"
Ucap Jeffrey menjelaskan asal muasal Mark kepada mereka. Karena memang semua itu adalah fakta sebenarnya."Ibu ku tidak ingin melihat mu bersedih karena harus kehilangan anak yang sudah kau rawat selama ini. Apa lagi setelah mendengar jika kau baru saja kehilangan seorang anak"
Ucap Jeffrey yang menoleh kearah nyonya Lee."Tapi tidak ku sangka, kau malah mengadopsi adik ku"
Lanjut Jeffrey sambil terkekeh pelan di akhir kalimatnya.Nyonya Lee terdiam di tempat, mulai menyadari semua hal yang ia alami selama ini, sangat mirip dan sesuai dengan yang Jeffrey katakan padanya. Tapi tentu saja semua hal itu pasti benar. Karena pria yang ada di depannya ini adalah kakak kandung dari Mark. Ia pasti mengetahui semuanya.
"Leluhur kalian bekerja sama dengan keluarga ku. Itu sebabnya kelompok mafia ini bisa menjadi sebesar ini. Cosa nostra sudah memakai jasa kami dari dulu, hingga akhirnya berhenti saat tuan Lee yang memimpin. Namun Jeno yang jauh lebih pintar tentunya tau tentang hal itu dan meminta bekerja sama dengan kami kembali"
Ucap Jeffrey yang kembali menjelaskan."Dan aku baru saja mendengar jika kalian mempermasalahkan kelamin dari anak itu. Apakah aku benar?" Tanya Jeffrey, yang berhasil membuat semuanya terdiam.
"Memang benar jika keluarga Lee atau keluarga kalian tidak pernah melahirkan seorang bayi perempuan sebagai penerus. Tapi apa kalian lupa jika keluarga asli dari cosa nostra yaitu keluarga Williams juga pernah melahirkan seorang bayi perempuan sebagai penerus, dan pada akhirnya dia menikah dengan pemimpin kelompok mafia terbesar di korea selatan. Dan itu adalah kisah kalian berdua"
Ucap Jeffrey dengan senyuman penuh merendahkannya, menunjuk kearah tuan dan nyonya Lee. Membuat seluruh manusia yang ada disana langsung terdiam saat mendengar dan mengingat semua fakta yang Jeffrey katakan."Apa kalian masih ingin membuang anak itu?"
Tanya Jeffrey sekali lagi."Jika iya, dengan senang hati aku akan membawa Mark dan keponakan ku kembali ke kediaman Laudza untuk tinggal disana. Karena bagaimana pun juga mereka berdua adalah keluarga kami"
Jeffrey menatap serius kearah ketiga manusia itu.Tuan Lee menyimpan kembali senjatanya. Berdiri tegap sambil menatap lurus kearah Jeffrey.
"Jadi kau yang selama ini Jeno ceritakan pada ku"
Tatapan tuan Lee terlihat begitu dingin. Namun Jeffrey tidak merasakan apapun. Pria tampan itu terlihat tersenyum."Kenapa? Apa kau baru saja menyadarinya? Ternyata Jeno memang jauh lebih baik dari mu"
Ucap Jeffrey menatap remeh tuan Lee. Setelah Jeffrey mengatakan semua itu. Suasana yang ada di aula itu terasa hening.Mark terlihat berjalan kearah Jeffrey.
"Maaf tuan Jeffrey. Tapi, apakah semua yang kau katakan itu, benar?"
Tanyanya sambil menunduk. Jeffrey terlihat tersenyum, lalu menyentuh kepala anak itu."Saat kau kecil, aku yang selalu menjaga mu. Mungkin kau tidak mengingatku lagi. Tapi kau bisa merasakan kehadiran ku sekarang. Apa kau merasakannya?"
Jeffrey menatap kedua mata coklat itu dengan tersenyum. Mata itu milik ibunya, sangat indah untuk di pandang. Kedua mata Mark berbinar lalu mengangguk pelan. Sekarang ia kembali mengingat semuanya.VannoWilliams