Ruangan gelap dengan ukuran yang sangat luas itu terasa begitu panas. Ketika lenguhan kecil terus keluar dari bibir manis yang sangat menggoda itu.
Mark tidak bisa mengendalikan dirinya saat ini. Perasaan ini benar-benar menyakitinya. Ia ingin segera melepaskannya bagaimanapun caranya.
Sang adik yang sedari tadi memperhatikannya dari kejauhan hanya bisa berdecih pelan. Pasti ada yang sengaja menaruh obat perangsang pada minuman sang kakak. Entah apa tujuannya? Tapi ini sangat merepotkan.
"Euhm..ah~"
Lenguhan itu terus saja keluar dari bibir Mark. Namun Jeno tidak merespon apapun. Ia masih berpegang teguh pada pendiriannya. Bahwa Mark adalah kakaknya.Mark menggeliat dengan tidak nyaman. Perasaannya begitu membuncah. Ia ingin di sentuh, tubuhnya sangat ingin di tandai sekarang.
"Nono.."
Suara Mark menggema ke seluruh ruangan itu. Membuat Jeno yang masih terduduk diam di salah satu bangku yang ada di sana, mencoba menulikan pendengarannya."Tuan Jeno..eumh..ah! Aku menginginkan mu"
Ucapnya dengan senduktif.Tubuh berkeringat Mark mulai mendekat kearah Jeno yang masih diam di tempatnya.
Dengan perlahan Mark mulai menaiki paha sang adik, lalu mengalungkan lengannya di leher pria itu.
"Jeno..apa kau tidak menginginkan ku?"
Tanyanya dengan suara lenguhan yang terdengar sangat mengundang."Jeno..jangan mengacuh kan ku.."
Mark semakin merapatkan dirinya dengan Jeno, mencium ceruk leher pria yang berstatus sebagai adiknya itu.Mark tau siapa pria yang tengah ia duduki pangkuannya saat ini. Mark tau jika itu adalah Lee Jeno, adik kandungnya. Tapi entah mengapa, harum maskulin yang di keluarkan Jeno begitu memabukkan dan sangat menggiurkan.
"Euhm..Jeno..aku menginginkan mu.."
Bisiknya di telinga sang adik."Euhm.."
"Mark Lee"
Suara berat yang di keluarkan Jeno membuat Mark terdiam sebentar.
"Turun!"
Perintahnya. Mark merengut kesal. Ia menggeleng pelan, semakin merapatkan dirinya dengan tubuh tegap sang adik."Nono..jangan memarahi ku!"
Mark semakin merengutkan bibirnya. Ini terasa seperti memabukkan untuknya. Bahkan ia sampai tidak merespon apapun dengan benar sekarang."Mark Lee"
"Hm?"
"Turun!"
"Tidak mau!"
Mark semakin memeluk Jeno."Euhm..ah~"
Mark kembali bereaksi, saat obat itu semakin menguasai dirinya. Jeno masih tidak menghiraukannya, namun sesuatu di dalam dirinya terus saja memberontak. Ia tidak tahan jika harus melihat sang kakak merengek seperti ini di pangkuannya."Nono..aku..ahk!"
Mark memekik kaget saat tiba-tiba saja tubuhnya terangkat dan terjatuh begitu saja di atas tempat tidur.Mark mengerjap-ngerjapkan kedua matanya ketika melihat Jeno yang mulai melepas satu persatu pakaiannya. Hingga menampilkan tubuh berototnya.
Pandangan Mark memang terlihat sayu. Namun ia masih bisa melihat dengan jelas, betapa indahnya bentuk tubuh sang adik.
Jeno merendahkan tubuhnya agar semakin dekat dengan sang kakak.
"Kak Mark, aku ingin kau mendengarkan ku. Setelah ini, tidak akan ada penyesalan di wajah mu. Aku memperingati mu!"
Suara Jeno terdengar rendah membuat libido Mark semakin naik. Ia mengalungkan lengannya ke leher sang adik, lalu mengecup bibirnya dengan lembut.