Tubuh Mark mematung di tempat saat ia sudah sadar dari tidurnya. Tubuh telanjang sang adik terlihat tengah memeluknya dengan sangat erat saat ini
"A-Apa yang sudah kami berdua lakukan?"
Tanyanya dengan panik.Jeno yang merasa ada pergerakan dari Mark, langsung terbangun dari tidurnya. Ia menatap kedua mata Mark yang terlihat bergetar menahan tangis.
Alih-alih mengatakan 'kau sudah bangun?' Atau yang lainnya. Jeno hanya diam dan memilih masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Membiarkan sang kakak yang hanya bisa mematung di tempat, menyesali perbuatannya.
Setelah beberapa menit berada di dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Jeno akhirnya keluar dengan sudah memakai baju yang lengkap di tubuh tegapnya.
Ia menatap wajah Mark yang sudah memerah menahan tangis.
Helahan nafas terdengar dari mulutnya, ia berjalan mendekati Mark.
"Kau menyesal?"
Tanyanya dengan nada suara yang terkesan dingin.Mark menatap sang adik,
"Kenapa tidak mencoba menghentikan ku?"
Tanya Mark yang sudah menangis."Apa kau pikir aku sanggup?"
Tanya Jeno balik.Mark masih terus menangis.
"Ini yang pertama untuk ku. Tapi mengapa harus dengan mu?"
Ucap Mark yang sudah menunduk dengan masih terus menangis."Maaf kan aku, tapi seharusnya kau tau hal ini sedari dulu"
Suara berat Jeno membuat Mark kembali mendongak kearahnya.
"Mark..
kau bukan kakak kandung ku"
Jeno mengatakan kalimat itu dengan sangat jelas. Hingga Mark bisa sangat mengerti dengan perkataan Jeno.
Tubuh Mark mematung, degup jantungnya tiba-tiba saja berdetak dengan sangat cepat. Wajahnya terlihat sangat kaget dan hampir saja ia pingsan.
"Kau..kau bukan adik ku!?"
Tanya Mark ulang mencoba mencari kebenaran dari perkataan sang adik. Jeno tidak bersuara, namun ia mengangguk dalam. Membuat Mark yang melihatnya, kembali menangis dengan histeris."Bagaimana bisa?! Kenapa bisa seperti ini!?"
Mark menatap Jeno dengan tidak percaya.Jeno menghela nafas pelan,
"Aku tidak tau, apakah aku harus mengatakannya pada mu atau tidak? Tapi Mark kau memang bukan kakak kandung ku"
Ucap Jeno dengan raut wajah seriusnya. Mark yang mendengar hal itu membolakan kedua matanya dengan kaget."A-Apakah itu benar?"
Tanya Mark yang masih tidak percaya dengan fakta ini."Aku juga tidak tau, nenek yang mengatakannya kepada ku. Dia tau ada sesuatu hal yang berbeda di antara kita, dan nenek mulai mencari tau hal itu. Dan setelah mengetahuinya, nenek langsung meminta ku untuk datang menemuinya. Itu alasan mengapa aku pergi ke kanada sendirian tanpa dirimu"
Ucap Jeno menjelaskan. Mark menatap sang adik dengan sangat serius"Dan itu juga merupakan alasan mengapa aku meminta daddy dan mommy berbicara secara pribadi tanpa dirimu"
Lanjutnya. Mark mengerjap-ngerjapkan kedua matanya dengan tidak percaya."Mengapa harus seperti ini? Mengapa harus kita?"
Tanyanya yang masih belum bisa menerima semuanya."Aku tidak tau, tapi nenek bilang jika daddy dan mommy menyembunyikan sesuatu dari kita"
Ucap Jeno yang kembali mengingat perkataan sang nenek tempo lalu."Lalu apa yang harus kita lakukan!? Bagaimana aku harus mengatakan hal ini kepada daddy dan mommy!?"
Mark mengerang frustasi. Ia bingung harus melakukan apa sekarang? Mengapa ini harus terjadi kepadanya? Mengapa harus dengan adiknya?"Kau tidak perlu mengatakan apapun, aku yang akan menjelaskan semuanya kepada daddy dan mommy"
Ucap Jeno mencoba menenangkan Mark, walau masih dengan ekspresi datarnya. Mark masih terus menangis."Mengapa kau tidak memberitahu ku?"
Tanya Mark kepada sang adik."Aku harus memastikannya"
Mark terdiam masih dengan sesegukan, hingga akhirnya ia mengingat sesuatu.
"Jeno, apa kau mengeluarkannya di dalam?"
Tanya Mark panik. Jeno terdiam sesaat lalu setelahnya mengangguk pelan. Mark membulatkan kedua matanya dengan kaget sekaligus panik."Mengapa kau melakukan hal itu!?"
Teriak Mark dengan tatapan tidak percayanya."Aku tidak sadar"
"T-Tapi kita bersaudara! Hal ini salah!"
"Tidak akan salah karena kau bukan kakak kandung ku"
Ucap Jeno setelahnya, yang berhasil membuat Mark terdiam.VannoWilliams