"Ahh!"
Jeno melepas ciumannya dan langsung menyerang leher Mark yang sudah bersih sekarang. Tanpa berlama-lama lagi, ia kembali membuat karya yang indah di leher putih itu."Ahh..Jeno..ah!"
Desahan mulai menggema di seluruh kamar mereka. Jeno menarik gaun tidur yang di pakai Mark yang berada di bagian dada dan langsung memainkan tonjolan kecil di dada si manis itu. Menghisap serta menggigit tonjolan itu hingga membuat Mark mendongakkan wajahnya karena nikmat. Jeno mulai turun ke perut Mark, membuka secara perlahan gaun tipis yang si manis itu pakai hingga membuat Mark telanjang di depannya."Ah..tuan jangan di gigit..ah!"
Teriak Mark ketika Jeno mulai menggigit paha dalam miliknya."Ah..Nono!"
'Astaga! Mengapa dia sangat hebat!?'
Jeno masih memberikan tanda di setiap bagian paha Mark sampai tidak ada ruang lagi. Dengan nafas yang memburu, Jeno langsung menegakkan tubuhnya dan mulai membuka seluruh pakaiannya.
Mark yang melihat hal itu langsung sangat malu ketika melihat betapa besarnya milik Jeno yang beberapa hari lalu sudah pernah memasukinya.
Jeno mendekat kearahnya dan mulai mencium bibirnya dengan kasar. Tangan Jeno kembali memainkan tonjolan kecil itu. Jeno melepas ciumannya. Ia mengangkat kedua paha Mark dan langsung menampilkan lubang berkedut milik Mark.
"Ssshhhh..ah!"
Mark mulai memejamkan matanya ketika Jeno secara perlahan mulai memasukan miliknya. Dan setelahnya ia mulai memaju mundurkan miliknya di dalam tubuh Mark.Setelah lima menit berlalu dengan diiringi desahan nikmat dari Mark. Si manis itu langsung menegang tanda ia akan segera keluar.
"Ahhhhhhh!"
Teriaknya ketika pelepasannya sampai.Jeno membiarkan Mark menikmati ejuklasinya. Dada Mark naik turun dengan mata sayunya membuat Jeno semakin ingin menggagahi si manis itu.
Setelah Mark mulai tenang, Jeno semakin mengangkat paha sang istri agar penyatuan mereka terasa lebih nikmat.
"Gigit bahu ku jika kau merasakan sakit"
Ucap Jeno dan langsung di angguki Mark. Jeno mulai mempercepat sodokkannya hingga membuat Mark merasa kaget ketika mendapat serangan seperti itu."Aaaahhkk! Nono..!"
Teriak Mark. Jeno menggeram rendah ketika merasa miliknya semakin di remat oleh lubang nikmat Mark.Jeno menatap kedua mata Mark yang sudah sembab, membuat ia tidak tega.
"Apa sakit?"
Tanya Jeno. Mark mengangguk.
Jeno mulai khawatir."Apa kita hentikan saja?"
Tanya Jeno yang hendak mengeluarkan miliknya kembali. Namun kaki Mark langsung menghentikannya."Jangan! Kau hanya terlalu kuat..lakukan dengan pelan.."
Ucap Mark. Jeno mengangguk, dan kembali mendorong miliknya ke dalam tubuh Mark membuat Mark langsung memejam sambil menikmati bagaimana milik Jeno menggesek di dalam sana."Ahh..ah ah ah!"
Mark kembali terhentak keatas ketika Jeno mulai mempercepat gerakannya."Ah~aah..tuan..Nono..mengapa kau sangat hebat!?"
Tanya Mark ketika Jeno berhasil menyentuh titik spotnya. Jeno yang mendengar pertanyaan dari Mark dengan diiringi desahan. Menatapnya dengan tajam."Jangan bicara!"
Ucapnya yang sepertinya tidak bisa menahan dirinya jika Mark mengatakan hal-hal seperti itu kepadanya. Mark hanya tersenyum, dan kembali memeluk sang suami."Aah..tuan..ahh..lebih cepat..akh!"
Jeno mulai mempercepat tumbukkannya karena tidak tahan dengan ucapan vulgar dari Mark dan hal itu semakin membuat Mark ingin sampai ke pelepasannya.
Jeno menggeram rendah, ia mulai merasakan jika dirinya akan keluar. Bunyi tumbukkan kulit yang menghiasi kamar luas milik mereka itu semakin membuat mereka terbuai dalam aktifitas malam mereka.
"Jeno..aku mau keluar..ah!"
"Bersama!"
Jeno menumpakan seluruh cairannya di dalam tubuh Mark. Begitupun dengan Mark yang merasakan pelepasannya.
Jeno menggeram rendah karena masih menikmati pengeluarannya dengan masih memaju mundurkan miliknya dengan pelan di dalam tubuh Mark.
Setelah cukup puas, Jeno langsung mengeluarkan miliknya dan di susul cairannya yang ikut keluar karena terlalu banyak.
Mark sudah sangat lemas, ia bahkan sudah menutup matanya. Jeno mendekat kearahnya lalu mencium bibir dan seluruh wajah Mark dengan lembut.
"Terimakasih"
Bisiknya."Aku mencintai mu"
Ucapnya sambil mengecup lembut kening Mark.VannoWilliams