Setelah acara besar itu berakhir. Mark menunggu sang adik di dalam kamar mereka. Ia sudah menghabiskan banyak malam di kamar ini. Namun malam ini terasa sangat berbeda. Ia merasa bukan menjadi adik dari Jeno, melainkan menjadi pasangan hidupnya. Dan memang itu adanya.
Pintu kamar itu terbuka, menampilkan wajah tampan Jeno beserta dengan tubuh tegapnya. Mereka saling menatap, namun tidak ada percakapan di antara mereka. Hingga akhirnya Jeno memulai percakapan di antara mereka.
"Belum ingin tidur?"
Tanyanya kepada Mark.Mark menggeleng pelan.
"Aku menunggu mu"
Ucapnya dengan lirih. Jeno tidak menjawab, namun ia tersenyum tipis."Aku akan mandi"
Ucapnya. Mark mengangguk pelan, sambil tersenyum.Setelah Jeno masuk ke dalam kamar mandi. Mark merasa panas di kedua pipinya.
'Mengapa jadi begini? Mengapa aku jadi gugup seperti ini!?'
Beberapa saat kemudian, Jeno sudah menyelesaikan acara mandinya. Ia keluar dari dalam kamar mandi dengan jubah mandi yang melekat di tubuhnya.
Mark mematung seketika.
Jeno berjalan kearah lemari pakaian untuk mencari piyama tidurnya. Melupakan sang istri yang tengah menatap gugup kearahnya.
"Mark"
Suara berat itu membuat bulu kuduk Mark meremang.
'Dia baru saja memanggil ku!?'
"I-Iya..?"
Jeno berbalik lalu menatap lekat sang istri.
"Kau tidak ingin mandi?"
Tanyanya. Mark yang tersadar segera bangkit dari duduknya."Apa aku harus melakukan hal itu?"
Tanyanya dengan sedikit bingung. Jeno mengangguk pelan."Kalau begitu aku akan mandi"
Ucapnya yang langsung pergi menuju kamar mandi. Setelahnya Jeno langsung berjalan ke ruang ganti untuk memakai pakaiannya.Selang beberapa menit, akhirnya ia sudah keluar dari ruang ganti, dan berjalan kearah Mark yang juga sudah menyelesaikan mandi kilatnya.
"Kau mengantuk?"
Tanyanya yang kini mengelus rambut sang kakak.Mark menggigit bibirnya gugup.
"Jeno.."
Panggilnya lirih."Hem?"
Jeno menoleh kearahnya."Bisa tidak jangan seperti ini. Aku masih belum siap"
Ucapnya dengan sedikit rengekan. Jeno yang mendengar perkataan Mark mengeryitkan keningnya."Apa maksud mu?"
Tanyanya."Kau terlihat sangat manis, seperti suami ku saja.."
"Aku memang suami mu"
"Ah! Aku tau..tapi kau dulu adalah adik ku. Jika menjadi suami seperti ini, membuat ku gugup"
Lanjutnya. Mark rasanya ingin menyembunyikan wajahnya yang sudah bersemu merah sekarang. Jeno menatap sang kakak dengan lekat."Apa kau malu?"
Tanyanya.Mark menatap kaget kearah sang adik.
"Kau sedang menggoda ku?""Aku tidak menggoda mu"
"Iya, kau sedang menggoda ku!"
Teriak Mark dengan kesal. Jeno memilih untuk diam."Jeno, ingat dulu aku yang sering menggoda mu. Dan hal itu akan terjadi sampai kapanpun! Jangan mencoba menandingi ku!"
Ucapnya dengan ketus. Jeno menampilkan wajah bingungnya lalu setelahnya ia langsung menatap sang kakak dengan senyuman. Membuat Mark sempat terpesona dengan ketampanannya."Aku tidak akan pernah menandingi mu"
Ucapnya. Mark tertegun sebentar, lalu setelahnya ia langsung menatap kesal sang adik."Kalau begitu perlakukan aku seperti kakak mu"
"Tidak bisa"
"Mengapa?"
Jeno menatap lekat wajah sang kakak lalu tersenyum tampan setelahnya.
"Karena kau adalah istri ku"
Dam!
"Aaaaaaaaaaa! Kau membuat ku kesal!"
Mark memukul sang adik dengan perasaan kesal bercampur malunya.
Jeno hanya diam menerima setiap pukulan kecil yang di berikan sang kakak.
"Jeno, kau sangat nakal! Lihat saja jika mommy tau kau menggoda ku!"
"Mommy tidak akan percaya"
Potong Jeno yang semakin membuat Mark kesal.Setelah mengatakan hal itu, Jeno memilih untuk langsung tidur. Meninggalkan sang istri yang masih menatap kesal kearahnya.
"Jeno jangan tidur.."
Mark menggoncang-goncangkan tubuh Jeno yang sudah menutup kedua matanya untuk tidur. Mark menatap kesal sang suami yang meninggalkannya dan tidur begitu saja.Hingga sebuah ide berbahaya muncul di dalam otaknya.
Ia menatap sang suami dengan tersenyum lalu mulai merangkak kearah sang suami yang masih memejamkan matanya. Lalu dengan sengaja mencium bibir yang sangat menggoda itu dengan satu kecupan ringan.
Jeno yang mendapat ciuman itu, langsung terbangun dari tidurnya. Ia menatap wajah Mark yang kini sudah sangat dekat dengannya.
"Jeno, mengapa kau meninggalkan ku? Bukankah kita belum melakukan malam pertama kita?"
Ucap Mark yang semakin menempelkan tubuhnya dengan Jeno. Jeno tidak menjawab, namun ia langsung mencium ganas bibir ranum Mark.'Cepat sekali responnya!'
"Ahk!"
Pekik Mark ketika Jeno dengan sengaja menggigit bibir Mark. Dengan lihai Jeno mulai mengobrak-abrik isi mulut Mark hingga membuat saliva keduanya jatuh di dagu si manis itu. Ketika sudah cukup lama dalam posisi seperti itu. Jeno langsung menidurkan Mark di sebelahnya dan mulai menggerayai tubuh makhluk manis itu.VannoWilliams