Mark sudah pulang dari rumah sakit. Ia sekarang tinggal bersama Jaemin di rumahnya. Mark terlihat kagum melihat dekorasi klasik yang ada di hadapannya. Ada beberapa hiasan khas korea selatan yang tidak ada di negaranya sana. Rasa ingin membawa barang-barang itu pulang pun tiba-tiba saja terlintas dalam pikirannya.
Tapi, bagaimana ia bisa pulang?
Mengingat hal itu membuat Mark kembali sedih.
Ia termenung di atas meja makan yang ada di ruang makan rumah Jaemin. Sedangkan Jaemin tengah berada di dapur. Ia sedang berkutat dengan peralatan dapurnya.
Setelah menyelesaikan semuanya. Ia segera berjalan kearah Mark yang tengah menunggunya sambil merenung disana.
"Kau baik-baik saja?"
Tanyanya sambil meletakkan beberapa menu makanan di atas meja. Mark yang tersadar berusaha tersenyum dan mengangguk."Makanlah!"
Ucapnya yang sudah mendudukkan dirinya di depan Mark. Mark tersenyum dan langsung menyantap makanan yang di buat Jaemin itu."Ini enak.."
Pujinya saat pertama kali merasakan masakan yang ada di negara ini. Ia dulu pernah mencicipi masakan dari negara ini yang sang ayah buat. Namun bahan masakannya sedikit berbeda. Dan yang dibuat Jaemin ini asli dari tempat sang ayah berasal.Jaemin yang mendapat pujian seperti itu hanya tersenyum. Entah mengapa perasaan hangat tiba-tiba saja menyelimutinya saat melihat wajah bahagia Mark.
"Kau tinggal sendirian?"
Tanya Mark, mengalihkan tatapan Jaemin."Ah, iya. Gue cuman sendiri di sini"
Ucapnya."Kau tidak merasa kesepian?"
Tanya Mark yang kembali menoleh kearah Jaemin."Sedikit"
Ucapnya yang mulai menyantap makanannya."Carilah pasangan!"
"Uhuk! Uhuk!"
Jaemin tiba-tiba saja terbatuk saat Mark mengatakan hal itu.
"Kau baik-baik saja?"
Tanya Mark panik yang langsung datang mengampiri Jaemin. Ia menepuk-nepuk punggung Jaemin agar pria tampan itu berhenti tersedak. Namun pukulannya terlalu kuat hingga membuat Jaemin malah semakin terbatuk dibuatnya."Astaga!"
Teriak Mark panik. Ia kembali memberikan Jaemin air minum agar pria itu kembali tenang.Jaemin langsung meminum air itu dengan terburu-buru.
Ia menatap Mark dengan kedua matanya yang memerah menahan sakit di punggungnya. Membuat Mark merasa bersalah.
"Maaf.."
Ucapnya sambil mengelus punggung Jaemin. Namun hal itu malah membuat Jaemin membeku di tempat."Tidak apa, aku baik-baik saja!"
Ucapnya yang langsung menghindar dari Mark. Mark menatap bingung kearahnya. Lalu memilih bergedik acuh dan kembali duduk di kursinya untuk melanjutkan acara makannya yang tadi sempat tertunda.Sedangkan Jaemin memilih menetralkan detak jantungnya saat ini.
VannoWilliams