awal

11.1K 272 28
                                    

hallo salam 6 agama!

selamat datang kembali di story'Kaila untuk kalian yang nungguin cerita ini dipublish kembali. Dan selamat datang untuk kalian yang baru baca...

Absen dulu yuk, kalian tau cerita ini dari mana?

Oke, langsung ke inti nya!

Sebelumnya, pencet dulu vote nya n tulis kritik kalian di kolom komentar ||➡

tandai typo!

H A P P Y R E A D I N G !

[ nol ]

[ nol ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

--

SAH!

Senyum kebahagiaan masih terpancar jelas di setiap wajah keluarga Nicholas dan keluarga Danendra. Baru saja kedua keluarga itu menjadi besan. Sedangkan sang mempelai wanita, tersenyum dan menitikkan air mata haru.

Di satu sisi, ia bahagia karena sudah menjadi seorang istri dan memiliki tanggung jawab yang berkali-kali lipat lebih besar dari sebelumnya. Tetapi di sisi lain, ia merasa sedih. Karena ia menikah dengan pria yang sama sekali tak mencintainya sedikitpun. Acara tukar cincin telah selesai. Kini telah sampai pada puncak acara.

Resepsi. Konsep nya sederhana, namun terlihat sangat elegan dan dilaksanakan di Bandung. Tak banyak tamu yang di undang. Hanya beberapa rekan kerja, keluarga dan teman dekat dari kedua mempelai.

HAPPY WEDDING

CAKRA AKSARA DANENDRA
&
KAILA SHAFANA NICHOLAS

Kaila melirik sekilas melihat wajah pria yang baru saja menjadi suaminya itu. Ia dapat melihat kebencian dari sorot mata tajamnya.

"Cielah si bos udah married aja. Selamat ya bos!" Ujar Reno menggoda.

Reno Sebastian. Sahabat Cakra paling tengil. Meskipun begitu, ia juga termasuk inti fuerza. Geng motor yang di pimpin oleh Cakra.

Kedatangan teman-teman Cakra hanya di sambut senyum kaku oleh Kaila. Ia tak begitu dekat dengan Cakra dan teman-temannya. Jadi, ia merasa sedikit canggung.

"Iya nih, sekarang kita udah ada Bu bos yekan?" Sahut Devan sembari menaik turunkan alisnya ke arah Cakra.

Devan Nasution. Inti and playboy nya Fuerza. Sedangkan Cakra, menatap satu persatu temannya nyalang. Tapi mereka tak bergeming dan masih tetap menggoda Cakra dan Kaila.

"Hati-hati Bu bos, Cakra kalau main kasar. Siap-siap ngga bisa jalan besok! Gue tunggu kabar keponakan gue nanti!" Sambung Devan lirih namun bisa membangunkan singa yang tertidur.

ꜱᴛᴏʀʏ ᴋᴀɪʟᴀ [ ᴛᴀʜᴀᴘ ʀᴇᴠɪꜱɪ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang