Hai, salam 6 agama!
Heyow, gimana kabar nya?
tandai typo!
H A P P Y R E A D I N G !
[ tiga belas ]
--
Ting.
Suara ponsel berbunyi, mengalihkan atensi mereka. Cakra membuka Twitter dan menemukan mention-an seseorang kepada nya.
dinandita_ I'll be back, babe @cakraadanr
Keheningan yang menerpa ke-empatnya, seketika sirna. Mereka menatap ke arah Cakra yang sibuk mengotak-atik ponselnya dengan raut wajah tak terbaca.
"Siapa? Muka lo tiba-tiba tegang gitu?" tanya Reno. Cakra menoleh menatap ke-tiga sahabat nya. Ia hanya mengangkat kedua bahu nya acuh. Meskipun dalam hatinya, banyak sekali pertanyaan.
Ia tau betul siapa yang mengirim mention itu. Ya, gadis di masalalu. Anandita Dina.
Gadis yang selalu mengisi hari-harinya satu tahun yang lalu, dan tiba-tiba pergi meninggalkan nya tanpa alasan. Hal itu juga yang membuat nya menjadi pribadi yang dingin.
"Dia kembali?" Cakra tersentak sekaligus terkejut mendengar penuturan Attar.
Sedangkan Devan dan Reno menatap kedua nya dengan pandangan penuh tanya. Raut wajah terkejut nya dengan cepat ia rubah menjadi raut wajah dingin seperti semula. Seolah tak terjadi apa-apa.
"Anandita," Attar menatap Cakra dengan alis yang bertaut. Cakra menunduk dalam. Tak berani menatap Attar.
"Kenapa diam? Bener dugaan gue?" Attar tersenyum miring.
Ia tau bagaimana perasaan sahabat nya itu pada gadis nya di masalalu. Masih ada secerca rasa di hatinya, namun ia tak berani mengungkapkan. Meskipun sudah memiliki istri, tak ayal perasaan itu masih ada. Mungkin ini adalah alasan kenapa ia tak ingin membuka hati untuk Kaila..Bukan karena tak ingin. Ia memang belum bisa menerima keberadaan Kaila.
"Anandita?" beo Devan dan Reno serentak. Attar menatap Cakra dingin. Berharap Cakra angkat bicara. Namun ia malah berdiri dari tempat duduk nya.
"Mau kemana lo bos?" cetus Devan.
"Cabut," jawabnya singkat kemudian segera berlalu dari sana. Attar menatap punggung Cakra dengan tatapan menusuk. Reno dan Devan di buat bergidik ngeri.
"Jangan bilang--" Reno menggantung ucapan nya sembari mengetukkan jari nya di dagu.
Attar mengangguk. Devan menatap kedua nya dengan pandangan penuh tanya.
"Kalian ngomong apa?" tanyanya polos. Reno dan Attar tak menjawab. Beranjak meninggalkan Devan sendirian di rooftop sekolah.
"Punya temen gini amat," gerutunya kesal.
--
Seseorang memanggil namanya. Tetapi ia masih tak menemukan keberadaan orang itu. Sampai dimana, mata nya jatuh pada objek lurus di depan nya dengan jarak sekitar 40 meter, terlihat seorang gadis sedang menggeret koper nya sembari menunjukkan senyuman manis.
Gadis itu berlari menghampirinya, meninggalkan barang bawaan nya di tempat tadi. Menubruk keras tubuh seseorang yang sangat di rindukan nya. Memeluk erat seakan tak ada hari untuk esok.
"I miss you so much, Cakra."
Cakra membalas pelukan gadis di depan nya itu tak kalah erat. Mengecup berkali-kali puncak kepala gadisnya dengan sayang.
"me too, babe."
Dia, Anandita. Panggil saja Dita atau Ana. Sempat kecewa dengan Dita. Namun tetap saja, rasa cinta nya yang besar dapat mengalahkan rasa kecewa dalam hatunya. Tubuhnya menolak, namun tidak untuk hati nya.
"I'am sorry, babe." ucap Dita setelah melepas pelukan.
Cakra menggeleng lalu tersenyum. Senyum yang sama sekali tak pernah ia tunjukkan pada siapapun tersebut sang istri, Kaila. Hanya Dita seorang yang bisa membuat senyuman itu terbit di bibir tebal milik Cakra.
Cakra membelai lembut pipi sang gadis. Tak lupa dengan senyum nya yang tak pernah luntur. Di manik keduanya, bisa di lihat tatapan kerinduan dari masing-masing maniknya. Tak ingin kehilangan momen, Cakra kembali menarik Dita ke dalam pelukannya.
"Maafkan Cakra, ma, pa. Cakra ngga bisa memegang janji Cakra, untuk selalu setia bersama perempuan pilihan mama dan juga papa," ucapnya dalam hati.
Ada rasa penyesalan di dalam hatinya. Namun ia juga tak bisa mengelak, bahwa ia sangat merindukan dan sangat mencintai Dita. Gadis yang pernah menggoreskan luka terdalam di hati nya. Namun, lagi dan lagi ia kalah dengan perasaan nya, hingga rela melanggar janji nya pada kedua orang tuanya.
"Demi mama, kamu harus janji! Jaga dan sayangi Kaila seperti kamu menyayangi mama!"
"Walau kamu belum bisa menerima Kaila dalam hidup kamu, kamu ngga boleh kasar atau bahkan sampai bermain di belakang Kaila! Mama dan papa tidak pernah mengajarkan kamu untuk menjadi pria brengs*k yang menyakiti hati seorang perempuan!" Ujar Shita tegas.
"Dan mama tidak akan pernah memaafkan kamu, kalau sampai kamu berani melanggar apa yang sudah menjadi keputusan mama. Termasuk jika menyangkut Kaila!"
"Iya Cakra janji! Cakra ngga akan mengecewakan mama dan papa." Ucap nya yakin.
"Mau pulang sekarang?" tanya Cakra menatap Dita teduh.
Dita tampak berpikir, "mau jalan-jalan dulu boleh?"
Cakra mengangguk tanda menyetujui. Ia berjalan mengambil koper sang gadis, dan segera berlalu dari sana menuju basemen bandara. Sesampainya di basemen, ia segera memasukkan koper ke dalam bagasi mobil. Sebelum masuk, ponsel nya berbunyi menandakan ada pesan masuk.
kailaasn : km dmn? dr kmrn g plng k rmh.
kailaasn : aku khwtr sm km.
Read.
Ia hanya membaca nya tak berniat untuk membalas.
"Siapa?" tanya Dita yang melihat perubahan raut wajah Cakra menjadi dingin.
"Gapapa. Mau jalan sekarang?" tanyanya mengalihkan pembicaraan. Dita hanya mengangguk menanggapi.
--
T O B E C O N T I N U E .
JANGAN JADI SIDER PLISS!
KAMU SEDANG MEMBACA
ꜱᴛᴏʀʏ ᴋᴀɪʟᴀ [ ᴛᴀʜᴀᴘ ʀᴇᴠɪꜱɪ ]
Randomᴡᴀᴊɪʙ ꜰᴏʟʟᴏᴡ ꜱᴇʙᴇʟᴜᴍ ʙᴀᴄᴀ ᴛᴇᴇɴꜰɪᴄᴛɪᴏɴ. -- Memiliki prinsip, menikah sekali seumur hidup. Ia akan mempertahankan apa yang berhak ia pertahankan. Namun, pernikahan yang di penuhi dengan kebencian, apa berhak untuk di pertahankan? Kisah seorang gadis...