phobia gelap

2.6K 88 3
                                    

Hai, salam 6 agama!

tandai typo!

H A P P Y R E A D I N G !

[ empat belas ]

[ empat belas ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

--

Hari sudah mulai petang. Namun Cakra masih tak ingin beranjak dari tempatnya kini duduk, sembari menatap gadis yang baru tadi pagi mendarat di Indonesia, sedang memakan es krim nya. Senyum tipis terukir indah di wajah.

Sudah pernah di katakan, bahwa hanya Dita seorang yang dapat menerbitkan senyuman itu. Bahkan sudah hampir satu bulan usia pernikahannya dengan Kaila, tak pernah sedikitpun ia menampakkan senyum itu. Seketika ia tersadar dari lamunannya.

"Kenapa gue jadi mikirin dia?!" tanyanya dalam hati.

"Aku seneng banget," ucap Dita antusias.

Cakra menoleh lalu tersenyum, "aku seneng kalau liat kamu seneng."

Saat hendak mengucapkan kalimat berikut nya, tiba-tiba terhenti kala mendengar dering ponsel nya. Dita menatap Cakra seolah bertanya siapa.

"Sebentar ya?" Dita hanya mengangguk. Cakra sedikit menjauh dari jangkauan Dita, kemudian mengangkat telpon nya.

Incoming call...
Mama

"Ass--"

"Hallo Cakra, dimana kamu?" belum selesai mengucap salam, suara sang ibu terdengar nyaring di seberang sana.

"Assalamualaikum, ma!" ucapnya lagi mengulang.

"Waalaikumsalam," Shita menjawabnya dengan ketus.

"Dimana kamu sekarang, hah?" Cakra menjauhkan ponselnya dari telinga.

Sungguh, suara ibu nya yang sedang berteriak melebihi suara toa yang berada di masjid. Sangat dan amat nyaring.

"Di luar,"

"Berapa hari kamu ngga pulang? Jangan mentang-mentang kamu udah ngga tinggal sama mama dan papa,kamu jadi se-enak nya sendiri, ya Cakra!?" ucapnya menggebu-gebu.

"Kaila ngomong ap--"

"Kaila ngga ngomong apa-apa sama mama dan papa. Tapi mama memang sudah tau dari awal, kalau kamu memang jarang bahkan hampir tidak pernah pulang ke rumah."

"Ma--"

"Pulang sekarang, atau mama akan bawa Kaila pulang ke rumah mama?" tubuhnya menegang. Entah kenapa, ia merasa tak rela jika Kaila di bawa oleh sang ibu.

Sempat terdiam beberapa saat, sebelum memutuskan untuk pulang, "Cakra pulang sekarang."

"Dalam setengah jam ngga sampai rumah, mama akan bener-bener bawa Kaila pulang ke rumah mama." ancam Shita lagi.

ꜱᴛᴏʀʏ ᴋᴀɪʟᴀ [ ᴛᴀʜᴀᴘ ʀᴇᴠɪꜱɪ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang