Hai, salam 6 agama!
Gimana kabarnya besti? Semoga baik.
JANGAN JADI SIDER!
tandai typo!
H A P P Y R E A D I N G !
[ lima belas ]
--
Bel masuk berbunyi 5 menit yang lalu. Namun, hal itu tak mempengaruhi penghuni SMA Trisakti. Pagi ini, sekolah di gemparkan dengan kedatangan murid baru pindahan dari New York.
Cakra dan ketiga sahabat nya masih asyik dengan kegiatan masing-masing. Sampai dimana, suara seorang wanita cantik yang menjabat sebagai wali kelas XII-BAHASA, masuk dengan di ikuti seorang gadis cantik di belakang nya.
"Selamat pagi teman-teman," sapa Bu Shinta- wali kelas XII-BAHASA.
Bu Shinta memang tak pernah memanggil anak didik nya dengan sebutan nak atau apapun itu yang berhubungan dengan murid dan guru. Bu Shinta lebih nyaman memanggil anak didik nya dengan sebutan teman atau rekan. Karena menurut nya, hal itu dapat membangkitkan semangat anak didiknya saat belajar.
"PAGI,"
"Hari ini, kita kedatangan murid baru. Kalian penasaran ngga sama murid baru yang akan meramaikan kelas ini?"
Ke-empat inti Fuerza seperti nya tertarik dengan pembicaraan kali ini. Mereka kompak mendongak menatap lurus ke arah Bu Shinta dan-- seorang gadis yang berada di sebelah nya.
"Hai, salam kenal. Nama ku Anandita Dina, kalian bisa panggil aku Ana atau Dita!" perkenalan yang singkat, namun cukup membuat penghuni kelas berteriak ricuh.
Terutama ke-empat inti Fuerza. Mereka sama sekali tak mengalihkan pandangan nya dari Dita. Tentu saja mereka tau dan mengenal siapa Dita. Devan dan Reno saling tatap. Menerka kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. "Baik Dita, kamu bisa duduk di bangku yang kosong."
Dan kebetulan sekali, bangku yang kosong berada tepat di depan bangku yang di tempati oleh Cakra dan Attar. Dita mengangguk, kemudian berjalan anggun ke arah meja yang di tunjuk oleh Bu Shinta. Netranya tak sengaja terkunci dengan netra tajam milik Cakra. Ia tersenyum.
"Hai," sapanya saat sudah duduk di tempat. Cakra hanya tersenyum menanggapi.
"Kalian masih ingat sama aku, kan?" tanyanya menatap ke-tiga sahabat Cakra satu persatu. Devan mengangguk. Sedangkan Reno, ia memutar bola mata nya malas.
Dari ke-tiga sahabat Cakra, Reno lah yang paling tidak suka dengan kehadiran Dita. Sejak Cakra bertemu dengan Dita, bahkan sampai saat ini, ia masih memendam rasa tak suka itu. Menurutnya, Dita hanya seorang gadis yang sok polos. Dan ia menggunakan sikap nya itu untuk menarik perhatian Cakra dan juga teman-temannya. Covernya saja terlihat baik. Namun, tak ada yang tau bagaimana dalam nya bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
ꜱᴛᴏʀʏ ᴋᴀɪʟᴀ [ ᴛᴀʜᴀᴘ ʀᴇᴠɪꜱɪ ]
Randomᴡᴀᴊɪʙ ꜰᴏʟʟᴏᴡ ꜱᴇʙᴇʟᴜᴍ ʙᴀᴄᴀ ᴛᴇᴇɴꜰɪᴄᴛɪᴏɴ. -- Memiliki prinsip, menikah sekali seumur hidup. Ia akan mempertahankan apa yang berhak ia pertahankan. Namun, pernikahan yang di penuhi dengan kebencian, apa berhak untuk di pertahankan? Kisah seorang gadis...