Queen racing

2.5K 86 2
                                    

Hai, salam 6 agama!

tandai typo!

H A P P Y R E A D I N G !

[ dua belas ]

[ dua belas ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

--

00.45

Lima belas menit sebelum acara di mulai, inti Fuerza sudah sampai di tempat balapan. "Katanya, yang kalah harus relain motornya bos." ucap Gilang berniat memberitahu.

"Ya tinggal kasih lah. Lagian, si bos bisa beli lagi, bahkan se pabrik-pabriknya juga bisa kali." bukan Cakra, melainkan Devan.

Gilang hanya mendengus di buatnya. Tak terasa, lima belas menit berlalu. Terlihat, lawan yang akan Cakra hadapi kali ini sudah berada di area balap.

"Kita-- bertemu lagi?" tanya seseorang perempuan pada ke-empat inti Fuerza. Cakra hanya mengangguk.

"Sudah tau, apa yang harus kamu lakukan saat kalah nanti?" lagi. Cakra mengangguk, "apapun hasilnya, itu yang terbaik." ucapnya kemudian.

Orang itu mengangguk. Keduanya mulai menaiki motor masing-masing.

Brum.

Brum.

Dapat di lihat, seorang wanita dengan pakaian kurang bahan nya memandu acara balap malam ini.

READY?

ONE

TWO

THREE

GO!

Brum.

Brum.

Suara deruman motor menghiasi pendengaran mereka. Hampir sampai pada garis finish. Cakra yang melihat lawan nya tertinggal jauh di belakang pun, memelankan laju motor nya. Dan tanpa di duga, lawannya itu menyalipnya dengan kecepatan di atas rata-rata.

Dan-- perempuan- queen racing, itu sampai pada garis finishnya, meninggalkan Cakra yang melongo.

"Yah, si bos kalah." ucap Devan lesu.

Attar menepuk pundak Cakra pelan. "Gapapa, mungkin ini bukan hari baik buat lo." Cakra hanya mengangguk. Kemudian turun dari motor, menghampiri sang lawan. Ia menyodorkan kunci motornya, tanda pengakuan kalau dirinya memang kalah.

Kedua alis Cakra bertaut kala melihat orang di depan nya itu turun dari motor sport miliknya. Tak berbeda dengan ketiga sahabat nya, mereka cengo saat melihat orang itu melepas helmnya. Tak biasa karena lawan nya ini tak pernah mau melepas helm, bahkan turun dari motor pun tak pernah. Ia akan langsung pergi begitu saja setelah pertandingan selesai.

Ke-empat inti Fuerza yang penasaran akan wajah orang di depan nya ini, memperhatikan dengan serius. Namun, harapan nya pupus kala melihat orang itu mengenakan masker. Hanya terlihat manik mata indahnya, hitam legam.

"Ngga perlu, gue cuma mau pastiin kalau kalian mau nerima kekalahan. Dan ya, kalian menerima tanpa bantahan," ucapnya tersenyum. Seperti pernah mendengar suara itu, tapi dimana? Pikir mereka.

"Apa kita pernah ketemu sebelum nya? Suara lo kek ngga asing buat gue," tanya Reno memberanikan diri.

Tak tau saja, bahwa pertanyaan itu mewakili ketiga sahabatnya. Di balik masker nya, orang itu tersenyum lalu mengangguk.

"Nala," ujarnya sembari mengulurkan tangan ke arah Reno.

Ke-empat nya melongo di buat nya. Nala? Bukan nya itu nama samaran dari leader nya Fuerza angkatan dua tahun yang lalu? Orang yang menyebut diri nya sebagai Nala itu menarik kembali tangan nya kala tak kunjung mendapat respon dari ke-empat nya.

"Kalian pasti udah tau siapa Nala, kan?"

Lagi. Ke-empat nya mengangguk.

"Suatu saat, kalian akan tau siapa gue. Dan semoga, saat kalian tau yang sebenarnya, kalian ngga akan benci atau kecewa sama gue!" Ucap nya kemudian kembali menaiki motor nya dan berlalu pergi meninggalkan banyak pertanyaan di benak inti Fuerza.

"Benci atau kecewa? Maksud nya apa?" tanya Devan sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Ketiga sahabatnya hanya mengangkat bahu nya acuh.

--

"KAILA," teriakan menggelegar itu sudah kesekian kalinya ia dengar.

"Bisa ngga sih, lo kecilin dikit suara toa lo itu? Kuping gue pengang janah." dengusnya sembari menatap Carra horor. Sedangkan yang di tatap hanya menunjukkan senyum tak berdosa nya.

"Lo udah ngerjain tugas Matematika belum? Gue liat dong!" Carra mengeluarkan jurus andalan nya, puppy eyes.

Kaila yang melihat itu bergidik ngeri, "jijik gue liat muka lo." ucapnya sinis. Carra hanya berdecak. Tak ayal, Kaila tetap memberikan buku nya pada Carra untuk di salin.

--

T O B E C O N T I N U E

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

T O B E C O N T I N U E .

ꜱᴛᴏʀʏ ᴋᴀɪʟᴀ [ ᴛᴀʜᴀᴘ ʀᴇᴠɪꜱɪ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang