Heyoww, salam 6 agama!
Gimana sama part nyeselnya kemarin?
tandai typo!
H A P P Y R E A D I N G !
[ tiga enam ]
--
"Gue mohon kali ini, aja!" Sakha yang sudah berjanji pada adiknya itu, kini sedang bertemu dengan Kaila.
"Ngga! Berapa kali gue harus bilang sama Lo? Engga ya engga, pemaksa." Kaila yang tetap pada pendiriannya, hanya mampu menolak ajakan Sakha untuk bertemu dengan suaminya. Sudah sejam lebih Sakha berada di apartemen pribadinya hanya untuk membujuknya agar mau menemui Cakra sebentar saja.
Penolakan yang diberikannya pada Sakha, tak membuat pria itu menyerah. Demi Cakra, ia rela menunggu.
"Lo budek atau gi-" ucapannya dipotong cepat oleh Sakha.
"Kondisi Cakra menurun. Ada sedikit masalah pada kesehatan mentalnya. Tiap malam dia selalu nyebut nama Lo. Seminggu lebih dia ngga mau keluar kamar bahkan ngga mau makan. Tiap malam dia minum buat melampiaskan rasa sakitnya saat memori dimana dia selalu nyakitin Lo itu, terlintas begitu saja diotak nya."
Deg.
Jantungnya berpacu dua kali lipat lebih cepat dari biasanya. Dadanya terasa sesak, layaknya dihimpit dua bongkahan batu besar. Air matanya menggenang di pelupuk matanya. Berkali-kali ia mencoba mengedipkan mata berusaha menghalau cairan bening yang bisa meledak kapan saja.
"Dia nyesel udah jahat sama Lo. Semenjak Lo pergi dari rumah, dia jadi orang asing buat gue, mama sama papa. Tubuhnya kurusan, dia selalu terlihat lesu dan ngga semangat lagi buat jalanin hidupnya. Lo bawa pengaruh besar pada diri Cakra. Lo berhasil buat dia menyesali perbuatannya. Sekarang gue mohon sama Lo, tolong pulang! Kalau bukan demi Cakra, pulanglah demi mama!" jelasnya lagi.
"Gue ngga tega ngeliat mama yang setiap malam berdiri didepan pintu kamar Cakra dengan menangisi kondisi Cakra yang semakin hari semakin buruk. Sekarang Cakra tinggal sama gue, mama dan papa. Beberapa waktu lalu, rumahnya sempat kembali diserang. Tapi untungnya papa ada disana waktu itu dan segera membawanya pergi dari sana."
Tubuh Kaila menegang sempurna. Memang seminggu terakhir, ia sama sekali tidak mengawasi pergerakan Cakra. Karena ia sedang sibuk membantu masalah Shafee yang ada di London.
Kaila bergeming. Tak mempedulikan Sakha yang kini masih berbicara padanya dengan panjang lebar. Pikirannya tertuju pada Cakra, seketika rasa bersalah menggerogoti hatinya. Namun dengan cepat ia segera membuang jauh-jauh rasa itu.
"Gue sibuk. Jadi sekarang Lo boleh pergi! Pintu keluarnya ada disana kalau Lo lupa." tukasnya dingin seraya menunjuk kearah pintu apartemennya.
Sakha menggelengkan kepalanya tak percaya, "sekali aja, Kai. Gue mohon, setelah ini terserah Lo mau apa. Yang penting Lo mau ketemu sama Cakra sekarang." mohonnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ꜱᴛᴏʀʏ ᴋᴀɪʟᴀ [ ᴛᴀʜᴀᴘ ʀᴇᴠɪꜱɪ ]
Randomᴡᴀᴊɪʙ ꜰᴏʟʟᴏᴡ ꜱᴇʙᴇʟᴜᴍ ʙᴀᴄᴀ ᴛᴇᴇɴꜰɪᴄᴛɪᴏɴ. -- Memiliki prinsip, menikah sekali seumur hidup. Ia akan mempertahankan apa yang berhak ia pertahankan. Namun, pernikahan yang di penuhi dengan kebencian, apa berhak untuk di pertahankan? Kisah seorang gadis...