Allo, salam 6 agama!
Dalam waktu dekat dan kalau ga ada kendala, aku mentarget story' Kaila akan tamat sekitar akhir Juni dan atau awal Juli.
Kenapa aku target? Karena kalau ga kek gitu, ga bakal tamat nih cerita. Bisa-bisa terbengkalai kek ceritaku yg sebelah. Cry.
Di part sebelumnya, ada yang mau kalian sampaikan ga sih ke Cakra atau Kaila?
[ dua tujuh ]
tandai typo!
H A P P Y R E A D I N G !
--
06.25
Cakra memperhatikan Kaila yang sedang berkutat dengan alat dapurnya. Ia segera duduk di meja makan menunggu sarapan sembari memainkan ponselnya.
Setelah lima belas menit menunggu, ia mendongak. Kedua alisnya tertaut saat melihat Kaila yang akan segera berangkat sekolah.
"Kai, sarapan gue mana?" Tanya nya saat sang istri berada di depannya.
Kaila melirik Cakra sekilas, "tumben mau sarapan di rumah?"
"Biasanya ngga mau bahkan ngga sudi. Rasa masakan gue, kan, hambar." Tukasnya datar.
Deg.
Gue?
Tubuh Cakra menegang sempurna. Sejak kapan gaya bicara Kaila padanya berubah menjadi lo-gue?
"Kai, Lo?" Desisnya pelan.
"Kenapa gue berubah? Karena Lo. Itu kan, yang mau Lo tanyain?" Tanya Kaila sarkas.
"Mulai detik ini, gue ngga akan pernah lagi ikut campur sama urusan Lo. Begitupula sebaliknya, jangan pernah ikut campur sama urusan gue!" Berang nya mutlak.
"Urus aja diri masing-masing!"
Deg.
Kata-kata itu keluar dengan begitu mudahnya dari bibir tipis milik Kaila.
Tapi tidak dengan hati nya. Hati nya terasa sesak dan bergemuruh saat mengucapkan kata-kata yang seharusnya tak ia ucapkan itu, pada suaminya sendiri.
Cakra menggeleng lemah, "kenapa Lo berubah?"
Kaila memutar bola matanya jengah, "tanya sama diri Lo sendiri! Apa yang udah buat gue berubah."
Setelah mengucapkan hal itu, ia segera pergi meninggalkan Cakra yang kini diam seribu bahasa.
--
Gila, itu Kaila? Kece banget huaaa.
Beuh, calon pacar cantik banget.
KAMU SEDANG MEMBACA
ꜱᴛᴏʀʏ ᴋᴀɪʟᴀ [ ᴛᴀʜᴀᴘ ʀᴇᴠɪꜱɪ ]
Randomᴡᴀᴊɪʙ ꜰᴏʟʟᴏᴡ ꜱᴇʙᴇʟᴜᴍ ʙᴀᴄᴀ ᴛᴇᴇɴꜰɪᴄᴛɪᴏɴ. -- Memiliki prinsip, menikah sekali seumur hidup. Ia akan mempertahankan apa yang berhak ia pertahankan. Namun, pernikahan yang di penuhi dengan kebencian, apa berhak untuk di pertahankan? Kisah seorang gadis...