Trisakti di serang

2.2K 80 4
                                    

Hai, salam 6 agama!

Heyow dear!

Kalian baca part ini jam berapa hayo?

tandai typo!

H A P P Y R E A D I N G !

[ enam belas ]

[ enam belas ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

--

"Maksud dia tadi apa?" tanya Dita bingung.

"Gapapa. Ngga usah di pikirin! Mungkin dia cuma iseng," tukasnya santai. Reno dan Attar saling tatap.

"Iseng ya?" Reno terkekeh sinis.

"Semuanya aja anggap cuma iseng! Itu artinya, perasaan seseorang itu juga cuma iseng?" sinisnya kemudian beranjak dari kantin. Di ikuti Attar beserta Devan di belakang nya. Nafsu makan mereka hilang seketika.

"Kok pada pergi?" Cakra menatap kepergian ke-tiga sahabat nya dengan pandangan yang tak bisa di artikan.

"Gapapa. Udah, lanjutin aja makan nya!" Ia kembali duduk.

--

Rooftop.

"Sekarang Lo jujur sama kita berdua. Apa bener, Cakra perlakukan lo ngga baik?" desak Andin lagi.

"Sebenarnya Lo anggap gue sama Andin itu apa sih, Kai?" Carra geram dengan satu sahabatnya yang kepala batu ini.

"Tinggal jawab iya atau engga aja, susah banget ya Kai kayaknya?" suara Andin lagi-lagi menginterupsinya.

Kaila menunduk dalam. Menangis dalam diam. Meratapi nasib rumah tangganya.  Bukannya ia tak mau menjawab pertanyaan kedua sahabat nya. Hanya saja, hatinya sesak saat mengingat perlakuan Cakra pada nya.

"Maaf." Andin menghela napasnya pelan.

"Gue yang bodoh. Seharusnya gue ngga melibatkan hati dalam hal ini. Gue bodoh Din, bodoh."

"Gue ngga tau perasaan apa ini. Tiba-tiba dengan lancangnya rasa ini hadir begitu saja." sambungnya parau. Andin dan Carra menggeleng. Berlalu memeluk Kaila erat. Berusaha memberikan ketenangan disana.

"Perasaan lo ngga salah. Ngga ada yang tau, dimana dan kapan datangnya cinta. Kalau lo udah cinta sama dia, itu artinya Lo juga harus siap menanggung konsekuensinya. Sakit hati." jelasnya panjang lebar.

Benar kata Andin. Seharusnya ia tak menyalahkan perasaannya. Siap mencintai, artinya siap juga untuk sakit hati bukan?

--

"KA. WEI, DIMANA CAKRA?" tanya Gilang dengan napas ngos-ngosan.

"Ngapain Lo? Abis di kejar maling?" celetuk Reno asal.

ꜱᴛᴏʀʏ ᴋᴀɪʟᴀ [ ᴛᴀʜᴀᴘ ʀᴇᴠɪꜱɪ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang