40. LOVEY DOVEY

239 20 1
                                    

Sarah benar-benar melakukan permintaan Januar.

Sudah lebih dari seminggu, tidak ada satupun media yang memuat artikel mengenai dirinya dan Nasa. Semua portal media yang memuat berita tentang Nasa lebih membahas tentang kembalinya penyanyi itu ke dunia hiburan walaupun ia hanya membintangi sejumlah iklan dan belum berani tampil kembali ke atas panggung. Hampir semua artikel yang dibaca Januar juga berisi hal positif.

Usahanya dalam melindungi Nasa benar-benar berhasil dan ia sangat bersyukur mengenai hal tersebut.

"Januar, tolong kembalikan buku itu ke tempat asalnya, ya," ucap seorang wanita paruh baya sembari menunjuk tumpukan buku di meja pengembalian.

Cowok yang tengah memberikan sampul pada beberapa buku itu langsung beranjak. "Siap, Bu Ayu."

Kini Januar bekerja paruh waktu sebagai asisten pustakawan di salah satu perpustakaan swasta. Jujur saja, saat melamar pekerjaan, dirinya nyaris saja ditolak karena tato di kedua lengannya. Januar kemudian meyakinkan diri bahwa tato yang terlukis pada kulitnya seharusnya bukan menjadi penghalang dalam bekerja. Kejujuran dan sikap justru menjadi hal yang lebih utama.

Walaupun tidak menjadi suatu persyaratan, cowok itu juga turut melampirkan banyak lembaran sertifikat prestasinya dalam mengikuti berbagai kompetisi untuk membuktikan bahwa dirinya bukanlah 'anak tidak baik' hanya karena tatonya. Singkat cerita, karena sertifikat dari prestasi yang diraihnya itulah, ia berakhir dengan diterima di pekerjaan tersebut.

Bagi Januar, bekerja di perpustakaan cukup menyenangkan dan sangat santai. Berkutat dengan banyak buku sejak SMA, membuat Januar tidak merasa kebosanan karena sudah terbiasa. Oh ya, Nasa juga menjadi orang pertama yang mengetahui bahwa Januar bekerja di perpustakaan selama masa liburan semesternya, tetapi ia tidak memberikan alasan sebenarnya di balik semua ini, karena ia tidak ingin Nasa terbebani.

Getaran ponsel di saku celana dirasakan oleh Januar. Ia memberhentikan kegiatannya sejenak untuk melihat siapa yang meneleponnya. Nama 'Mama' pada layar ponselnya membuat Januar menghiraukan panggilannya. Ia segera keluar dari perpustakaan lalu mengangkatnya.

"Halo, Ma?"

"Halo, Januar? Kamu lagi sibuk gak? Ada waktu sebentar buat ngobrol sama Mama?"

Jantung Januar tiba-tiba berdegup kencang mendengar ucapan serius mamanya dari balik telepon. Apa yang mau ia bicarakan? Apakah Sarah memberitahu mamanya mengenai dirinya yang memberikan semua uang tabungan pada sepupunya itu?

Januar menggeleng untuk mengusir pikiran buruknya.

"Gak kok, Ma. Ada apa?"

"Mama kangen tau. Kamu gak jadi pulang ke rumah? Udah libur semester kan? Gak kangen sama mama?"

Januar lantas memegang dahinya. Ia benar-benar lupa akan janji yang diutarakan sebelumnya. Dirinya sempat mengatakan bahwa jika liburan semester tiba, ia berencana akan kembali pulang untuk berkumpul dengan keluarganya.

"Akan aku usahakan, ya, Ma. Soalnya aku baru aja dapat part time di perpustakaan. Kalau aku dapat izin, aku bakal pulang."

Nada bicara Julia tiba-tiba sedikit naik. "Lho, ada apa? Gak biasanya anak Mama kerja part time?"

"Mau ngisi CV yang kosong, Ma," jawab Januar asal sembari tertawa di akhir kalimatnya.

"Oalah, ya udah kalau gitu. Mama gak mau ganggu kerja kamu. Kalau misalnya jadi pulang, bilang ke Mama ya! Harus ajak Nasa ke sini pokoknya!"

Januar tertawa mendengar pernyataan terakhir mamanya. "Iya-iya."

Setelah menyudahi pembicaraan singkat dengan mamanya, Januar mendapati notifikasi panggilan tidak terjawab dari Nasa. Kemudian satu pesan darinya kembali muncul dari bar notifikasi.

Under Nasa's SpellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang