13. SECOND KISS

527 70 5
                                    

Nasa terjatuh dari tempat tidurnya. Punggungnya sakit bukan main. Cewek itu mengerjap-ngerjapkan matanya untuk menyesuaikan cahaya pada ruangannya. Dia menyandarkan dagunya pada kasur dan termenung.

Astaga, apakah dia baru saja memimpikan Januar?

"Apa lo nggak sesek pakai masker terus setiap mau keluar?" tanya Januar yang berdiri di sebelahnya.

Nasa menengokkan kepalanya. "Nggak."

Januar melihat keadaan sekitar kemudian membuka masker yang dipakai Nasa. "Wajah cantik lo nggak boleh disembunyikan, sayang."

Tangannya mengetuk kepala lalu ke kasur dengan gerakan berulang saat mengingat sekilas mimpinya. "Astaga, jangan sampai itu terjadi! Gue udah tanda tangan kontrak!"

Ia melihat jam dinding yang menunjukkan angka delapan dan terbelalak saat mengingat sesuatu. Cewek itu beranjak dan berlari ke kamar Januar. Ruangan itu sudah kosong tidak berpenghuni. Beralih ke dapur, ia menemukan secarik kertas putih yang ditimpa sebuah gelas di atas meja makan agar tidak terbang terbawa angin.

"Gue hari ini ada kompetisi. Gue minta tolong sama lo, jangan ke mana-mana, apalagi sampai nyusul gue. Nanti kalau udah selesai, gue akan jemput lo lagi. Lo udah janji kan mau nonton film Spiderman sama gue? Oh iya, gue bikin nasi goreng, jangan lupa dimakan. Abisin kalo nggak nanti mubazir."

Nasa melihat semangkok besar nasi goreng. Saat memegang sendok, ia teringat bahwa dirinya sendiri belum cuci muka dan menyikat gigi. Bergegas, Nasa melakukannya sebelum mencoba masakan Januar.

Kembali ke meja makan, dia langsung memakannya dan merasakan nasi goreng itu. Enak.

Nasa suka sekali makanan pedas. Cabai yang Januar masukkan benar-benar pas di lidahnya. Bagaimana bisa Januar tahu kalau dirinya menyukai makanan pedas?

Cewek itu menggelengkan kepala. Ah, tidak penting juga Januar tahu dari mana! Nasa suka nasi goreng buatan Januar. Dalam waktu lima belas menit, cewek itu berhasil menghabiskan semangkok besar nasi goreng di atas meja.

"Ah," keluhnya sembari menyandarkan punggungnya pada kursi. Dia memegang perutnya yang agak membesar.

Jarang-jarang Nasa bisa makan sebanyak ini. Sebelum menjadi seorang penyanyi, Nasa sering dibilang gendut apalagi dengan pipi chubby-nya dan hal tersebut membuatnya sakit hati bukan main. Maka dari itu, Nasa melakukan diet ketat dengan hanya makan buah-buahan tanpa nasi selama satu bulan. Alhasil, cewek itu berhasil kurus seperti sekarang.

Diasuhan Veronica, Nasa juga tidak dibolehkan makan banyak-banyak. Manajernya selalu memperhatikan pola makan Nasa dan menyuruhnya olahraga untuk mendapatkan tubuh yang ideal.

Menjadi seorang artis memang sesulit dan seketat itu. Tampil cantik adalah hal utama.

Suara pintu diketuk membuat Nasa beranjak. Dia melihat sebuah amplop putih yang tiba-tiba muncul dari luar. Penasaran, tangannya mengambil amplop tanpa nama itu. Di dalamnya terdapat sebuah kertas yang dilipat. Nasa membukanya dan sebuah silet meluncur jatuh dari kertas itu.

Nasa terkejut, refleks ia menjatuhkan surat itu saat melihat isinya. Surat itu bertuliskan beberapa kalimat teror yang tintanya adalah tetesan dari darah seseorang. Sementara silet adalah benda tajam yang digunakan si pengirim untuk melukai dirinya sendiri.

Tubuhnya bergetar saat membaca surat yang tergeletak di lantai.

"Want to play hide and seek, Nasa?"

• • • • •

Januar pulang dengan senyuman yang merekah di bibirnya. Nasa terduduk di sofa sembari membalas senyumannya, seakan tidak terjadi apa-apa. "Gimana kompetisinya?" tanya Nasa.

Under Nasa's SpellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang