4 - NO JUDGEMENT

718 86 18
                                    

Kepala Nasa terantuk meja saat mengambil remot yang terjatuh. Ia mematikan televisi dan mengusap kepalanya yang sakit. Ya Tuhan, baru sehari dan ia sudah mati kebosanan.

Menonton televisi rasanya hanya membuang-buang waktu karena yang ia dapatkan hanya berita sampah mengenai dirinya.

Banyak rumor yang tersebar sejak Nasa menghilang.

Dari tuturan Veronica, manajer Nasa yang saat diwawancarai oleh media mengatakan bahwa Nasa menghilang karena putus cinta. Sampai kabar miring tentang Arka Alexander, yang berselingkuh darinya.

Semuanya hanyalah bohong belaka.

Cowok yang akrab dipanggil Arka adalah kekasih Nasa. Mereka telah menjalani hubungan spesial itu selama tujuh bulan. Pertemuan berawal saat Arka dan Nasa diundang di salah satu acara penghargaan. Mereka bertemu lalu bertukar nomor telepon dan saling menunjukkan ketertarikan satu sama lain. Setelah satu bulan pendekatan, Arka pun menyatakan perasaannya.

Siapa yang tidak jatuh hati dengan seorang Arka Alexander? Tampan, kaya, dan romantis. Membuat kaum hawa tidak bisa menolak Arka begitu saja. Jika memang ada yang menolaknya, mungkin perempuan itu harus dicek kejiwaannya.

Berbicara mengenai Arka, Nasa merindukan lelaki itu.

Ia harus membeli ponsel baru agar bisa menghubunginya. Jika saja ponselnya tidak ditanami pelacak oleh Veronica, mungkin ia bisa melakukan panggilan video dengan lelaki itu tanpa harus membeli ponsel baru.

Ah, Nasa teringat sesuatu.

Segera ia menghampiri kamar Januar dan mengetuknya. Seseorang menyempilkan kepalanya dari dalam kamar.

"Apa?" tanya Januar dengan wajah kucal.

"Ayo ke mal. Gue mau beli hape baru."

"Nggak ah, males."

Januar hendak menutup pintu kamarnya. Namun, Nasa menahannya dengan kaki. Membuat dia terjepit lalu berteriak kesakitan. "Brengsek!" umpatnya kesal.

Januar refleks membuka pintunya kembali. Ia memegang kaki Nasa dan mengusapnya. "Lo nggak apa-apa?"

"Ya nggak apa-apa gimana?! Udah tahu gue kejepit gara-gara lo!" seru Nasa melepas tangan Januar dan memilih untuk mengusap kakinya sendiri. "pokoknya gue nggak mau tahu ya, lo harus anterin gue ke mal! Ingat perjanjian kontrak yang ada di pigura!"

Cowok itu mendecak saat melihat pigura yang berada di dinding. Poin ke-enam, menuruti perkataan Nasa jika dia membutuhkan sesuatu. "Ya udah sana siap-siap. Gue ganti baju dulu."

Senyum Nasa mengembang. Ia meminta bantuan Januar untuk berdiri dan cowok itu membantunya. Pintu kamarnya tertutup saat Januar kembali memasuki kamarnya. Sementara Nasa melangkah dengan terseok-seok. Walaupun begitu, ia bersemangat sekali. Ia tidak sabar untuk memiliki ponsel baru agar bisa menghubungi kekasihnya.

Nasa mengenakan rok pendek cokelat di atas lutut dengan atasan kaos putih bertuliskan sebuah kutipan. Topi baret berwarna serupa dengan roknya menjadi aksesoris untuk kepalanya. Ia menatap cermin dan memoleskan lipstick merah. Menatap dari kepala sampai kaki, dan berkacak pinggang.

"Beautiful as always! Queen Nasa only!" ucap Nasa memuji dirinya sendiri sembari mengedipkan matanya.

Ia keluar dari kamarnya dan melihat Januar yang kebetulan sedang menutup pintu. Saat Nasa berdeham, Januar mengalihkan pandangannya dan matanya terbelalak. Ia segera mendorong Nasa dan membuat cewek itu terkejut. "E-eh lo mau ngapain?!"

Januar mendorong Nasa untuk memasuki kamarnya lagi. Kemudian menutup pintu kamar cewek itu.

"Ganti! Rok lo terlalu pendek!" seru Januar.

Under Nasa's SpellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang