42. ONE KISS

206 14 0
                                    

"Ma, Yah, aku dan Nat akan segera menikah."

Ucapan Juan yang menyatakan hubungannya pada kedua orang tuanya terngiang-ngiang di benak Januar. Entah kerasukan setan apa, Juan yang awalnya tidak ingin menikah memutuskan untuk melakukan hal sebaliknya.

Tentunya ini menjadi kabar bahagia bagi Natasha, karena wanita itu sudah lama menginginkan hubungan spesialnya dengan Juan untuk berlanjut ke jenjang yang lebih serius. Maklum, hubungan mereka sudah berlangsung selama lebih dari lima tahun dan Natasha sering mengeluh dan curhat pada Januar mengenai kapan Juan akan mempersuntingnya. Kini, impian wanita itu akan terwujud.

Januar jadi membayangkan, bagaimana nanti jika ia menikahi Nasa? Pasti akan membutuhkan dana yang cukup besar, mengingat Nasa merupakan seseorang yang cukup dikenal oleh masyarakat luas karena profesinya sebagai seorang penyanyi.

Jika lulus nanti, Januar harus bekerja apa untuk mendapatkan banyak uang?

Lamunan Januar mengenai uang yang harus dikeluarkan demi sebuah pernikahan buyar saat Nasa mengejutkannya. Cewek itu tertawa terbahak-bahak melihat wajahnya. "Kamu tuh lagi mikirin apa, Januar? Serius banget."

"Mikirin uang yang harus aku kumpulin kalau seandainya kita nikah," jawab Januar serius dengan mata memandang ke arah tanaman bonsai ayahnya.

Nasa mengalungkan lengannya ke lengan Januar dan menarik cowok itu untuk berdiri. "Juan yang nikah kok kamu yang pusing. Gak usah dipikirin, ah. Fokus kamu tuh sekarang lulus kuliah dulu, abis itu kerja, nah baru deh mikirin yang serius-serius."

"Pasti biayanya bakalan gede banget ya, Nas? Kamu mau konsep pernikahan kita kayak gimana? Nanti aku kumpulin uang-"

"Hush, itu masih lama! Ayo pergi! Tadi siang kan kamu udah janji mau ajakin aku ke pasar malam. Ayo!"

Januar berdiri dan kakinya mengikuti ke mana Nasa menariknya. Cewek itu keluar dari pagar rumahnya, namun tiba-tiba Januar menahannya. "Kak Juan sama Kak Nat gak ikut?"

"Tadi udah kuajak, katanya mereka nyusul. Udah, ayo kita ke sana berdua aja!"

Sembari berjalan berdampingan, Nasa mengeluarkan masker dari kantong celananya lalu mengenakannya. Januar menghela napas. "Andai aku bisa ngasih tahu dunia kalau Nasa Zevanya pacar aku."

"Jangan, nanti satu dunia bisa terguncang dan patah hati karena national first love mereka udah punya pacar baru."

Januar menaruh lengannya di pundak Nasa lalu mengacak rambutnya karena gemas.

"It's about a time, tenang aja. Aku pasti akan kasih tahu dunia kalau kamu pacarku," tambah Nasa tersenyum.

Suasana ramainya jalanan mulai terasa saat mereka sudah berada di jarak dua ratus meter dari tempat pasar malam berada. Para tukang parkir saling bersahutan agar motor yang dikendarai pengunjung dapat parkir di lahan mereka. Tak mau kalah, beberapa kedai dan penjaja makanan juga ikut meramaikan suasana pasar malam.

Tangan Januar memegang erat tangan kekasihnya saat mereka melewati kerumunan banyak orang.

"Kamu mau naik wahana apa?" tanya Januar melihat ke sekelilingnya.

"Kamu takut ketinggian?" tanya Nasa balik dengan wajah serius saat melihat wahana kora-kora versi low budget.

"Ya ampun, Nas. Jangan deh, bahaya banget itu. Apalagi tadi kita abis makan malam. Isi perut kita bakalan diacak-acak kalo naik wahana ombang-ambing begituan. Jangan, ah!"

Melihat wajah takut Januar membuat Nasa semakin antusias. Ia berlari ke loket wahana tersebut lalu memesan dua tiket.

"Nas, kita naik wahana lain aja deh! Jangan yang serem-serem!" seru Januar lagi.

Under Nasa's SpellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang