8 - TRACKED

491 75 6
                                    

Setelah mata kuliahnya selesai, Januar keluar dari kelasnya dengan wajah masam. Ponsel Nasa terus bergetar karena mendapat telepon dari seseorang yang tidak dikenal dan Januar terpaksa mematikannya karena merasa terganggu.

Dia masih kesal dengan dirinya sendiri, bagaimana bisa Januar seceroboh itu?

Saat melangkah di koridor, Januar bertemu dengan Chaka. Si tengil yang satu itu. Jujur saja, sampai sekarang ia masih kesal karena tidak dibangunkan.

"Cie, yang tadi malem tidur berduaan sama Nas-"

Januar menutup mulut Chaka sebelum temannya itu mengucapkan nama Nasa sepenuhnya. "Apaan sih lo. Jaga omongan lo."

Chaka di sebelahnya tersenyum menggoda dan menyenggolnya. "Eh tapi serius, tadi malam kenapa dia bisa tidur di samping lo, udah gitu pegangan tangan lagi. Siapa yang nggak shock lihatnya? Setahu gue kan, Nas-maksudnya dia udah punya pacar."

"Arka?"

Chaka mengangguk.

"Pacarnya selingkuh, kepergok sama Nasa kemarin."

"Demi apa?!"

Januar mengangguk. Ia menyalakan ponsel Nasa dan terdapat ratusan pesan dari Arka yang menanyakan keadaannya. Segera ia menekan nomor dirinya, namun ia urungkan karena tiba-tiba saja nomor yang tidak dikenal meneleponnya. Kali ini nomor Januar, pasti Nasa yang meneleponnya.

Januar memberhentikan langkahnya lalu mengangkat telepon itu. "Halo?"

"Lo ke mana aja sih? Gue telepon nggak aktif. Di mana lo sekarang? Gue ada di kampus lo," ucap Nasa dari balik telepon yang membuat Januar terbelalak.

"Lo ngapain ke sini?!" ucap Januar panik.

"Hape kita ketuker! Gue kemarin melakukan hal bodoh ke Arka dengan mengirimkan foto gue ke dia!"

"Pantesan aja. Lo di mana? Biar gue yang ke sana."

"Gedung C. Fakultas Kedokteran."

"Tunggu di situ. Gue ke sana sekarang."

Januar mematikan teleponnya. Ia melihat Chaka yang kini sedang menatapnya. "Lo abis ini ada kelas 'kan? Gue duluan, ada urusan."

"Eh bentar! Gue mau ke rumah lo ketemu doi!"

"Ah, udah kapan-kapan aja deh. Gue duluan ya."

"Kan, kan. Kebiasaan kan," keluh Chaka saat melihat punggung Januar yang menjauh. Di tangannya terdapat sebuah album dan gulungan poster berisi foto Nasa.

Bahu Chaka turun sembari menatap barang yang dipegangnya dengan prihatin. "Tenang anakku. Kalian akan mendapatkan tanda tangan Ibu kalian nanti. Harap bersabar."

Sementara itu, Januar berlari menuju gedung yang ditujukan Nasa. Ia melihat seorang wanita yang mengenakan sweater hitam dengan celana jins berwarna serupa. Cewek itu juga mengenakan baseball cap yang ia pakai kemarin beserta sebuah masker.

Januar menghampirinya dengan terengah-engah karena sehabis berlari. "Mana handphone gue?" tanya Januar sebagai kalimat pembuka.

Nasa memberikannya, dan Januar pun melakukan hal yang serupa.

"Lo nggak lihat apa-apa 'kan?" tanya Januar lagi dengan tatapan menyelidik.

"Nggak," ucap Nasa mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Ponsel Januar memang tidak dikunci. Hal ini dikarenakan ia terlalu malas dan terkadang suka salah dalam menekan sebuah kata sandi.

"Arka nelepon lo tuh daritadi. Ganggu banget."

Under Nasa's SpellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang