11 - CARE

514 75 4
                                    

"Dia pacar gue anjir! Lo gila! Lo benar-benar gila!" ucap Chaka menjambak rambutnya karena terlalu frustasi.

"Gue nggak tahu sebelumnya kalau Nasa sering sleep walking!" ucap Januar sembari meringis karena bibirnya terluka.

"Gue maklumi kalau ini semua berawal dari Nasa karena dia nganggep lo adalah Arka di dalam mimpinya, tapi kenapa lo membalas ciumannya?!"

"Terbawa suasana!"

Pintu kamar Januar terbuka tiba-tiba. Menampilkan sosok wanita dengan rambut berantakan. Ia menguap dengan mata menyipit. "Ada apa sih ribut-ribut?!"

Chaka dan Januar terdiam.

Nasa mengusap kedua matanya dan melihat dua sahabat yang kini sedang menatapnya. "Maaf kalo gue melanggar peraturan yang dibuat dengan masuk ke kamar lo, Januar. Tapi tolong, bisa nggak kalian kalo ngomong pelan-pelan? Ini masih jam tujuh pagi dan kalian udah teriak-teriak kayak lagi KDRT."

Chaka berdiri, membungkukan punggungnya sedikit karena merasa bersalah. "Maaf, Nas. Lo bisa balik ke kamar lo dan tidur lagi. Kita janji nggak teriak-teriak."

Nasa melengos. Ia melihat dahi Januar ditempeli sebuah kompres demam. Sementara di pinggir bibirnya terdapat sebuah luka beserta lebam. Cewek itu menghampirinya dan langsung mengecek suhu tubuh Januar dengan memegang leher dan pelipis Januar. "Lo demam? Ini bibir kenapa luka? Kalian abis berantem?"

Jujur, Januar terkejut akan sifat Nasa yang spontanitas.

"Udah minum paracetamol?"

Chaka tidak bergeming melihat sikap perhatian Nasa pada Januar.

"B-belum," jawab Januar terbata-bata.

"Tunggu di sini sebentar. Gue mau ambil paracetamol di tas."

Kepala Januar mengangguk. Namun, matanya mengarah pada Chaka dengan memberinya sebuah kode. Saat Nasa keluar dari kamarnya, Januar berbaring dan menjedukkan kepalanya dengan bantal. "Ini yang gue maksud! Gue nggak mau jatuh cinta, Chak! Sikap perhatiannya ke gue, membuat gue gila."

Chaka terdiam memikirkan sesuatu. "Tapi sepertinya dia nggak sadar kalau sesuatu terjadi saat sleep walking? Dan asal lo tahu, sikap perhatiannya bukan ke lo doang."

"Apa? Maksud lo?" tanya Januar tidak percaya.

Sahabatnya mengeluarkan ponsel dari saku celana pendeknya. Mengetik nama Nasa Zevanya dari laman YourTube dan muncul beberapa video. Salah satu videonya berjudul 'Nasa Zevanya Being Sweet'

Di video yang berdurasi tiga menit menampilkan beberapa cuplikan dari beberapa program acara dan juga beberapa fan meeting, di mana Nasa bersikap manis saat itu pada penggemar dan juga teman-temannya.

"Cantik banget," gumam Januar saat melihat Nasa tersenyum ramah pada salah satu penggemarnya. Senyuman Nasa pada layar ponsel Chaka mengingatkannya saat cewek itu membeli donat dari anak SD yang ia temui kemarin.

"Ya kan?!"

Pintu terbuka yang membuat keduanya terkejut dan langsung menjauh satu sama lain. Nasa masuk sembari membawa satu strip obat paracetamol dan juga segelas air. Cewek itu merobek obat paracetamol dan memberikannya pada Januar.

"Kenapa kalian kaget?" tanya Nasa menengok ke arah Chaka lalu kembali lagi menatap Januar.

Chaka tertawa dan mengantongi ponselnya. "Ah, nggak apa-apa."

Nasa memberikan segelas air dan Januar meneguknya. Sementara Chaka mengusap tengkuk lehernya karena merasa canggung di antara mereka berdua. "Gue balik dulu deh. Ada jam kuliah pagi."

Under Nasa's SpellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang