10 - JANUAR IS SHAKING

683 77 5
                                    

Januar menjedukkan kepalanya ke meja belajar. Sejak dari jam sebelas sampai pukul tiga dini hari, Cowok itu memaksakan dirinya untuk belajar. Namun, di pikirannya selalu dimasuki bayang-bayang Nasa.

Ia masih membayangkan degup jantungnya yang berdetak begitu kencang saat Nasa menatapnya begitu lama. Memang kebodohannya sudah mendarah daging jika dia didekati seorang cewek, Januar langsung menjauhinya. Parahnya, Januar tidak hanya menjauhinya tapi mendorongnya!

Namun, setelah itu Januar tidak meminta maaf. Justru, Nasa langsung pergi dengan tatapan yang jutek dan membuat Januar semakin merasa bersalah. Ia ingin sekali meminta maaf padanya. Namun, melihat Nasa yang sepertinya marah sambil menutup pintu kamarnya dengan kencang membuat dia mengurungkan niatnya.

Mulutnya menguap. Dia melihat segelas kopi di atas meja belajarnya yang telah habis. Januar beranjak untuk mengisinya satu gelas lagi. Keluar dari kamar, ia melihat seseorang yang sedang melakukan sesuatu di dapur. Itu Nasa.

Apa yang dia lakukan di jam segini?

"Nasa?" panggil Januar

Nasa tetap melakukan kegiatannya.

Januar menghampirinya dan terkejut saat dia melihat Nasa yang memasak dengan mata tertutup. Januar segera mematikan kompor dan melepas spatula dari tangan cewek itu.

"Nasa, bangun lo," ucap Januar sembari menepuk pipinya.

Nasa merentangkan tangannya lalu memeluk Januar. Membuat cowok itu terbelalak dan kebingungan. Ia meletakkan gelas kopi di atas meja dan membantu Nasa untuk kembali ke kamarnya.

Tidur sembari berjalan adalah gejala yang dialami Nasa. Gejala ini dapat terjadi jika seseorang mengalami kelelahan, depresi, stress, maupun gangguan tidur. Januar bisa mengambil kesimpulan karena Nasa mengalami semua itu minggu ini.

"Arka..."

Januar memberhentikan langkahnya saat sampai di depan pintu. Nasa melepaskan pelukannya. Ia menunduk untuk sesaat. Seakan masih berada di dalam mimpinya. Januar mencoba untuk menyadarkannya kembali. Namun, sebelum itu semua terjadi tiba-tiba saja Nasa memegang kedua pipinya dan menciumnya.

Januar membeku. Degup jantungnya kembali bertambah sepuluh kali lipat dari biasanya. Tangannya mengepal karena tidak tahu harus melakukan apa, dan lagi-lagi Nasa berhasil untuk menguasai dirinya. Nasa mengusap punggung tangan Januar dan pertahanan Januar runtuh saat itu juga.

Januar memejamkan matanya dan membalas ciuman Nasa.

• • • • • •

Tubuhnya berkeringat dingin. Januar terduduk di atas kasurnya sembari menggumamkan sesuatu. Merasa sangat menyesal apa yang ia lakukan semalam. Ia mengambil ponsel dan menekan kontak Chaka dengan tangan yang bergetar hebat.

Di deringan ke lima, lawan di balik teleponnya menjawab. "Ha-"

"Chak, t-tolong bantuin gue. Gue berasa mau m-mati, tolong k-ke apartemen gue sekarang," ucap Januar dengan mulut yang bergetar.

Chaka yang memang baru bangun tidur mencoba untuk mencerna ucapan sahabatnya dengan mengusap mata lalu mengerang. "Lo kenapa sih?"

"G-gue mau mat-" telepon terputus seketika.

Jarinya tanpa sengaja menekan tombol berwarna merah sehingga telepon terputus otomatis. Januar mendecak dan kembali meringkuk di balik selimut tebalnya.

Sementara itu Chaka terduduk. Ia mengusap matanya dan menyadarkan dirinya. "Jan? Januar?"

Tidak mendapat jawaban dari lawan bicaranya, dia melempar ponselnya ke atas kasur dan segera beranjak. Jam menunjukkan angka enam pagi. Jika Januar meneleponnya dengan kalimat yang terbata-bata. Pasti ada yang tidak beres dengannya. Hal ini bukan hanya terjadi sekali, sebelumnya Januar pernah seperti ini juga, meneleponnya di jam-jam yang tidak wajar dikarenakan ia salah makan dan menyebabkan seluruh tubuhnya merah membengkak.

Under Nasa's SpellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang