Song for this chapter:
JEON SOMI - Anymore• • • • •
"Gue nggak mau," jawab Januar serius, "kalo menurut lo kita nggak begitu kenal satu sama lain, kenapa nggak PDKT aja? Toh, lo gak perlu jawab pertanyaan gue dengan terburu-buru. Nikmatin aja prosesnya."
Nasa menjambak rambutnya karena gemas lalu menyandarkan punggungnya pada sofa. "Masalahnya gue gak suka sama lo, Januar Wirandaaa."
"Ya udah, gue bantu biar lo suka sama gue."
"Lo versi mabuk kenapa nyebelin banget, deh."
"Gue gak mabuk," bela Januar dengan menunjukkan mata yang memerah karena sehabis menangis.
Nasa beranjak dari tempat duduknya lalu mendorong Januar agar ia berbaring. Namun, tangan Januar yang refleks memegang tangan Nasa membuat cewek itu ikut terjatuh di atas tubuhnya. Jarak di antara wajah mereka cukup dekat hingga dapat merasakan deru napas satu sama lain.
Tidak ingin dirinya berada di suatu adegan klise dalam sebuah drama Korea, Nasa pun langsung menjedukkan kepalanya ke dahi Januar hingga cowok itu mengaduh kesakitan.
Ia kemudian berdiri dan meninggalkan Januar tanpa berkata apa-apa. Tak lama setelahnya, Nasa kembali membawa bantal dan selimut tebal. Cewek itu melemparkannya begitu saja di depan muka Januar lalu benar-benar pergi ke kamarnya dengan perasaan kesal.
Sial, pipinya memanas.
Nasa mengunci pintu kamarnya lalu melihat wajahnya di kaca meja rias. Astaga, mengapa dirinya saat ini seperti bocah SMP yang baru saja dibuat salah tingkah oleh gebetannya? Ini sangatlah tidak benar.
Ia segera mengambil ponselnya yang berada di kasur lalu mengirimi seseorang sebuah pesan.
Nasa:
Hanna, besok kamu datengnya siangan aja ya, jangan pagi banget.
Tanpa menunggu waktu lama, Hanna membalas pesannya.Hanna:
Lhooo, kenapa Mba?Nasa:
Januar nginep.Hanna:
HMMMM (╯3╰)
Noted, Mba. Take your time, ya!!
Nasa menenggelamkan wajahnya di atas bantal setelah melihat balasan asistennya. Ia memang menceritakan semua tentang Januar padanya, termasuk soal dirinya yang hendak menjauhi Januar karena cowok itu malah berakhir menyukainya.Namun sepertinya, rencana Nasa untuk menjauhi Januar akan berakhir sia-sia, saat melihat tekad cowok itu barusan. Akan sulit baginya untuk melepas Januar begitu saja.
Tiba-tiba suara musik dengan volume penuh terdengar dari luar kamarnya. Tidak, Nasa tidak akan keluar dari kamarnya untuk melihat apa yang sedang terjadi. Namun, suara nyanyian Januar dari luar mengalahkan rasa penasarannya.
Cewek itu membuka kunci pintu kamar dan melihat Januar sedang bernyanyi di atas sofa dengan vas bunga kosong di tangan sebagai mikrofonnya. Mengapa ia merasa seperti mengalami De Javu? Astaga, ini mengingatkannya pada hari pertama Nasa menginap di rumah Januar. Dirinya juga bernyanyi saat mabuk untuk melepas semua emosi yang ia pendam. Kini, Januar melakukan hal yang serupa sepertinya.
"I wanna be your lover,
don't wanna be your friend."
Petikan lirik yang dinyanyikan Januar benar-benar menyindirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Under Nasa's Spell
Teen FictionMemiliki banyak tato tidak harus dicap sebagai anak nakal. Januar Wiranda adalah contohnya. Walaupun banyak tato yang menempel pada lengannya, sikap Januar jauh berbeda dari penampilannya. Otaknya yang bisa dibilang cerdas, menjadi salah satu daya t...