47. THE COURT

45 6 0
                                    

Selama empat bulan terakhir, hidup Nasa dan Januar dipenuhi dengan berbagai kesibukan. Proses peninjauan kembali kasus Prasetyo telah menjadi perjalanan panjang yang melelahkan, tak hanya secara fisik tetapi juga mental. Meski berat, mereka tetap teguh karena ada satu tujuan yang ingin mereka capai, yakni keadilan.

Di tengah semua itu, Nasa dan Januar juga harus menjalankan tanggung jawab pribadi mereka. Nasa yang baru saja merilis single terbaru tenggelam dalam kesibukan promosi, berpindah dari satu acara ke acara lainnya. Setiap harinya diisi dengan latihan, wawancara, dan tampil di berbagai media. Sementara itu, Januar menghadapi tantangan akademis yang tidak kalah berat. Skripsinya semakin mendekati tahap akhir, dan sidang kelulusannya sudah di depan mata. Ia harus pintar-pintar membagi waktu antara mengurus berkas-berkas kasus, menyelesaikan tugas akhirnya, dan juga ... berpacaran dengan Nasa.

Untuk kegiatan terakhir yang disebutkan itu sangat sulit untuk diwujudkan saat ini karena Nasa benar-benar sibuk.

Untungnya, mereka tidak sendirian. Tim pengacara andal terus mendampingi keduanya dalam melalui proses hukum yang cukup rumit. Revan Wishnuteja sebagai saksi kunci juga turut membantu dan memberikan informasi terkait ayah kandungnya, Prasetyo. Tak hanya itu saja, dengan pengaruhnya yang cukup besar, Revan menjalin koneksi dengan pihak-pihak yang bisa membantu mempercepat proses hukum.

Semua itu dapat dibuktikan dengan hadirnya Januar saat ini di pengadilan,  dan tengah duduk di kursi saksi untuk memberikan kesaksiannya.

"Hal yang dilakukan terdakwa benar-benar meninggalkan trauma yang mendalam bagi saya. Saya bahkan sampai tidak bisa kembali ke sekolah seperti anak-anak lainnya. Selama tiga tahun, saya menjalani homeschooling dan tidak pernah keluar rumah karena takut bertemu orang-orang luar."

Suara Januar terdengar bergetar seiring dengan emosi yang mulai menyeruak ke permukaan. Meski dirinya berusaha kuat, kesaksian ini membawanya kembali ke masa-masa sulit yang ingin ia lupakan. Hakim memandang Januar dengan serius, memperhatikan setiap kata yang keluar dari mulutnya.

"Bisa Anda ceritakan lebih rinci bagaimana dampak dari peristiwa tersebut terhadap kehidupan Anda, hingga sekarang?" tanya Hakim.

Mata Januar berkaca-kaca. "Setiap hari saya hidup dalam ketakutan, seperti ada seseorang yang sedang mengawasi saya. Bahkan setelah semuanya berlalu, saya masih dihantui oleh mimpi buruk. Setiap ada suara keras atau orang asing yang mendekat, saya langsung panik tanpa alasan. Hal itu tidak hanya memengaruhi kehidupan sosial saya, tapi juga akademis. Saya ketinggalan banyak hal di masa remaja saya. Terakhir saya mengalami hal seperti ini, saat tidak sengaja bertemu dengan terdakwa di konferensi pers Nasa, yakni sekitar enam bulan yang lalu sebelum terdakwa ditangkap polisi."

Januar mengambil napas panjang, mencoba untuk menenangkan dirinya sembari menatap Prasetyo yang tampak tenang dengan tatapan mata kosong. Ia kembali melanjutkan kalimatnya. "Saya berharap, Yang Mulia dapat mempertimbangkan ini. Saya, Nasa, dan juga korban anak lainnya seperti Ibra telah cukup menderita. Walaupun terdakwa sudah ditempatkan di rumah sakit jiwa, rasanya masih tidak adil jika hukuman yang seharusnya ia terima hanya terhenti di situ. Apalagi saya yakin, ia melakukan hal bejatnya dalam keadaan sadar seperti yang sudah saya ceritakan sebelumnya."

Ruangan terdengar sunyi setelah Januar berbicara. Hakim memandangi Januar dengan serius, sementara pengacara Prasetyo tampak gelisah. Melihat momen tersebut, pengacara Nasa berdiri dan mengambil alih.

"Yang Mulia, setelah mendengarkan kesaksian saudara Januar, kami ingin mengajukan saksi tambahan. Saksi ini tidak tercantum dalam daftar awal, namun kami yakin sekali bahwa kesaksiannya dapat memberikan kontribusi konkrit terhadap perkara ini."

Pengacara Prasetyo bereaksi. "Kami keberatan, Yang Mulia! Saksi yang tidak terdaftar seharusnya tidak boleh dihadirkan tanpa pemberitahuan resmi!"

Hakim mengetukkan palunya untuk menenangkan suasana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Under Nasa's SpellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang