Langit Korea hari ini sangat cerah. Matahari bersinar sangat terik hingga menyebabkan buliran keringat di wajah para teknisi. Pesawat Corean Air kebanggaan rakyat Corea sedang mengalami masalah.
Beberapa tujuan penerbangan mengalami keterlambatan. Calon penumpang yang menunggu mulai protes ke pihak maskapai karena jadwal keberangkatan mereka menjadi mundur.
Penumpang tidak mempedulikan kendala yang sedang terjadi, mereka terus menerus menuntut ganti rugi atas keterlambatan pesawat.
Di lapangan lepas landas pesawat, maskapai yang ditumpangi Se Jin akan mendarat. Se Jin melepas earphone yang dia pakai dan membuka jendela pesawat sesuai instruksi dari pramugari.
Se Jin tersenyum melihat kampung halamannya. Gedung-gedung menjulang tinggi lebih banyak daripada saat dia kecil dulu. Warna hijau mengelilingi bangunan luas beratap tradisional, itu adalah Istana Busan yang dikelilingi hutan bambu.
Laut Busan seperti memiliki lampu kerlip karena pantulan dari sinar matahari. Kerajaan Corea sangat diberkati oleh keindahan alamnya.
Pesawat telah berhasil landing dengan sempurna. Se Jin dengan cepat menyalakan ponselnya. Beberapa pesan dari Ratu Corea masuk.
"Se Jin, semoga perjalananmu menyenangkan. Kami menunggumu di Istana"
"Ah, pengawal Kerajaan akan menjemputmu di Bandara"
"Tolong beritahu saat tiba di Corea"
Lagi-lagi Se Jin tersenyum. Meskipun dia belum pernah bertemu dengan Ratu Corea, namun dia telah merasakan kecocokan dengan istri Lee Gon. Tae Eul sangat ramah padanya.
Se Jin mendapat ijin pulang ke Corea juga karena usaha dari Tae Eul yang terus membujuk Lee Gon. Dia mengetik untuk membalas pesan Tae Eul.
"Hwanghu-mama terimakasih atas perhatianmu. Aku sudah tiba di Corea"
Satu pesan masuk ke ponsel Tae Eul. Tapi dia tidak tahu karena masih sibuk menyiapkan makan malam dengan Lady Noh untuk acara ulangtahun Pangeran Buyeong malam ini.
"Hwanghu-mama, biarkan koki Istana saja yang mengurus ini semua. Lebih baik Hwanghu-mama istirahat di kamar".
"Noh sanggung, aku seperti seekor babi yang bermalas-malasan jika kau selalu menyuruhku makan dan tidur".
Pelayan-pelayan Istana dan koki di dapur tertawa kecil.
"Aigo...Bukan seperti itu maksudku".
"Sepertinya kalian membicarakan hal yang seru. Mengapa tak mengajakku?".
Lee Gon tiba-tiba masuk ke dapur Istana tanpa mengetuk pintu.
"Noh sanggung, meja untuk pertemuan apa sudah siap?" tanya Tae Eul.
"Nona Seung Ah sedang menyiapkannya".
"Aku akan kesana".
Lee Gon melongo melihat Tae Eul yang pergi begitu saja. Ditambah Lady Noh yang sibuk menyiapkan makanan dengan Kepala Koki.
"Sulit dipercaya. Aku adalah invisible man"
Se Jin melangkahkan kakinya turun dari pesawat. Dia membawa kopernya sendiri tanpa bantuan orang lain. Pengawal Istana hanya menunggu di gate kedatangan, Se Jin menolak jika pengawal Istana menjemputnya langsung saat turun dari pesawat.
Kepala Teknisi pesawat bernama Pak Park sangat serius saat mengecek mesin pesawat. Cuaca siang hari yang sangat panas membuat Pak Park sedikit kelelahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The King : Eternal Monarch (When it's fate, there are no coincidences)
FanfictionMelanjutkan kisah Lee Gon dan Tae Eul setelah Manpasikjeok kembali utuh