Tae Eul yang masih tertidur tanpa ada makanan yang masuk ke perutnya sejak pagi, terpaksa membuat tim dokter Prof Hwang memasangkan infus pada lengan Tae Eul.
Lady Noh yang meninggalkan kamar Tae Eul sangat lama dan kini kembali dengan membawa semangkuk bubur hangat. Dia membawanya sendiri tanpa troli makanan.
"Pyeha...pelayan bilang Ratu belum makan apapun sedari pagi"
Lee Gon melihat mangkuk yang dibawa Lady Noh.
"Terimakasih Noh sanggung, letakkan diatas meja. Ratu masih tidur"
"Apa yang terjadi pada Ratu? Apakah ini karenaku?" wajah Lady Noh berubah sedih.
"Jangan berkata seperti itu. Tuhan telah memberikan berkatnya pada kita"
"Ye?" Lady Noh bingung.
Lee Gon memeluk Lady Noh dan berkata pelan seperti berbisik.
"Ratu hamil. Doakan untuk kesehatan Ratu dan calon penerus kami" bisik Lee Gon.
"Aigo! Sesange...Langit telah mengabulkan doaku. Tunggu sebentar aku harus berterimakasih pada Dewa"
Lady Noh memutar balik badannya lalu kembali lagi untuk meletakkan mangkuk ke atas meja. Dia memanggil pelayan untuk mengikutinya. Lee Gon hanya tersenyum melihat tingkah lucu Lady Noh yang mondar mandir di ruangan.
Puluhan tempayan yang berisi air suci terlihat ditata rapi di halaman belakang istana. Dengan tergesa-gesa Lady Noh menuju kesana. Dia menggosok-gosokkan kedua tangannya dan bergumam menatap langit.
Lady Noh berterimakasih pada Dewa karena langit memberikan kesempatan lagi pada Ratu untuk mengandung calon pewaris. Di dalam lubuk hatinya yang terdalam, dia berjanji akan menjaga Ratu dan kandungannya. Bahkan jika harus bertukar nyawa, Lady Noh akan rela memberikan nyawanya untuk Ratu.
Rasa nyeri di tangan kiri Tae Eul membuatnya terbangun. Dia melihat selang infus yang dipasang di pergelangan tangannya. Tae Eul mendengar suara nafas Lee Gon yang tertidur dalam posisi duduk disamping ranjangnya.
"Lee..."
"Pyeha...?"
Lee Gon baru saja tertidur dan langsung terkejap bangun saat mendengar suara Tae Eul.
"Tae Eul, apa ada yang sakit? Dimana?"
"Tidak ada"
Lee Gon memanggil tim dokter Prof Hwang yang berjaga didepan pintu. Mereka mengecek cairan infus yang tinggal sedikit.
"Kami akan melepas infusnya sebentar lagi. Mohon agar hwanghu-mama selalu menjaga kesehatan. Jadwal makan tidak boleh terlambat"
"Apa aku tadi pingsan?" tanya Tae Eul.
"Hwanghu-mama tidak pingsan, tapi karena kondisi hwanghu-mama sangat lemah jadi kami akan merawat secara intensif. Stres berkepanjangan tidak diperbolehkan"
"Bisa kalian tinggalkan kami berdua?" tanya Tae Eul.
Tanpa banyak bicara, semua orang keluar dan hanya Lee Gon dan Tae Eul didalam kamar.
"Ada apa?"
"Tidak apa-apa. Apa kau terlalu banyak pikiran? Stres berlebihan bisa membuat kondisi buruk"
Tae Eul terdiam sambil berpikir.
"Entahlah, akhir-akhir ini perasaanku tidak enak. Terlalu banyak hal tidak penting yang terus mengganggu pikiranku"
Lee Gon meraih bubur dari Lady Noh yang sudah tidak hangat lagi.
"Jangan terlalu stres. Aku akan memberimu kejutan saat kondisimu sudah baik. Coba makanlah sedikit bubur ini, Noh sanggung yang membuatnya"
KAMU SEDANG MEMBACA
The King : Eternal Monarch (When it's fate, there are no coincidences)
FanficMelanjutkan kisah Lee Gon dan Tae Eul setelah Manpasikjeok kembali utuh