Sepulang dari Cheonan hanya untuk melaksanakan perintah dari Lee Gon untuk membeli kue kenari, Jo Yeong mengalami flu karena kelelahan dari perjalanan jauh.
Jo Yeong menghampiri Lee Gon di ruangannya untuk memberikan langsung kue kenari yang dipesannya.
"Yeong-i, istirahatlah beberapa hari. Biarkan Seok Hok Pil yang menggantikanmu sementara"
"Tak apa Pyeha, ini hanya flu biasa"
"Tidak. Kau harus istirahat di rumah. Aku takut kau menulariku" jawab Lee Gon santai.
Jo Yeong tak menyangka dengan jawaban Lee Gon. Dia tersenyum kesal, dalam hati ingin menjambak rambut Lee Gon.
"Ne, algesseumnida"
"Ada apa dengan jawabanmu? Kau kesal padaku? Ingin menjambak rambutku?"
"Jo Yeong tentu tidak berani memiliki pemikiran seperti itu" jawab Jo Yeong.
Kapten Jo benar-benar menahan emosinya. Seung Ah yang berpapasan dengan Jo Yeong di koridor Istana, melihat raut kesal di wajah kekasihnya itu.
"Ada apa Kapten Jo? Apa Pyeha menyuruhmu mencari sesuatu lagi? Biar aku bantu"
"Aniya. Aku hanya berpikir bagaimana jika dia bukan seorang Raja. Siapa yang mau berteman dengannya" wajah Jo Yeong masih menunjukkan raut kesal.
Seung Ah memukul pundak Jo Yeong.
"Tentu saja kau!"
Jo Yeong menghela nafasnya. Sekesal-kesalnya dia pada Lee Gon, tapi jika Lee Gon tak berada di area pengawasannya, dia sangat khawatir.
Tae Eul menghampiri Lee Gon di ruang kerjanya. Dia mulai bosan terkurung di Istana. Lee Gon benar-benar sangat protektif pada Tae Eul.
"Pyeha" Tae Eul membungkuk sambil tersenyum lembut.
Lee Gon melirik kearah Tae Eul dan tertawa. Dia melepas kacamata dan meletakan pena yang dia pegang.
"Apa yang kau minta kali ini?"
"Heol! Darimana kau tahu aku ingin sesuatu?"
"Menindasku saat bahagia, mengacuhkanku saat marah, dan menghormatiku saat meminta sesuatu. Itulah sifat asli dari seorang Jeong Tae Eul"
"Aku tidak seburuk itu" Tae Eul cemberut.
Lee Gon berjalan kearah Tae Eul.
"Kau ingin apa?" Lee Gon membelai pipi Tae Eul.
"Sebagai Ibu Negara aku tidak bisa hanya berdiam diri di Istana. Banyak tugas yang harus kulakukan"
"Tidak. Biarkan semua itu dilakukan PM Koo. Aku khawatir diluar akan berbahaya"
"Kau memberi jalan PM Koo untuk mendapatkan ambisi lamanya. Aku tahu bagaimana harus menjaga kehamilanku, seharusnya kau tak perlu khawatir dan mempercayaiku"
Lee Gon terdiam sejenak, dia merenung memikirkan semua perkataan Tae Eul. Wanita itu kini kesal dan pergi meninggalkan Lee Gon sendirian.
Tahun depan, Kerajaan Corea akan menjadi tuan rumah Asian Games. Besok perwakilan dari penyelenggaran Asian Games akan datang. PM Koo mengatur perjamuan di salah satu resort mewah milik keluarga Kerajaan.
Para atlet telah dipilih untuk menjadi anggota Tim Nasional sesuai cabang olahraga mereka. Mereka semua telah dilatih selama setahun lebih. PM Koo dan Menteri Olahraga sangat disibukkan dengan agenda ini.
"Sajikan teh pinus pada perjamuan nanti. Kita harus menunjukkan kekayaan alam milik Corea" kata PM Koo ke staffnya.
Teh pinus dibuat dengan jamur pinus dari pegunungan Baekdudaegan. Jika di Republik Korea, Gunung Baekdudaegan membentang dari Utara ke Korea Selatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The King : Eternal Monarch (When it's fate, there are no coincidences)
FanfictionMelanjutkan kisah Lee Gon dan Tae Eul setelah Manpasikjeok kembali utuh