Ep. 44

1K 143 124
                                    

Istana Kerajaan Corea sedang sibuk menerima kiriman karangan bunga. Seok Hok Pil bersama dengan Jangmi mengecek keamanan petugas pengiriman bunga. Lee Gon berdiri didekat kolam belakang Istana dengan kedua tangannya bersilang dibelakang.

Seekor burung terbang rendah diatas kolam, tak membuat tatapan Lee Gon berubah. Dia tetap melihat kolam itu dengan tatapan kosong. Lee Gon bisa terus dalam posisi seperti itu selama satu jam bahkan lebih jika Lady Noh tidak menghampirinya.

"Pyeha"

Lee Gon sedikit kaget mendengar suara Lady Noh dan tersadar dari lamunannya.

"Pyeha, aku sudah menyiapkan makanan untukmu. Makanlah meskipun hanya beberapa sendok"

"Bagaimana kondisi Ratu? Apakah dia sudah kembali ke kamar?"

"Hwanghu Mama masih berada di taman ditemani dengan Nona Seung Ah. Aku bisa meminta Seung Ah mengantar Ratu kemari"

"Tidak perlu. Biarkan saja. Aku akan menunggu disini"

"Ye Pyeha. Aku akan menyuruh pelayan membawakan makanan kemari" kata Lady Noh sebelum pergi

Lee Gon teringat dengan perkataan Pangeran Buyeong semalam.

"Itu sangat berbahaya. Pasien bisa mati kehabisan darah karena akan adanya dampak pendarahan jika bayinya merusak organ di sekitarnya"

"Hanya ada 2 pilihan, mengakhiri kehamilan atau mempertahankan bayi dengan risiko kematian bagi Ratu"

"Jika keajaiban datang, bayi itu bisa tumbuh sampai lahir, namun kelahiran bayi yang sangat cacat karena dengan prematur bahkan mati juga tidak dapat dihindari"

Lee Gon berpegangan pada tiang didekatnya. Rasanya dia tidak sanggup menopang dirinya sendiri. Jika saja dia tidak melihat pengawal dari jauh mengawasinya, mungkin dia sudah menjatuhkan dirinya ke lantai. Dia berusaha terlihat baik-baik saja meskipun hatinya kini sangat rapuh.

Seung Ah mengambil mantel dari pelayan yang mengikutinya dari belakang dan membantu memakaikan pada Tae Eul.

"Seung Ah?"

"Ye Hwanghu Mama"

"Kau tahu, saat pertama kali Kapten Jo bertemu denganku, dia sangat sinis. Dia terlihat seperti seorang pacar yang cemburu" senyum Tae Eul

"Dulu aku juga mengira Kapten Jo dan Pyeha mempunyai hubungan. Apalagi Pyeha belum pernah berpacaran dengan wanita manapun"

"Kapten Jo pernah berkata padaku bahwa aku dan pyeha tidak akan bisa bersama. Dunia kami berbeda"

"Apa? Kapten Jo berkata seperti itu? Apakah Raja tidak boleh menikahi rakyat biasa? Pikirannya memang sangat kuno, tak heran galeri fotonya hanya berisi foto pemandangan"

Tae Eul tersenyum kembali dan menyadari bahwa Jo Yeong merahasiakan dunia paralel dari wanita yang dia cintai.

"Tapi aku ingin berterimakasih kepada Kapten Jo karena telah menjaga Pyeha sejak mereka berdua masih kecil. Aku dengar ayah mereka adalah teman"

"Ye Hwanghu Mama, ayah Kapten Jo dan Raja Lee Ho berteman..."

"Se...Seung Ah, ayo kembali"

Tae Eul merasakan kembali nyeri di sekitar perutnya. Dia menahannya dengan harapan akan hilang dengan sendirinya, namun rasa sakit itu bukannya menghilang malah semakin bertambah.

Seung Ah membantu Tae Eul duduk di kursi roda dan mendorongnya. Tae Eul tidak sanggup berjalan dalam kondisi seperti saat ini. Rasanya dia ingin meringkuk sambil menangis menahan sakit sendirian.

The King : Eternal Monarch (When it's fate, there are no coincidences)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang