12~ Hawatir

551 56 16
                                    

Dengan cepat Mew dibaringkan di kasur Kayandra, hatinya mencelos melihat darah tak henti-hentinya menetes dari telapak tangan dan kaki.

"Ini tuan!"

Pelayan menyiapkan air hangat di baskom dengan kotak obat, Tay dengan mata berair tangan nya cepat membersihkan, terlebih luka nya lalu mengambil pelan beling yang menancap di telapak kaki.

"Shhh." bahkan dalam pingsannya si manis meringis kesakitan.

"Daddy, Mama" Kayandra terus berontak dalam gendongan Gulf.

"Sttt, tenanglah sayang." Gulf terus membujuk tapi anak kecil itu terus meronta ingin turun.

Tay berdiri mengambil Kayandra dengan cekatan langsung berpindah kegendongan sang daddy.

"Daddy.. Mama tenapa?" pipinya basah karena terus menangis.

"Doakan Mama cepat sembuh ya!" menahan isakan nya agar Kayandra tidak hawatir.

Tay memangku Kay mendekat ke arah Mew namun di hadang Lee.

Tay menoleh menatap tanya. "Jangan dulu, takut nanti menyakiti Kayandra." ujar Lee membuat Tay bingung.

Tay diam dengan Kayandra memeluk lehernya dan terus menangis. "Kay mau Mama, daddy" pintanya berkaca-kaca.

Kakinya melangkah mendekat, lagi-lagi Lee menahan lengan nya. Lee menggeleng kepala namun Tay tak memperdulikan nya.

Keadaan si manis belum selesai di bersihkan dan tubuhnya banyak bercak darah dibajunya, tadi terhenti karena mendengar putrinya terus menangis.
Kayandra didudukkan disamping Mew dan Tay kembali fokus mengobati kaki si manis memberinya perban dikaki dan tangannya.

Dengan sangat pelan dan telaten beling yg menancap ia ambil dengan sangat hati-hati takut si manis kesakitan, hatinya sangat sedih kenapa hal yg tidak diinginkan harus terulang kembali.
Seketika hatinya menghangat melihat Kayandra membaringkan tubuhnya di samping Mew dan memeluknya erat. Pengobatan nya selesai, tubuhnya ikut berbaring di sebelah kiri Mew lalu ikut memeluk juga.

Lee lebih dulu keluar dari kamar meninggalkan keluarga kecil Tay, Gulf yang melihat itu ikut keluar dengan hati yang membuncah penuh kekesalan oleh api cemburu.

"Lee." mengulurkan tangan nya mengajak Gulf berkenalan. "Gulf!" membalas uluran tangan nya.

"Saya dokter pribadi Mew." menjawab kebingungan Gulf. "Dan anda?" lanjutnya.

"Em- saya---"

Jeritan si manis didalam kamar menghentikkan ucapan nya. Keduanya langsung berlari kekamar melihat apa yang terjadi.

Dilihatnya Kayandra duduk diujung kasur menangis ketakutan melihat Mew berontak dan terus menjerit..

"Tolong gendong Kayandra!" pinta Tay menatap Gulf.

Dengan sangat panik Gulf cepat menggendong Kayandra.

Kayandra sangat shock melihat papanya dalam keadaan seperti itu, dua tahun lalu saat Mew seperti itu Kayandra masih dalam kandungan jadi tidak mengetahuinya dan ini pertamakali baginya.

"Mama.. Mama" terus berontak ingin menghampiri Mew. "Daddy. Mama" terus menangis.

Si manis di peluk erat agar lebih tenang namun saat mata tajamnya melihat wajah Gulf malah Mew semakin histeris. Mew pikir Gulf adalah bajingan yang dulu pernah memperkosanya.

"BAJINGAN,,,PERGIIIIIII,,,KUBUNUH KAU,,,SIALAN" berteriak dan berontak dalam dekapan Tay.

"Sayang tenanglah!" menangis, kali ini keadaan Mew lebih parah dibanding dulu hingga membuat Tay dan Lee dokternya kewalahan.

"Tay, kita ikat tangan dan kakinya." usul Lee mendapat tatapan tajam dari sang empu.

Mew menjambak rambutnya sendiri, memukul kuat kepalanya dan dadanya juga. "Sayang berhenti jangan sakitin diri kamu!" menahan kedua tangan Mew yang terkepal kuat.

Dan Kayandra terus menangis dalam gendongan Gulf, bahkan Gulf matanya berair melihat keadaan Mew yang sangat memprihatinkan.

"Tay, ayok kita lakukan sebelum menyakiti Kay dan kamu--"

"DIAM" bentak Tay, "itu sama saja aku memberinya rasa sakit" menatap tajam kearah Lee kemudian mengalihkan tatapannya pada Mew. "Istriku tidak gila, dia hanya traumanya kembali." ucapnya dengan isakan. "Tolong jangan menyuruhku seperti itu terus." menempelkan keningnya dengan Mew yang terus menjerit.

"Mama. Mama!" Kayandra terus memanggil Mew merasa hawatir pada papanya.

"Tolong bawa Kay kesini" titah Tay dengan tatapan sendu.

"Apa kau gila, ingin membuat putrimu terluka" teriak Lee.

"Tutup mulutmu dan pergi darisini!" marah Tay.

Gulf yang bingung dan serba salah terpaksa menurut memberikan Kay pada Tay.

"Tay, tolong!" ucap Lee pelan.

Kayandra duduk disamping Mew yang terus histeris dan berontak. "Sayang tenanglah, lihat Kayandra anak kita!" ucap Tay sendu.

"BAJINGAN PERGI." Teriak Mew kembali.

Lee merasa hawatir pada Kayandra takut diamuk Mew, mencoba mendekat namun mendapat tatapan tajam oleh Tay.

Ide nya habis, Tay melepas pelukan pada Mew dengan satu tarikan membuka baju kemejanya dan baju si manis.

"Keluar!" titah Tay pada Lee dan Gulf.

Keduanya saling pandang setelah itu keluar terutama Gulf dengan memasang wajah kesal. Dan Tay masih sempat-sempatnya menyuruh mereka keluar dalam keadaan seperti itu. Tentu saja Tay tidak mau tubuh istrinya terlihat oleh orang lain terutama oleh Gulf.

Mew dipeluk kembali dalam keadaan keduanya telanjang dada, Tay sengaja melakukan itu agar kulit mereka menempel untuk memberinya kehangatan dan kenyamanan. Itu terapi yang ia tau agar si manis lebih tenang.

Si manis sedikit lebih tenang, jeritan dan berontaknya terhenti. "Kakak!" lirih Mew.

Tay menghela napas lega tersenyum senang menatap lekat Mew. "Iya sayang ini kakak."

"Mama. Mama!" panggil Kay senang.

Menoleh kearah putrinya mengusap pipi Kayandra. "Maafin Mama!"

Cup

Wajah Mew basah penuh dengan kecupan dari Kayandra dan Tay, keduanya senang melihat Mew sudah lebih baik, semoga tidak terjadi lagi.

Lee tersenyum senang mengintip dari balik pintu menatap ketiganya yang saling berpelukan, sedangkan Gulf memalingkan wajahnya kearah yang lain.

*

"Tolong, jangan siksa ayah dan bunda lagi.. Maafkan mereka" tangis nya memohon ampun.

Cuih

Meludah tepat ke wajah cantiknya..

"Gara-gara ayah cacat mu itu sekarang aku jadi kehilangan adikmu dan anakku, sialan" teriaknya lantang.

"Aku istrimu, jangan ganggu adikku lagi, biarkan ia tenang"

Teriakan menggema di ruangan gelap karena jambakan kuat di rambutnya oleh suaminya sendiri.

"Adikmu akan menjadi milikku dan kau harus terima itu." ucapnya penuh penekanan.

Melepas jambakan pada rambut istrinya berlalu pergi mencari kesenangan di luar sana di tempat keramaian yg penuh dengan jalang dan minuman.

"Ayah, bunda, maafkan putrimu ini!" menatap sedih tubuh tak berdaya kedua orang tua nya.

"Dek, maafkan kakak sayang, tak bisa menjagamu saat itu."

Rasa penyesalan itu selalu menghantuinya selama tiga tahun lamanya..


Tbc...

KAYANDRA || GulfMew S1 & S2 HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang