51~ KAYANDRA (S2)

354 40 15
                                    


Saat tiba dikantor, Gulf dikejutkan dengan suara tangis Mew ditelpon, dia mengatakan anak sulungnya diculik.

Dengan sisa kewarasan Gulf pulang mengendari mobil full kecepatan tidak memperdulikan keselamatan sendiri yang terpenting baginya bisa cepat sampai dirumah.

Saat tiba dirumah disambut dengan tangisan sang istri dan juga Zia. Disana juga ada Bright dan keponakan nya.

Gulf hampir tidak bisa mengimbnagi Mew, dia sampai kewalahan menangani sang istri yang tidak berhenti meraung sampai tidak sadarkan diri.

Sekarang Mew dalam keadaan pingsan, Gulf sedikit lega setidaknya Mew tidak kembali histeris dan menangis, dia yakin Mew pasti lelah.

"Maafkan aku, Mew" batin Gulf.

Sudah setengah jam dia belum sadarkan diri, Gulf sangat hawatir dengan kesehatan istrinya, dalam diamnya dia menahan tangis hanya saja berusaha agar terlihat tegar.

Dan Tio sudah menceritakan semua kejadian sebelum Kayandra dibawa beberapa pria besar berbaju hitam, mobil yang mereka tumpangi dicegat orang yang tidak dikenal.

Gulf begitu setia mendampingi Mew disisinya, dia usap pipi tirus itu, dia sisir helaian rambut yang menghalangi kening wajah cantiknya.

Disudut mata bengkak itu terdapat jejak air mata, seketika wajah sendu Gulf berubah garang, dia berjanji akan menemukan segera pelakunya, dia berjanji akan membunuh siapapun yang mengganggu kebahagian mereka.

Pintu kamar terbuka lebar, disana Bright dan Zia dalam gendongan lelaki itu dan keponakannya mereka masuk bersamaan ke kamarnya.

Gulf hanya fokus memperhatikan Mew tidak berniat untuk menoleh sedikitpun.

"Saya mau bawa Zia pulang"

Tangan Gulf yang membelai pipi Mew terhenti ketika mendengar suara Bright.

"Apa maksudmu?"

"Saya akan membawanya pulang ke rumahku, disini dia tidak aman" suara Bright yang terdengar sinis membuat Gulf emosi.

"Ini rumah nya dan orang tuanya pun tinggal disini jadi kau tidak berhak membawanya tanpa ijin kami" ucap Gulf, tanpa berniat memalingkan wajahnya dari Mew.

Terdengar decakan dengan jelas ditelinga Gulf yang berasal dari Bright.

"Siapa kau berhak mengaturku?"

Gulf langsung bangkit dari duduknya, berbalik menghadap mereka.

Dengan sorot tajam dan wajah merah padam menatap Bright dan menyeringai.

"Kau lupa statusku dengan Mew? Akan ku perjelas sekali lagi. Saya dan Mew menikah yang memiliki dua anak yaitu Kayandra dan Alziana. Itu berarti dua anak itu adalah anakku juga, apa kau paham?"

"KAU---"

"SAYA BUKAN ANAKMU. Kau hanya menikah dengan Mama bukan menjadi ayahku. Berhenti untuk mengaku-ngaku jadi ayahku, saya muak mendengarnya" pekik Zia, setelah mengatakan itu Zia berlari keluar.

Dengan gigih Gulf mengatakan pada Bright, setelah itu dijatuhkan dengan pengakuan putranya, tubuh Gulf seakan mudah kapan saja dihantam batu, ucapan Zia mampu menghancurkan kepercayaan diri nya.

Sebesar itu Zia membencinya? Dia pikir sudah menjadi sosok yang baik menjadi seorang ayah, semua perhatian yang dilakukan nya apa tidak cukup untuk meyakinkan dan merobohkan keraguan putra bungsunya itu?

Jadi dia gagal?

"Kau dengar itu? Dia bahkan sangat membencimu, kau boleh berbangga hati karena bisa mendapatkan hati Mew, tapi kau harus sadar Tuan Kanawut bahwa tidak mudah untuk kau mendapatkan perhatian anak kecil itu yang sudah bergantung padaku."

Dengan arogan penuh bangga Bright mengatakan itu pada Gulf, dia pun melangkah pergi.

"Dan satu lagi-" Bright berhenti melangkah diambang pintu, "ku pastikan kau tidak akan pernah mendapatkan hak menjadi ayahnya."

Wajah arogan itu ingin sekali Gulf melayangkan tinju, tapi jika ia lakukan dia yakin Zia akan semakin membencinya.

Keadaan kamar yang kedap suara itu pun menjadi hening setelah beberapa saat terdengar suara yang mampu membuat Gulf seperti dipukul seribu tinjuan. Zia masih membencinya, yang dikatakan Bright benar dia tidak akan mudah bahkan tidak mungkin mendapatkan hak menjadi ayahnya.

Dia pandangi wajah damai Mew yang masih tidak sadarkan diri, tidak terasa satu tetes jatuh dipipi.

"Gulf!"

"Apa yang kau lakukan dengan pria itu, Metawin?"

"Aku tidak tahu kalian saling kenal, dan bocah itu adalah anakmu" Win berusaha meyakinkan keponakan nya, dia tidak mau Gulf salah paham.

"Kau sudah melihatnya sekarang. Dan berhentilah untuk berdekatan dengan nya mulai saat ini"

"Aku tidak bisa"

Mata Gulf menyorot tajam dengan gertakan gigi menatap geram pada Win saat mendengar ucapan nya.

"Apa yang kau katakan. Kau tidak berempati pada saudaramu sendiri?"

"Apa dia lelaki yang kau ceritakan sebelumnya yang menjadi boomerang dikehidupan pernikahanmu?" Win malah bertanya.

"Sekarang kau sudah tahu, dan apa yang akan kau lakukan? Apa kau akan tetap bersamanya dan berada dipihaknya?"

Win berjalan mendekati Gulf dan menepuk bahunya.

"Tentusaja aku ada dipihakmu. Aku akan membantumu" ucap Win, sorot mata nya tidak lepas dari Mew yang berbaring diatas kasur.

"Dia cukup bagus, pantas saja Bright tergila-gila dengan nya" Win menepuk kembali bahu Gulf, kaki kurusnya melangkah pergi.

Gulf semakin geram ketika mendengar sepupunya mengocehkan nama lelaki itu. Ditambah kedekatan mereka.

"Umm well,, kau harus menemukan segera anak gadismu itu sebelum Bright. Aku dengar anak bungsumu akan memaafkanmu jika kau bisa menemukan nya lebih dulu"

"Ini kesempatan bagus untukmu Gulf, buktikan kau ayah yang bisa diandalkan. Buat anak itu tidak meragukanmu lagi."

"Kau harus berusaha. Traipipatanapong tidak pernah mengecewakan."

Setelah panjang lebar berbicara padanya Win pun berlalu dari kamar itu.

"Ya Tuhan, mengapa dunia ini serasa sempit sekali" monolog Win.

Gulf duduk kembali disamping Mew menggenggam tangan nya dan tidak berhenti mengecupnya.

"Apa ini saatnya Mew? Tolong doakan aku agar bisa memenuhi harapan anak itu." satu tetes mengalir membasahi tangan Mew yang digenggamnya.



Holaa guysss, maaf yang masih setia nunggu up Kayandra.. Kalian bener2 sabar banget nunggu ini story hihiiii.. Makasih guyss masih nunggu dan mau baca.
See u next time🔥🌼💪

KAYANDRA || GulfMew S1 & S2 HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang