36~ KAYANDRA (S2)

418 56 19
                                    

Hari ini Gulf dan Mew melakukan fitting baju untuk hari sakral mereka yang sudah ditentukan satu minggu lagi. Disana bukan hanya ada Gulf Mew tapi juga ada Kay dan juga si bungsu Zia.

Mereka melakukan pengukuran untuk baju yang akan mereka kenakan nanti diacara special, Gulf ingin di hari sakral nanti terlihat gagah juga tampan, katanya tidak ingin mempermalukan Mew karena telah memilihnya.

Sekarang giliran Kay melakukan sesi pengukuran dan Mew sedang berada diruang ganti.

Hawa mencekam terasa menusuk dikulit Gulf padahal ruangan terasa sejuk dengan empat AC besar disetiap sudut ruangan itu. Untuk pertama kalinya dalam hidup Gulf merasa gugup duduk bersampingan dengan seorang bocah.

Diliriknya kesamping dimana Zia terfokus dengan sebuah game yang sedang digandrungi anak muda jaman sekarang, dilihat dari sudut mata elang Gulf anak bungsu Mew snagat piawai memainkan permainan itu padahal usianya masih terbilang sangat muda.

Dan tunggu!! Wajahnya yang sangat mirip Tay vihokratana mendiang suami calon istrinya.
Sudah sepuluh menit keduanya duduk bersampingan dalam keheningan tanpa ada yang memulai pembicaraan, Gulf yang notabennya CEO pemilik perusahaan hampir setiap hari melakukan meeting entah bersama karyawan atau kolega bisnisnya, namun entah kenapa hari ini seperti mati kutu, semua tidak ada ide pembahasan.

"Sejak kapan mulai mengenal Mama." matanya fokus mengamati benda mati yang digenggamnya mengikuti gambar yang bergerak dibenda pipih itu.

Gulf langsung menoleh sedikit tersentak karena Zia mulai bersuara, yah walaupun pertanyaannya seperti orang dewasa.

Gulf sedikit berdehem mengontrol kegugupannya sebelum menjawab pertanyaan bocah itu dan disaat itulah Zia sekilas menoleh kearahnya dengan raut datar.

"Saya sudah tujuh tahun mulai mengenal Mama kalian."

Gulf masih mempertahankan pandangannya pada Zia untuk mendapatkan tanggapan namun anak itu seperti acuh. Gulf rasa Zia yang berada disampingnya sekarang berbeda dengan Zia pertama kali mereka bertemu, bahkan perbedaan itu 180°, sangat jauh.

Sampai dua menit terlewat kini Zia kembali bersuara.

"Terus terang aku tidak menyukaimu jadi tolong jangan mencoba untuk sok akrab denganku."

Apa katanya? Gulf tersentak dengan penuturan anak bungsu calonnya, terdengar dewasa perkata yang disampaikan. Apa perdulinya, untuk saat ini hanya dengan Mew mau menikah dengannya Gulf sudah bersyukur, lagipula Kayandra sudah memberi restu, urusan Zia biar ia pikirkan nanti setelah mereka sah.

"Apa saya boleh tau alasan kenapa kamu tidak menyukaiku."

Gulf melihat jelas anak itu berdecih lalu menghentikan permainan game nya, bahkan wajah kesal Zia sekarang sedang menghadapnya.

"Itu pertanyaan yang sangat mudah dijawab," anak itu menyeringai, Gulf bergidik ditatap tajam oleh anak kecil bahkan usia mereka terpaut sangat jauh, "Aku sudah memiliki daddy sendiri, dan tolong jangan sok baik dihadapanku dan lebih baik anda mundur karena kau tidak akan bisa bersama Mama karena aku tidak memberi ijin."

Gulf mendesis saat Zia bangkit dari duduknya padahal sudah bersiap untuk menjawabnya, bahkan tinggi tubuh anak itu saja berbeda jauh dengannya tapi kenapa prilaku anak itu seperti orang dewasa.

Gulf tidak berusaha menghentikan atau pun mengejar kepergian Zia, lagi pula anak itu yang memintanya jangan sok akrab, kalo anak itu hilang apa perdulinya, siapa suruh bersikap arogan dihadapannya.

Hum!! Tapi tunggu!! Ia tetap harus bersikap baik pada calonnya bukan? Yeah sikap berpura-pura baik tidak apa demi mengambil hati Zia si keras kepala dan angkuh itu, kalo dipikir-pikir kenapa Zia dan Kay sifatnya berbeda? Ah sudahlah lebih baik ia mengejar calon anak sambungnya sebelum pergi menjauh dan ada yang menculiknya.

Baru beberapa meter berlari mengejar Zia namun tubuh Gulf sudah basah dengan peluh. Kemana anak itu pergi, kenapa tidak menemukannya.

Gulf sedikit berjongkok merasakan tubuhnya sangat lelah dan capek, maklum faktor u😔
Entah kemana anak itu perginya.

"Ankel.."

Gulf langsung menegakan tubuhnya lalu berbalik dan disana sudah ada Kay Mew dan juga.... Zia.
Kenapa bisa anak itu berada bersama keduanya.

Mew berjalan maju mendekat kearah Gulf sedikit menjauh dari kedua anaknya, ia tidak ingin yang dibicarakan ketahuan oleh dua anaknya.

"Kamu darimana saja, kenapa meninggalkan Zia sendirian."

"Aa-aku tadi...

"Zia sampai ketakutan bahkan sambil menangis berlari padaku karena anda tinggal sendirian, anda sudah dewasa tapi tidak bisa bertanggung jawab kah sedikit saja..

"Mew! Aku tadi..

"Anda tidak sopan padahal saya belum selesai berbicara, lebih baik kita putuskan hubungan..

Gulf segera memotong ucapan Mew, tentusaja ia tidak ingin mendengar lanjutannya, jangan sampai ucapan putus pertunangan terlontar dari bibir ranum calonnya.

"Iya iya aku salah, aku minta maaf, tadi aku pergi karena mendapatkan sebuah panggilan, aku mengajak Zia tadi tapi anakmu tidak mau ikut." Gulf terpaksa berbohong,
Semua karena ulah Zia, andai saja anak itu tidak mulai duluan, Gulf sampai tidak percaya Zia akan melakukan itu.

"Tapi kamu bisa kan mengangkat panggilan itu tetap berada ditempat dan jangan pergi darisana."

"Hei sayang, itu sebuah panggilan penting dan ditempat tadi aku tidak mendapatkan sinyal." 

Tanpa sadar wajah Mew mengeluarkan semburat alami dipipinya karena panggilan Gulf barusaja. Kepalanya langsung menunduk namun sial Gulf sudah melihatnya.

Gulf melihat sedikit kebelakang tubuh Mew dimana Zia disana berdiri angkuh dengan wajah santai seperti mengatakan 'permainan akan dimulai'.

Apa Gulf juga harus mulai memainkan sebuah permainan? Yang benar saja ia akan melawan anak kecil sekarang. Tapi jika ia diam saja Gulf yakin Zia anak kecil itu akan melakukan sesuatu. Yeah! Gulf harus mulai memainkan permainan, apa perdulinya jika lawan nya sekarang anak kecil.

Gulf berjalan mendekat mengikis jarak diantara mereka, Mew yang belum sempat melangkah mundur langsung Gulf tahan pinggang rampingnya oleh rangkulan tangan besarnya.

Gulf sengaja melakukan itu untuk menunjukan pada Zia kalo kehadirannya sangat berbahaya, dan ia akan maju untuk mengiyakan ajuan Zia yang mengajaknya melakukan peperangan untuk bisa tetap berada bersama Mew.

Bibir Gulf mendekat ditelinga Mew bahkan ujung bibirnya ia sengaja menempelkan didaun telinga si manis. Terlihat jelas disana tangan Zia mengepal. Gulf bersemangat melakukan aksinya.

"Jangan terlalu sering marah-marah urat halus diwajahmu tidak baik jika terlihat dihari pernikahan kita nanti." Mew menggeliat saat sentuhan bibir tebal Gulf menyentuh telinganya dan deru nafas yang menghembus terasa hangat menyapu leher jenjangnya.

Zia calon anak tiri yang.... Sulit menerima bapak baru ygy🤭

Jangan lupa vote🦋

KAYANDRA || GulfMew S1 & S2 HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang