Chapter 2 : Oktavia Prima

516 29 0
                                    

"Aku si gadis biasa yang
hanya bisa memendam rasa"
-Nayana Refania-

-----------------------------------------------------------------

Sesampainya Nayana disekolah ia langsung berpamitan kepada Adrian. Setelah melihat anak gadisnya itu berjalan memasuki area sekolah, Adrian langsung bergegas menuju ke tempat temannya yang katanya baru datang tadi pagi dari kota Medan.

"Duh kelas gue yang mana ya? Mana telat lagi. Gasempet nyari kelas kan gue ah" bingung Nayana karena semua lorong sekolah yang ia lalui sudah sepi dan kegiatan belajar mengajar sudah berlangsung.

"Tumben di gerbang Pak satpam nya gaada. Sarapan kali ya? Kalo dia tau bisa abis gue gak masuk pelajaran pertama pagi ini" gumam nya dengan mata yang menyapu pandangan nya ke arah kelas di lorong itu.

Setelah menyusuri lorong sekolah cukup lama akhirnya ia menemukan ruangan kelas nya. Dari arah luar kelas Nayana bisa melihat teman-temannya duduk manis di kursi mereka. Gadis itu sangat gugup karena ini hari pertama ia duduk di kelas 3. Ingin masuk ke dalam tapi tak berani. Saat ia masih mengumpulkan nyali didepan pintu kelas, tiba-tiba terdengar suara seseorang yang sangat Nayana kenali.

"Nayana! Kenapa tidak masuk kelas? Malah diem didepan pintu lagi" tanya bu Rosa heran. Ia bingung kenapa sewaktu ia menjelaskan materi, pandangan murid nya malah ke arah pintu bukan papan tulis, ternyata ada seseorang disini.

"Hehe saya takut Bu mau masuk ntar ganggu ibu lagi ngajar" ucap Nayana sambil memegang erat tali ransel nya yang berwarna hitam itu. Ia gugup takut dimarahin oleh Bu Rosa. Pasalnya Bu Rosa ini kalau sudah marah bukan memberi hukuman, tetapi mengurangi nilai murid nya. Selalu saja seperti itu dari dulu, sudah paham betul Nayana melihatnya.

"Kamu sih kenapa bisa terlambat? Ini hari pertama masuk sekolah Nayana" ucap Bu Rosa. Karena setau dia, rumah Nayana ke sekolah tidak terlalu jauh. Kurang lebih hanya 10 menit.

"Iya Bu soalnya tadi perut saya gabisa diajak kompromi. Jadi ya saya kompromi dulu sama dia baru ke sekolah Bu" ucap Nayana seraya tersenyum memamerkan deretan gigi nya yang tersusun rapi itu.

"Sudah-sudah ,sana masuk. Karena ini hari pertama sekolah saya maklumi" ucap Bu Rosa tak mau ambil pusing. Toh bukan Nayana saja yang terlambat sebelumnya banyak murid-murid yang sama seperti gadis itu.

"Makasih ibu. Makin cantik deh lama ga ketemu. Alis ibu tumben rata bu" ucap Nayana tertawa terbahak-bahak sambil berlari masuk ke dalam kelas.

"Huhh anak itu, bisa aja bikin saya darah tinggi pagi-pagi. Untung mood saya lagi bagus pagi ini" kata Bu Rosa sambil merapikan poni nya ke belakang telinga. Ia pun kembali ke dalam kelas dan melanjutkan kegiatan belajar mengajar pagi itu.

"Semua pandangannya kembali kedepan. Kita sambung pelajaran yang tadi" ucap Bu Rosa yang langsung mencatat materi di papan tulis.

"Lo kok bisa telat sih? Bangun kesiangan pasti nih" ucap Okta yang diangguki cepat Nayana. Karena tak mau ambil pusing Nayana iyakan saja apa kata Okta.

"Gue cape banget nyari kelas ga nemu nemu. Gue pikir dibawah eh malah dilantai tiga anjir. Pantes pas gue liat liat muka nya asing semua tadi" jelas Nayana yang didengar kan baik oleh Okta.

"Lo juga kenapa ga WA gue tanya kelas dimana. Gue kan pagi uda dateng jadi bisa kabarin lo" sahut Okta.

"Mana kepikiran gue, mikir nyampe sekolah cepet aja gue. Gasempet buka hp juga" sesi curhat pagi ini diawali dengan alasan telat. Nayana bisa saja datang lebih awal, tetapi memang sudah kebiasaan Adrian mengantar si bungsu terlebih dahulu, baru Fahrezi kemudian Nayana. Mau tak mau ia jadi datang terlambat.

INSECURE (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang