“Ini bukan sih?” gumam Nayana ragu.
Saat ini ia sedang berdiri dihadapan sebuah rumah besar berlantai 3 yang didominasi warna coklat tua itu.“Kalo dari alamat nya sih iya”. Nayana mencoba melangkah yakin lebih dekat untuk menuju gerbang yang menjulang tinggi didepannya. Saat ia masih mencoba mencocokkan rumah itu, suara seseorang memecahkan fokusnya.
“Maaf dek, cari siapa?” kata seorang bapak tua berpakaian serba hitam yang muncul dari dalam rumah itu.
“Eumm ini rumah nya Darren ya pak?” tanya Nayana ragu-ragu.
Seseorang itu bukannya menjawab malah menatap Nayana dengan pandangan mencurigakan. “Pak?” tanya Nayana lagi.
“Maaf, kalau tidak berkepentingan dilarang masuk”. Lelaki tua itu pergi dari hadapan Nayana, ia hendak menutup gerbang yang menjulang tinggi tadi.
“Tapi pak saya temennya Darren” cegah Nayana. Ia menyerobot masuk kedalam rumah itu. Tak perduli dengan tatapan tajam lelaki tua tadi.
“Tidak mungkin dek. Tuan Darren sudah dewasa, mana mungkin punya temen bocah SMP seperti kamu. Silahkan pergi sebelum saya usir” katanya dengan nada tak ramah.
“Gak percayaan banget” dumel Nayana. Ia mencoba menelepon Darren lewat ponsel pintarnya tapi nihil tak ada jawaban.
“Itu mobil Darren kok” gumam Nayana saat ia tak sengaja melihat salah satu mobil putih terparkir rapi di dalam sana. Itu mobil Darren yang mengantar Nayana pulang kemarin.
“Silahkan keluar, saya tidak bercanda”
“Tapi pak saya-”
“Loh Nayana?” kata Della tiba-tiba muncul dibelakang mereka. Ia sedang menyiram bunga tadi, tak sengaja melihat seorang gadis kecil yang sepertinya sedang adu mulut dengan salah satu pekerja dirumahnya.
“Tante aku penting ga? Kok gak boleh masuk? Kata bapak ini yang gak penting gaboleh masuk. Aku penting kan Tante?” kata Nayana seperti mengadu kepada mamanya.
“Penting dong sayang. Kenapa gak dikasih masuk pak? Dia tamu saya” kata Della sepertinya marah dengan lelaki tua tadi.
Satpam itupun sepertinya terkejut dengan apa yang diucapkan oleh majikannya itu. “Ma-maaf Nyonya, saya pikir adek ini-”
“Yuk sayang masuk. Kita makan siang, Tante baru selesai masak loh” potong Della mengajak Nayana menghiraukan satpam itu.
Nayana tersenyum manis. “Wah beneran? Pasti enak nih” sahut Nayana. Sejenak ia mencoba melirik satpam tadi yang sepertinya pucat pasi melihat kedekatannya dengan Della.
Gak percayaan sih, katanya dalam hati.
“Assalammualaikum” kata mereka berbarengan.
“Bi tolong siapkan semua makanan tadi ya. Ada tamu spesial nih” kata Della melirik Nayana sembari tersenyum lebar.
“Baik Nyonya” jawab salah satu pelayan dirumah itu.
“Kita ke halaman belakang dulu yuk sayang. Tante punya banyak tanaman langka loh. Kamu mau lihat?” tawar Della.
“Boleh Tante” sahut Nayana.
Mereka pun sampai di tempat perkarangan bunga yang Della bilang tadi. Terdapat banyak bunga-bunga cantik tersusun rapi disana. Dari yang besar hingga kecil, disusun sejajar sesuai warnanya.
“Cantik banget Tante” kagum gadis itu.
“Makasih sayang. Ini Tante yang design loh” kata Della bangga.
“Tante keren” jawab Nayana seraya mengacungkan kedua jempol nya dihadapan Della.
Mereka tertawa bersama. Della mengenalkan Nayana kepada bunga-bunga kesayangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
INSECURE (On Going)
Teen FictionIni tentang gadis yang menjadi pengagum rahasia seorang lelaki bertahun-tahun lamanya. Tak ada satupun orang yang tau akan perasaan nya termasuk teman dekatnya. Seorang gadis biasa yang hanya bisa memendam rasa. Nayana Refania ,gadis yang jauh dar...