Chapter 34 : He's from the past

157 9 1
                                    

"Jika hidup adalah sebuah buku, maka bertemu denganmu adalah bab favoriteku"
-Nayana.R-

_______________________________________

Sore itu di cafe bernuansa putih tulang dengan beberapa ornamen kayu yang terdapat di dalamnya, seorang gadis cantik tengah duduk sendirian menatap kosong kearah depan dengan earphone putih ditelinga kirinya. Ia melipat kedua tangannya diatas meja, sesekali bersenandung kecil mengikuti alunan musik yang diputarnya.

“Misi mba, matcha lattenya” kata seorang waiters wanita dengan sebuah nampan yang berisi 2 minuman dengan warna berbeda. Ia meletakkan minuman berwarna hijau kecoklatan itu.

Okta mengernyitkan dahinya. “Saya pesennya iced americano mba bukan matcha latte”

“Eh, maaf ya mba. Ini iced americano nya mba” ia meletakkan minuman dingin itu dihadapan Okta. Diambilnya kembali minuman berwarna hijau kecoklatan itu keatas nampannya.

Gadis itu tersenyum “Iya mba gapapa”.

“Duh yang mana ya?” gumam pelayan itu. Matanya menyapu seluruh area outdoor disana. Mencoba bertanya ke beberapa meja yang ternyata bukan pesanan dari mereka. Sampai tiba kembali di dekat meja milik Okta ia memberhentikan langkahnya. Seperti sedang berpikir.

Okta yang melihat itu sontak memperhatikan gerak-gerik gadis didepannya ini. Ia terlihat sangat kebingungan. Wajahnya cemas bukan main.

“Eum, mba?”

“Eh iya mba, kenapa?” katanya sedikit terkejut. Ia buru-buru menghampiri Okta.

Okta melirik sebentar kearah minuman diatas nampan itu. “Kalo gaada yang punya buat saya aja mbak, boleh?”

“Serius mba?” tanya nya tak percaya.

Gadis cantik itu mengangguk seraya tersenyum kecil. Tak disangka, raut wajah ketakutan tadi mulai menghilang digantikan dengan senyum mengembang milik pelayan bertopi itu. Diletakkannya minuman hijau kecoklatan itu didepan Okta.

“Makasih banyak ya mba! Saya pegawai baru mba, masih magang jadi kadang masih bingung sama sistem disini. Ntar kalo saya kedalem masih bawa pesenan customer, saya yang kena omel mba. Takut dibilang gak becus kerja. Makasih banyak ya mba, makasih” ucapnya sungguh-sungguh sambil sesekali membungkuk kecil seraya memeluk nampannya.

Okta terdiam. Tak ia sangka hal sekecil itu ternyata sangat membantu orang lain. Ia tersenyum haru mendengarnya. “Ini mba buat bayar minuman tadi, kembaliannya mba pegang aja” ucap gadis itu tulus. Walaupun ia masih sekolah dan masih bergantung kepada orang tuanya, Okta sangat peduli terhadap orang lain. Siapa sangka gadis yang terkenal cuek itu ternyata memiliki hati yang sangat tulus.

“Serius mbaa??! Sekali lagi makasih banyak ya mba, makasihh!!”

“Iyaa mbaa sama-sama” kata Okta sembari menyesap matcha lattenya. Sudah lama rasanya ia tak minum matcha. Padahal dari dulu ini adalah minuman favorite Okta.

“Permisi, mbak? Matcha latte saya mana ya? Saya dari toilet tadi” ucap seorang lelaki berhoodie putih yang tiba-tiba datang dari arah belakang.

“Loh? Mas yang pesen? Bentar ya mas, saya kedalem dulu buat-”

“Kamu?”
“Lo?!

Lelaki itu tersenyum miring. “Gausah mba, saya minum yang ini aja” lelaki berhoodie putih itu mengambil minuman hijau yang berada diatas meja Okta. Ia menarik kursi kebelakang dan mengambil posisi duduk dihadapan gadis cantik itu.

“Boleh kan? Ntar aku ganti” ucap lelaki itu menunjuk minuman tadi.

Bukan! Bukan masalah ganti mengganti. Pasalnya minuman itu sudah diminum Okta, walaupun sedikit. Tapi tetap saja! Mereka satu sedotan yang sama?

INSECURE (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang