Chapter 5 : Keluarga Harmonis

251 18 2
                                    

           “Terkadang kita menemukan
       saudara di orang yang tak sedarah”
                        -Satria Mahendra-

--------------------------------------------------

“Itu artinya kisah kalian belum berakhir malam itu. Semesta punya rencana buat kalian berdua” jelas Nayana. Ia hanya bisa mengucapkan itu. Tak bisa dipungkiri ia sangat senang mendengar nya. Setidaknya rasa rindu Okta sedikit berkurang sekarang.

Okta yang mendengar itu tak merespon apapun. Ia sibuk melamun memikirkan mengapa harus bertemu Rayan disaat seperti ini? Disaat Okta tak ingin pusing dengan dunia percintaan sekarang. Apakah harapan itu masih ada? Ia harap ini hanya rasa sementara karena lama tak bertemu dengan masa lalu nya itu. Ia takut harapan untuk kembali bersama Rayan muncul lagi seperti saat ia masih mengharapkan lelaki itu.

“Woyyy gue lagi ngomong juga” teriak Nayana sengaja mengagetkan Okta. Ia tau apa yang Okta pikirkan saat ini.

Nayana juga ngerti, bagaimana rasanya tidak mau berharap kedua kalinya dengan orang yang sama. Walaupun ia tak punya kisah cinta, tetapi ia paham betul seperti apa rasanya. Ia banyak belajar dari cerita wattpad yang ia baca. Beragam kisah ada disana. Walaupun tak merasakan nya secara langsung, setidaknya dia tau apa yang harus ia lakukan jika ia berada diposisi Okta sekarang.

“Gue harus gimana Nay?” pasrah Okta.

“Saran gue jangan terlalu maksain diri lo. Sekali-kali denger apa kata hati lo. Kadang otak lo maksa harus move on dari dia, tapi hati lo nolak itu semua. Gue yakin dihati kecil lo masih ada Rayan disana” kata Nayana berusaha meyakinkan Okta. Ia tahu selama ini Okta masih sering memikirkan tentang Rayan, membaca kembali chat mereka dulu semasa masih bersama.

Okta termenung sejenak. Benar kata Nayana. Ia tidak boleh terlalu memaksa dirinya untuk move on sekeras ini. Toh ia juga tersiksa dengan apa yang ia lakukan sekarang. Perlahan pasti bisa. Okta yakin itu.

“Yuk lah balik Ta. Mendung nih bentar lagi hujan pasti” ajak Nayana. Ia tak mau terjebak hujan seperti kemarin yang membuat nya tak bisa pulang dan berakhir dengan meratapi nasibnya.

“Mendung belum tentu hujan Na” kata Okta.

“Single belum tentu kesepian Ta” sambung Nayana.

“Tapi yang kesepian udah pasti single Na” kata Okta lagi. Nayana yang mendengar itupun sontak tertawa diikuti dengan tawa Okta.

Setelah menghabiskan makanan mereka dan membayar nya kekasir, Nayana dan Okta segera pergi dari Cafe itu. Okta pulang diantar dengan teman cowoknya yang kebetulan lewat saat itu. Nayana pulang naik angkutan umum seperti biasanya. Ia tak seperti Okta yang mempunyai banyak teman diluar sekolah. Itu sebabnya ia ingin menjadi gadis yang mandiri.

Sesampainya Nayana dirumah, ia melihat Adrian yang sedang mencuci mobil sore itu. Ditemani dengan Arga yang asik memainkan busa sabun ditangannya.

“Papa tumben nyuci mobil sendiri, biasanya ketempat nya langsung Pa” ucap Nayana yang muncul tiba-tiba disamping Adrian.

“Lagi pengen Papa. Kamu kok sore banget pulang nya, abis dari mana?” tanya Adrian. Yang ia tau Nayana tak suka keluyuran jika pulang sekolah, ia lebih memilih tidur sampai sore sehabis pulang.

“Tadi Nay ke Cafe depan sekolah Pa sama Okta, biasa anak muda” kata Nayana.

“Adek basah semua itu bajunya. Ntar dimarahin Mama kamu” sambung Nayana yang melihat Arga sedang meletakkan busa sabun dibajunya hingga dipenuhi buih.

“Adek uda bilang Mama kak. Abis ini mau mandi juga” jawab Arga yang masih fokus dengan kegiatannya itu.

“Terserah kamu deh. Jangan lama-lama, ntar masuk angin” kata Nayana sambil berjalan masuk kedalam rumah.

INSECURE (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang